BlackBerry 10

Besok, RIM akan merilis Blackberry 10, smartphone terbaru dengan sistem operasi baru (BB10). Sistem operasi baru ini benar-benar berbeda dari yang sebelumnya berbasis Java (disebut BBOS), dan lebih mendekati iOS dan Android. Walaupun terbilang telat, saya sangat berharap OS baru ini bisa sukses. Menurut saya, secara hardware dan software, ponsel yang akan dirilis RIM ini sudah sangat bagus. Kalau dilihat dari hardwarenya:

  • Layarnya sudah retina display, seperti iOS (dan beberapa HP Android kelas atas)
  • Punya slot microSD, jadi kapasitasnya bisa ditambah, tidak perlu memikirkan kapasitas
  • Punya konektor micro HDMI, tidak perlu beli aksesori ekstra seperti di iOS
  • Kameranya bagus (8 Mp belakang dan 2 Mp depan), bisa merekam 1080p
  • Baterenya bisa diganti, cocok untuk orang yang ingin membawa batere cadangan
  • Koneksinya lengkap (semua band + LTE), Wifi (a/b/g/n), Bluetooth 4.0, NFC

Saya sudah mencicipi kemampuan hardware Blackberry karena sudah mendapatkan Dev Alpha B, device khusus untuk developer untuk mengembangkan aplikasi BB10 sebelum waktunya launching.

Dari sisi software, mereka tidak lagi peduli dengan software untuk blackberry lama (tidak jalan di BB10). Semua softwarenya dari level OS-nya baru.

  • Meski device pertama hanya memakai touchscreen (tanpa keyboard), tapi keyboard virtualnya sangat bagus. Saya sudah mencoba berbagai keyboard virtual di berbagai platform (iOS, Nokia, Android, termasuk beberapa keyboard alternatif seperti Swype), dan menurut saya dibanding yang lain, keyboard BB10 yang paling bagus.
  • Browsernya amat sangat bagus, bahkan mendukung konten Adobe flash. Flash hanya diaktifkan jika terdeteksi bahwa website memakai flash secara ekstensif, jadi tidak akan menghabiskan batere karena flash tidak akan ditampilkan jika website sekedar memakainya untuk iklan. Andaikan tidak suka, flash juga bisa dimatikan.
  • Ada BlackBerry hub untuk menyatukan semua bentuk komunikasi (BBM, Email, SMS, Facebook, Twitter, dsb).
  • Multitasking sejati.
  • Saat ini saya belum mencoba (karena belum diaktifkan di dev alpha), tapi mereka juga berusaha mengejar ketertinggalan. Ada asisten seperti SIRI, peta dengan turn by turn navigation dan 3D view.

Menurut saya, BB10 ini punya banyak harapan sukses, beberapa faktor yang bisa membantu kesuksesannya:

  • Pengguna BlackBerry BBOS masih sangat banyak, 70 juta orang masih berlangganan BBM. Sebagian besar orang lembam, tidak mau berpindah ke merk lain yang tidak mereka kenal. Jadi ada harapan bahwa sebagian besar pengguna ini akan beralih ke BB10.
  • Dua pemain terbesar adalah iOS dan Android, tapi sebagian orang malas berpihak pada iOS dan Android, dan ingin sistem operasi yang lain. Sekarang ini OS alternatif yang ada di pasaran belum banyak: Windows (masih kurang sukses), BADA (masih kurang sukses), Symbian (sudah akan dihentikan sebentar lagi). Jika harga ponsel BB10 ini tidak terlalu mahal, maka persaingannya adalah dengan Android.

