Jonathan, Clicker Game dan Auto Clicker

Ada jenis video game yang namanya clicker game, atau disebut juga incremental game. Di game ini, pemain sekedar menekan tombol (atau mengklik mouse, atau mentap layar) untuk mendapatkan poin atau koin (atau in-game currency apapun). Ini merupakan penyederhanaan dari banyak game, yang sebenarnya ya hanya klik-klik saja. Kenapa nggak disederhanakan, tap atau klik apapun dapat koin?

Game sejenis ini bisa dimainkan dengan mudah dengan “auto clicker”, yang akan mengotomasi proses mengklik tombolnya. Auto clicker ini bisa berupa hardware atau software yang mensimulasikan keyboard/mouse. Bagi sebagian orang, ini tidak menyenangkan, dan bagi sebagian orang ini sangat menyenangkan.

Cell To Singularity

Jonathan menemukan game gratis di Steam namanya Cell To Singularity. Ketika memainkan game ini, dia jadi sering asal-asalan menekan tombol keyboard. Saya bilang: kalau kamu melakukan itu terus, keyboardnya akan cepat rusak. Akhirnya saya bilang: kalau kamu nggak bisa setup auto clicker, kamu nggak boleh main game ini.

Lanjutkan membaca “Jonathan, Clicker Game dan Auto Clicker”

Joshua dan Jonathan memprogram dengan Scratch

Ini sekedar catatan kehidupan, sebulan terakhir ini Joshua (sudah hampir 7 tahun) sedang senang sekali memprogram dengan Scratch (seperti dibahas Risna di posting ini). Semangatnya ini sekarang ditularkan juga ke Jonathan.

Tadinya Joshua tidak pernah mau menyimpan program buatannya di komputer lokal, tapi sekitar awal bulan ini (tanggal 6 Mei) saya membuatkan account Scratch online. Kami pergi ke Bangkok Seminggu (selama libur tidak memprogram Scratch), dan dua hari yang lalu saya cek ternyata dia sudah menshare 45 Project. Ketika saya menuliskan ini, dia sudah menshare 71 project.

Gaya belajar Joshua adalah belajar mandiri, tidak mau diajari. Dia membaca sendiri buku Scratch dan melihat video di Youtube. Dia akan merewind video berkali-kali jika masih belum paham bagian tertentu.

Belajar dengan membaca sendiri
Lanjutkan membaca “Joshua dan Jonathan memprogram dengan Scratch”

Mengenal Minecraft (untuk orang tua)

Salah satu kerjaan iseng saya baru-baru ini adalah mensetup server Minecraft untuk anak-anak anggota Ikatan Alumni Informatika ITB (IAIF). Ternyata bahkan di kalangan lulusan Informatika, banyak orang tua yang masih belum paham Minecraft, jadi akan saya coba jelaskan di tulisan ini.

Menu Minecraft (Java Edition)

Sebagai informasi: sebenarnya server Minecraft ini hanyalah kegiatan pertama Klub Anak-anak IAIF. Tujuan utama adalah untuk bermain dan belajar bagi anak-anak alumni ITB. Semoga denga ini bukan hanya orang tuanya yang berteman, tapi anak-anak juga.

Informasi tentang Minecraft bisa sangat panjang, di tulisan ini saya berusaha menjabarkan sesederhana mungkin, walau tidak 100% akurat.

Lanjutkan membaca “Mengenal Minecraft (untuk orang tua)”

Star Trek: Voyager

Selama beberapa Minggu terakhir ini, saya dah Jonathan menonton serial Star Trek di Netflix. Ini merupakan serial lama yang dulu tayang di tahun 1995-2001. Serial ini tayang setelah Star Trek: The Next Generation (1987 – 1994).

Serial lama ini saya tonton bersama Jonathan karena saat ini tidak banyak film serial yang:

  • Ceritanya menarik untuk anak-anak tapi juga orang dewasa
  • Memiliki pesan moral yang baik
  • Cukup bersih (tidak terlalu banyak adegan kekerasan atau seksual)

Star Trek the Original Series sudah terlalu tua dan special effectnya terlihat aneh (seperti mainan). Star Trek Voyager yang dibuat di tahun 90an memiliki special effect yang bagus dan tidak terlalu berbeda dengan berbagai film baru saat ini.

Poster Voyager
Lanjutkan membaca “Star Trek: Voyager”

Nintendo Labo

Sejak beberapa minggu lalu Joshua minta dibelikan Nintendo Labo. Ini merupakan mainan untuk Nintendo Switch, bentuknya berupa kertas karton, stiker, dan karet yang bisa dibentuk menjadi sesuatu. Secara spesifik, Joshua minta kit pertama: Variety Kit. Karena bulan lalu sudah dibelikan Mario Kart Live, maka permintaan ini tidak langsung saya kabulkan

Seperti sudah diceritakan Risna, bahwa kami ada keperluan ke Bangkok, dan sebagai anak kecil, Joshua merasa bosan dan capek. Jadi di hari terakhir saya beri tahu bahwa saya akan belikan Nintendo Labo ini untuknya.