Tapi tentunya ada juga beberapa hal yang mungkin menghalangi kesuksesannya:

  • Beberapa aplikasi mungkin tidak akan pernah ada di BB10, misalnya Skype (karena dimiliki Microsoft). Tapi semoga saya salah dan RIM bisa bernegosiasi dengan Microsoft. Update Saya salah, ternyata Skype, Kindle dan banyak aplikasi lain akan ada di BB10 :).
  • Beberapa aplikasi mungkin akan lama baru akan diporting ke BB10, karena mereka menunggu dulu apakah bakal sukses atau tidak. Ini bisa jadi seperti ayam dan telur: BB10 butuh aplikasi tertentu supaya sukses, tapi aplikasi tertentu cuma akan ada versi BB10-nya jika BB10 sukses.
  • Mungkin orang sudah bosan dengan BlackBerry, dan RIM tidak bisa menghapus kesan bahwa BB itu lambat, multimedianya kurang bagus, dsb
  • Saat ini belum semua API disediakan oleh RIM (misalnya API untuk background processing), sehingga sulit untuk membuat aplikasi tertentu. Semoga RIM tidak berlambat-lambat mengimplementasikan fungsionalitas penting di OS-nya.

Semoga sukses BB10, kami (saya dan Risna) sangat menunggu peluncurannya pada 30 Januari 2013, 10 pagi Eastern Standard Time, alias 30 Januari 2013 jam 9 malam WIB/ICT.

Menulis program Alkitab, dulu dan sekarang

Di posting ini saya ingin sedikit bernostalgia membuat program Alkitab di device Nokia 3650 yang sangat terbatas, sampai device terbaru Blackberry 10 yang sangat mudah. Isinya kebanyakan teknis pemrograman mengenai betapa sulitnya dulu membuat program Alkitab, dan betapa mudahnya sekarang membuat program Alkitab.

Warning: posting ini panjang sekali. Dan jika Anda bukan programmer, mungkin bisa dibaca singkat saja ke bagian akhir (penutup).

Lanjutkan membaca “Menulis program Alkitab, dulu dan sekarang”

Pindah hosting ke dedicated server

Cerita akhir 2011 lalu: pindah hosting ke csoft.net, tapi kecewa jadi Februari 2012 kemudian pindah kembali ke prgmr.com. Sebenarnya selama hampir setahun terakhir ini, saya tidak menemui masalah apa-apa di server VPS saya (walaupun di server VPS yang lain kadang ada cerita-cerita horor).

Setelah berkutat cukup lama mengoptimasi server memakai kombinasi nginx, lighttpd, dan apache, akhirnya saya merasa capek juga. Saya butuh server yang lebih baik (lebih banyak RAM dan disk spacenya). Dari proyek di kantor, saya menemukan ada hosting murah di Jerman, namanya Hetzner. Dengan 42 Euro, kita bisa mendapatkan dedicated server Core i7 2600 Quad Core ,dengan RAM 16 GB, dan disk 2 x 3 TB. Catatan: sebenarnya harganya 49 Euro termasuk PPN 19%, tapi karena saya tinggal di luar uni Eropa, maka pajak itu tidak belaku.

Lompatan dari hosting 25.6 USD ke 55.4 USD sepertinya terlalu jauh, dan saya belum butuh server sepowerful itu, jadi saya memakai fitur server bidding alias lelang server bekas. Saya dapat:  AMD Athlon(tm) 64 X2 Dual Core Processor 5600+, Ram 4GB, dan disk 2 x 500 GB dengan biaya 26 EURO (dan karena tanpa pajak jadi 21.85 EURO alias 28.8 USD). Artinya dengan cuma naik: 3.2 USD, saya dapat server yang jauh lebih baik.

Saya cek dengan smartmontools, harddisknya sepertinya tidak ada masalah walaupun servernya agak tua. Tapi demi keamanan, saya membuat backup di lokal, dan juga di Amazon S3 (dengan rule untuk memindahkan file-file lama ke Amazon Glacier). O iya, kemarin saya sempat memilih server yang spesifikasinya 1/2 dari itu dengan harga 24 EURO, dan setelah dicoba-coba, saya kurang puas. Ternyata jika kita langsung menukar servernya, maka tidak dikenai biaya apa-apa.

Dengan server yang lebih powerful, saya bisa enak menggunakan apache untuk semua hosting saya. Konfigurasinya lebih mudah dan cepat. Setup untuk backup pun jadi lebih mudah. Saya juga bisa memanfaatkan mod_pagespeed untuk mengoptimasi web saya.

Tahun ini saya juga memindahkan hampir semua domain ke namecheap. Sebelumnya saya menggunakan registrar godaddy, dan gandi.net, tapi akhirnya saya memindahkan ke satu tempat agar lebih mudah mengaturnya. Namecheap saya pilih karena: murah, fiturnya lengkap (misalnya ada fitur Dynamic DNS) dan mudah dipakai (setting DNS sangat mudah, dan refreshnya sangat cepat, juga ada shortcut untuk memakai Google Apps for your domain).

Kecepatan server Jerman sangat bagus di Chiang Mai, tapi karena agak khawatir dengan kecepatan di bagian dunia yang lain, maka beberapa hari terakhir ini, saya mulai menggunakan cloudflare, (edisi gratis) untuk beberapa domain saya. Cloudflare ini adalah CDN yang sangat mudah dipakai. Cloudflare akan meng-cache objek-objek statik di web, dan mendistribusikannya ke server-server mereka di berbagai penjuru dunia. Sejauh ini saya tidak menemui adanya masalah, dan akses situs saya sepertinya tambah cepat (ini subjektif, belum saya ukur dengan tools, tapi setidaknya tidak menjadi lebih lambat).

Game Puzzle Mesin Konstruksi

Jonathan suka sekali bermain puzzle di iPad dan Android. iPad ukurannya besar, dan  tablet Android yang kami miliki (Asus Transformer) juga sama besarnya. Biasanya kami membawa-bawa Playbook ke mana-mana untuk hiburan Jonathan, tapi mainan puzzle anak-anak kurang banyak di Playbook. Jadi saya memutuskan untuk membuatkan game puzzle untuk Jonathan sekaligus aplikasinya dijual.

Tema yang dipilih untuk puzzle pertama ini adalah mesin konstruksi (construction machines). Salah satu alasannya karena Jonathan suka dengan mobil-mobil mainan konstruksinya yang berwarna kuning.

Game ini sudah dirilis di Blackberry Appworld. Mungkin di masa depan akan dirilis di Ipad dan Android. Versi lite (5 Puzzle) bisa di dapat di sini dan versi fullnya (20 Puzzle) bisa dibeli di sini.

Untuk Anda yang memakai desktop dengan browser yang mendukung Flash, Anda bisa melihat demonya (versi lite di): http://yohan.es/demo/construction-puzzle/ Harap sedikit sabar, karena file SWF utamanya 3 mb.

Sebelum membahas mengenai detail implementasinya, saya berikan dulu gambaran mengenai aplikasinya. Berikut ini halaman awalnya. Di sini pengguna bisa langsung menunjuk gambar puzzle yang ingin diselesaikan.

IMG_00000130

Puzzlenya beberapa jenis. Misalnya yang standar seperti puzzle biasa seperti ini:

IMG_00000145

Sebagian sedikit lebih sulit karena tidak menampilkan garis:

IMG_00000148

 

Sebagian hanya melengkapi bagian kendaraan saja:

IMG_00000112

 

Dan sebagian melengkapi bentuk dalam sebuah scene:

IMG_00000136

Gambar-gambar puzzle ini dibeli dari VectorStock. Harga sebuah vektor di VectorStock bervariasi. Untuk standard license, sebagian besar biayanya 1 USD per file (satu file bisa cuma satu gambar, bisa juga banyak gambar), dan tidak boleh digunakan di aplikasi yang dijual (aplikasi gratis boleh, website boleh). Untuk expanded license yang mengijinkan penggunaan gambar untuk produk komersial, harganya mulai dari 25 USD per file.

Saya membeli dua file expanded license untuk aplikasi ini. Biaya VectorStock ini sangat murah dibandingkan situs lain dan hal ini membuat sebagian designer/artist kesal karena VectorStock ini membuat mereka sulit bersaing dengan situs lain. Sebagai developer, saya merasa harga ini cukup fair. File yang rumit dihargai lebih mahal di VectorStock.

Untuk masalah kode program, saya menggunakan haxenme yang baru saya pelajari baru-baru ini. Haxe memungkinkan pembuatan program cross platform dari satu source code. Game ini sebenarnya jalan di Android dan iPad (juga di browser), tapi masih butuh sedikit polesan supaya sesuai dengan ukuran layar Android  dan iPad.