Saya sendiri sebenarnya sangat tertarik membeli Nintendo Labo dari ketika diluncurkan 3 tahun yang lalu, tapi saya sadar bahwa Jonathan kurang tertarik menyusun seperti ini, dan Joshua masih terlalu kecil.

Lanjutkan membaca “Nintendo Labo”

Ulang Tahun Joshua ke (2×3)

Hari ini adalah ulang tahun Joshua yang ke-6. Sekarang ini Joshua sedang suka matematika, termasuk memfaktorkan bilangan, itu alasannya judul blognya seperti ini.

Walaupun memiliki banyak kosakata, Joshua sampai saat ini masih memiliki kesulitan dalam berkomunikasi untuk mengekspresikan dirinya. Tapi karena Joshua memiliki banyak kelebihan lain jadi kami tidak terlalu khawatir. Di posting ini, daripada bercerita mengenai detail kepribadiannya, saya ingin bercerita mengenai hal yang baru dia pelajari dan dia sukai saat ini.

Faktor bilangan dan sifat assosiatif perkalian

Jika Joshua tertarik sesuatu, dia akan mengulangi hal tersebut berkali-kali. Contohnya: dia menghapalkan perkalian 1×1 sampai 12×12 sejak beberapa tahun lalu. Dia juga memahami bahwa multiplication adalah penjumlahan berulang. Waktu dia menyadari ini, sering bikin saya bingung, misalnya lagi menikmati kopi, dia tiba-tiba datang dan menanyakan: papa, what is 6+6+6+6+6. Karena sedang santai, kadang tidak langsung menghitung berapa kali dia mengucapkan “six”. Jadi saya harus langsung konsentrasi (atau kadang harus nanya lagi: how many sixes?), terus dia akan bilang: “correct 5 x 6 equals 30”.

Baru-baru ini dia iseng lagi memakai Microsoft Math, dia suka memasukkan bilangan dan mendapatkan faktornya. Seperti ini contohnya:

Meski sudah bisa perkalian dari 1×1 sampai 12×12, dia masih selalu menolak kalau saya ajari algoritma “long multiplication” agar dapat mengalikan bilangan yang lebih besar. Tiap kali saya mulai menjelaskan, langsung dia hapus lagi papan tulisnya. Karena memang belum saatnya dia belajar itu, ya tidak saya paksa.

Lanjutkan membaca “Ulang Tahun Joshua ke (2×3)”

Joshua dan Minecraft

Posting ini tentang kelucuan Joshua dan Jonathan main Minecraft bareng. Ini sekedar catatan jejak kehidupan, supaya nggak lupa di masa depan. Karena mamanya nggak main Minecraft, jadi saya yang nulis cerita perkembangan Joshua yang ini.

Joshua sekarang baru 5.5 tahun, tapi sudah bisa membaca/menulis/mengetik, berhitung (penjumlahan, pengurangan, perkalian sampai 12×12), walau kemampuan komunikasinya sampai saat ini masih kurang. Joshua sekarang ini juga sangat iseng/jahil dalam banyak hal. Sekarang Jonathan sudah 10 tahun, tapi masih cukup sabar bermain dengan Joshua.

Sudah lama Joshua suka main minecraft dan pernah ditulis sekilas waktu ulang tahunnya. Walaupun tidak main setiap hari, tapi Joshua suka melihat video minecraft dan melihat Jonathan main, jadi ilmu minecraftnya makin berkembang. Dia mulai bisa membuat redstone circuit, misalnya clock generator (mekanisme yang outputnya on/off secara periodik).

Beberapa hari yang lalu, saya mengaktifkan kembali server minecraft di rumah, dan saya pindahkan datanya ke Raspberry Pi, jadi tidak akan terganggu kalau saya harus restart komputer. Modenya saya set agar siapa saja jadi operator, alias bisa melakukan apa saja. Biasanya kami main di creative mode di mode ini kami bisa sekedar membuat apa saja, tidak bisa mati.

Di mode ini kadang Joshua manis sekali, misalnya membuatkan saya Shulker Box dengan tulisan “Lunchbox” dan diisi Cookie, Bread, Cake, dan Apel. Lalu dia memberi tahu bahwa kita bisa memakan cookienya.

Tapi akhir-akhir ini Joshua sering iseng, dia membuat mode game Jonathan atau saya jadi survival lalu datang dan membunuh karakter kami. Kalau saya biarkan berdua main, lucu sekali melihat lognya di server. Joshua sudah bisa mengetik dan menggunakan autocomplete (dengan tab) jadi bisa mengetik dengan cukup cepat.

Lanjutkan membaca “Joshua dan Minecraft”