Secara algoritma, game puzzle yang dibuat ini sangat sederhana, yang memakan waktu adalah membuat konten puzzlenya. Puzzle dirancang menggunakan inkscape oleh saya dan Risna. Untuk memudahkan pemotongan gambar, saya menulis program dalam Python yang akan melakukan pemotongan gambar secara otomatis (berdasarkan properti objek di inkscape). Dengan tools yang sudah saya rancang, rencananya kami akan merilis lagi beberapa aplikasi puzzle dengan tema yang berbeda-beda.

Jonathan menjadi tester utama kami. Dia sudah sangat lancar memainkan berbagai jenis puzzle di tablet lain dan semua puzzle ini bisa dimainkan oleh Jonathan. Jonathan juga menemukan beberapa bug kecil yang sudah saya perbaiki. Namanya saya cantumkan di bagian about sebagai tester Smile

register

Semoga puzzle-puzzle berikutnya bisa segera menyusul.

Bongkar pasang

Posting ini sekedar sebagai pengingat saja, mengenai hal-hal yang berhubungan dengan hardware yang saya lakukan akhir-akhir ini.

Mulai dari yang sederhana, mengganti batere Chronos ez430 yang voltasenya sudah dibawah 3 Volt (setelah di bawah 3 volt, jamnya tidak stabil, terkadang akan reset).

Sudah lama membeli modul bluetooth serial port ini, tapi belum pernah ditest. Beberapa hari yang lalu punya niat dan waktu untuk mengetesnya:

Testingnya menggunakan Bus Pirate



Menambahkan serial port ke DNS-320

Lanjutkan membaca “Bongkar pasang”

Konyolnya para fanboy

Kalo menurut wikipedia, fanboy/girl:

Fanboy is a term used to describe a male who is highly devoted and biased in opinion towards a single subject or hobby within a given field. Fanboy-ism is often prevalent in a field of products, brands or universe of characters where very few competitors (or enemies in fiction, such as comics) exist.

Saat ini saya batasi saja pada fanboy di bidang IT, atau singkatnya orang yang cinta mati merk atau perusahaan tertentu. Apa yang dilakukan perusahaan tersebut dibela mati-matian, meskipun jelas-jelas salah. Mungkin saat ini yang paling banyak ditemui: Fanboy Apple, fanboy iOS, fanboy Android. Yang lain juga ada, tapi (saat ini) nggak sebanyak itu.

Beberapa yang “lucu” (konyol) yang saya temui akhir-akhir ini misalnya, saya membaca komplain seseorang tentang Apple: iOS sekarang sering error dalam hal penggunaan space oleh “other”. Beberapa orang “marah” dan “membego-begoin” penulis blog itu: kan tinggal restore aja. Di sini terlihat bahwa fanboy ini mereka tidak mengakui bahwa itu masalah serius, mereka juga tidak menyadari jika kapasitas devicenya besar, bisa butuh waktu beberapa jam untuk me-restore datanya. Sebagian lagi menyarankan: datang aja ke Genius Bar di apple store. Orang itupun ke sana, dan hasilnya: tetap sama saja. Dan akhirnya dia harus memecahkan persoalannya sendiri dengan software pihak ketiga. Dan anehnya lagi, tidak ada orang yang berkomentar di situ (atau di diskusi hackernews) yang menyarankan penggunaan software phonedisk/iexplorer untuk memperbaiki masalahnya.

Atau kelucuan lain adalah pembela Apple, yang mati-matian membela keputusan Apple menggunakan peta baru di iOS. Sampai-sampai bilang: Google Maps juga ada salahnya. Lucunya, sampai mengambil contoh yang mengada-ada bahwa Google menyarankan Anda untuk berjalan di atas air. Padahal Google menyarankan beberapa route untuk berjalan, dan yang paling cepat adalah berjalan plus mengambil jalur ferry (tapi opsi: berjalan saja juga, kalau mau 33 jam). Kelemahan yang relatif kecil ini tidak bisa dibandingkan dengan Apple yang mencantumkan tanda “Rumah Sakit” di toko dealer Ford dan di Dollar Store. Andaikan Anda dalam keadaan setengah darurat (misal kecelakaan kecil memakai alat berat, yang tidak perlu sampai memanggil ambulans), Anda menanyakan peta rumah sakit terdekat di peta Apple, lalu ketemunya dealer mobil, apakah Anda tidak kesal? Untuk darurat yang lebih penting, dan Anda sedang di dalam kota, sebaiknya Anda menelpon nomor darurat dan menunggu ambulance.

Pasti peta Apple akan membaik, tapi pertanyaan pentingnya adalah: apakah Anda mau dijadikan kelinci percobaan dan membela mati-matian? Lebih baik ikut mengkritik supaya Apple mendengar keluhan penggunaanya dan cepat memperbaikinya.

Dua contoh tersebut kebetulan saja Apple, sebenarnya banyak juga “kelucuan-kelucuan” lain dari fans Android, tapi karena kebetulan saja sekarang ini Apple baru merilis iOS6 dan iPhone 5, maka dua contoh itu yang baru saya temui. Beberapa kekonyolan kedua belah pihak adalah merasa satu fitur tidak ada di device yang lain, atau merasa yang satu meniru yang lain, karena mereka tidak mengenal device yang lain. Misalnya dulu ada yang memuji “wah cerdas nih apple, kalau mengetik password, karakternya muncul sebentar, terus berubah jadi bulet hitam, jadi bisa kelihatan masukin passwordnya bener apa nggak, nggak seperti device lain yang cuma munculin bintang-bintang”, mereka tidak tahu bahwa fitur itu sudah ada di Nokia sejak beberapa tahun sebelumnya.

Saya sendiri dulu hampir “ngefans banget produk Apple”. Sejak tahun 2005 saya sudah memakai iBook, dan setelah itu beralih ke MacBook. iPod juga punya. Bahkan seluruh workstation di kantor saya sekarang memakai produk Apple karena saya yang menyarankan. Pertama kali memakai produk Apple, komentar saya adalah: produknya indah, layanannya juga bagus sekali (beberapa kali ada masalah, langsung diganti), sistem operasinya berbasis UNIX, tapi tidak perlu diutak-atik seperti memakai Linux. Oh iya bahkan tahun 1994-an, sebelum orang mulai ngefans Apple, saya juga memakai Apple ][/e yang sudah kuno sekali.

Tapi lama-lama saya juga menemukan banyak kelemahan memakai berbagai produk Apple. Ribuan foto yang sempat saya masukkan ke iPhoto, ternyata membuat iPhoto menjadi lambat dan bahkan terkadang error. Membuat slide yang sederhana dan indah mudah dilakukan dengan keynote, tapi jika harus dishare ke orang lain, export ke ppt tidak selalu lancar. Banyak package command line tidak berjalan dengan baik, terutama setiap kali ada update OS (banyak package MacPorts yang tidak jalan, harus menunggu patch). Aplikasi Numbers bagus untuk membuat sheet sederhana, tapi banyak fitur (misalnya pivot) sampai sekarang masih belum ada. Kompilasi program juga lebih lambat di bandingkan Linux. Secara teknis, filesystem Mac secara umum ketinggalan jaman dibanding filesystem yang dimiliki Linux, hasilnya: manipulasi file dalam jumlah banyak akan terasa lambat. Dan masih banyak lagi keluhan besar dan kecil lainnya.

Hardware yang tidak bisa “dioprek” juga membuat saya semakin malas menggunakan produk Apple. Saya sudah pernah mengganti sendiri harddisk Macbook Pro, harddisk iMac (seri tahun 2007) juga sudah pernah saya ganti. Dua-duanya tidak mudah, untuk MacBook pro perlu membuka 27 baut. Mengganti batere iPod Nano juga pernah saya lakukan .Tapi produk-produk Apple terbaru semuanya tidak bisa diganti/diperbaiki sendiri.

Pernah juga saya memakai hp Android. Cukup suka dan sangat customizable, tapi itu kadang yang membuat saya menghabiskan waktu terlalu banyak mengoprek HP. Sebagai orang yang lebih sering di kantor dan di rumah, saya sadari bahwa saya tidak terlalu butuh membawa smartphone yang terlalu pintar. Sekarang saya hanya memakai BlackBerry, itupun jarang saya sentuh (chat BBM menggunakan tinycontroller di desktop), jadi sekarang saya tidak memakai Android ataupun iPhone.

Meski dengan keluhan mengenai Apple, sampai sekarang, saya masih tetap memakai iMac di kantor. Saya tetap membelikan iPad 3 untuk anak saya, dan mungkin akan segera membeli iPod Touch terbaru. Tapi saya masih menghindari membeli macbook baru, dan iphone. Tapi saya juga tetap memakai Windows dan Linux di rumah, memakai tablet Blackberry PlayBook, dan tetap memakai tablet Android. Menurut saya nggak ada gunanya ngefans buta produk tertentu. Produk akan berlalu dengan cepat, bahkan perusahaan yang besar juga bisa berlalu dalam waktu belasan atau puluhan tahun. Apa yang cocok untuk saat ini, ya pakailah produk itu (misalnya: saat ini lebih banyak aplikasi edukasi di iPad dibanding Android).

Bagi anak saya: iPad atau Android sama saja, yang penting ada permainannya

Kartu Kredit Virtual

Sejak sampai Chiang Mai, kami belum memiliki kartu kredit fisik di Thailand, tapi kami menggunakan kartu kredit virtual dari bank Kasikorn. Baru ditulis sekarang karena tadi baru sadar bahwa ini belum pernah diposting di sini.

Setelah mendaftarkan e-banking di kasikorn, saya bisa login ke websitenya, dan dari sana saya bisa mengajukan aplikasi kartu kredit virtual. Tidak perlu mengisi form apa-apa, dan bisa jadi dalam waktu 1-2 hari. Kartu kredit virtual ini seperti kartu kredit biasa, punya nomor, punya expiration date, punya nomor CVV. Tapi kita tidak diberi kartu fisik, jadi tidak bisa digunakan untuk belanja offline. Saya coba kartu kredit virtual ini tidak pernah ditolak di situs manapun (Paypal, Air Asia, Amazon, dsb).

Setelah melakukan transaksi online menggunakan nomor kartu kredit ini, saya akan dikirimi email mengenai transaksi tersebut, jadi sekiranya nomor kartu kredit dibobol, saya langsung bisa tahu. Sejak transaksi dilakukan, kita diberi 3 hari untuk menolak/dispute transaksi tersebut. Jika tidak ada dispute, maka otomatis uang dari rekening bank kita akan didebit sejumlah transaksi (tidak ada biaya apa-apa). Karena semua otomatis, maka tidak perlu takut lupa membayar kartu kredit sebelum batas waktu. Dari informasi di websitenya, bahkan setelah didebit pun, kita masih bisa mengajukan dispute (tapi prosesnya akan lebih lama).

Kepraktisan kartu kredit virtual ini adalah: limit bisa diubah sesuka kita (sampai sejumlah saldo tabungan kita) kapan saja. Jadi bisa saya set supaya sehari-hari limitnya sangat rendah, dan ketika akan membeli tiket (biasanya Air Asia), limitnya saya set supaya lebih tinggi (dan setelah itu limitnya bisa dikembalikan lagi). Kita juga bisa mematikan nomor kartu secara online dan meminta nomor kartu baru (misalnya kita takut setelah bertransaksi dengan situs yang agak mencurigakan, tapi benar-benar perlu melakukan transaksi itu).

Kartu kredit ini juga tidak bisa hilang secara fisik. Sebagai pengguna, saya bisa menghapalkan nomornya, atau melihat di website setiap kali akan melakukan transaksi. Untuk keamanan, nomor ini tidak ditampilkan, dan untuk melihatnya perlu login dan perlu OTP via SMS.

Ah andaikan saja semua bank menyediakan fasilitas semacam ini.