Cerita Gadget (4): Portable Audio/MP3 Player

Gadget pertama yang saya miliki yang bisa memutar MP3 adalah Siemens SL45i, ponsel pertama dengan memory card dan MP3 player. Waktu membeli itu, memori yang diberikan hanya 32Mb, dan dengan mengencode dengan bitrate rendah, saya bisa memasukkan sekitar 20 lagu. Setelah itu saya sudah mencoba dan masih menggunakan beberapa device lain untuk memainkan audio. Beberapa yang sudah saya coba adalah iPod Nano (1st Generation), iPod Touch (2nd Generation), beberapa PDA (iPAQ 1940, Thera AudioVox, Palm Tungsten E), Aneka ponsel (Nokia 3650, E61, 5800, 9300, dll), serta beberapa MP3 player selain iPod (Netac A100, Apacer).

Siemens SL45

Saya sendiri bukan Audiophile, jadi saya tidak terlalu mempermasalahkan kualitas suara, asalkan tidak ada noise yang terasa. Selain untuk mendengarkan musik, saya kadang juga mendengarkan audiobook (tapi tetap lebih suka membaca dibanding mendengar).

Inilah catatan mengenai audio player berdasarkan pengalaman:

  1. Ternyata saya tidak terlalu suka mendengarkan banyak lagu, jadi MP3 player berkapasitas besar kurang berguna bagi saya. Sebagian MP3 player bisa digunakan untuk memutar video atau menyimpan data (sebagai USB disk). Jadi kadang kapasitas yang besar juga tidak apa-apa dimiliki, karena bisa digunakan untuk tujuan lain
  2. Sekarang waktu untuk mendengarkan audio bagi saya tidak banyak. Ketika bekerja, lebih enak sunyi, selain itu lebih banyak waktu digunakan untuk ngobrol dengan Risna. Dalam kasus saya, lebih enak membiarkan lagu di harddisk rumah untuk diputar melaui speaker.
  3. Faktor penting dalam memilih audio player adalah navigasinya. Dalam hal ini iPod memang sangat nyaman digunakan, memilih lagu bisa dilakukan sangat cepat.
  4. Untuk mendengarkan Audiobook, iPod sangat nyaman. Beberapa hal yang membuat nyaman adalah: bisa mengingat posisi terakhir kita mendengarkan, mudah melakukan seek ke posisi tertentu, bisa mundur 30 detik dengan cepat (iPod touch), bisa mempercepat dan memperlambat suara. Fitur memperlambat suara berguna jika ada pembicaraan terlalu cepat, sedangkan mempercepat suara bisa digunakan agar cepat selesai (awalnya memang sulit, tapi setelah terbiasa, rasanya mudah).
  5. Untuk PDA atau ponsel tertentu, biasanya ada software khusus untuk membaca audiobook (dengan fitur-fitur yang saya sebutkan).
  6. Audiobook bisa membantu dalam membaca. Misalnya Risna tadinya bermalasan menyelesaikan buku Harry Potter, tapi dengan membaca sambil mendengarkan ebook, dia bisa menyelesaikan harry poter dalam waktu singkat
  7. Teorinya jika Anda olahraga sendiri, memakai MP3 player akan bisa menambah semangat, tapi ternyata saya nggak suka olah raga sendiri 😀
  8. Jika sering mendengarkan musik, device khusus akan lebih nyaman dipakai, dibanding menggunakan ponsel, karena batere ponsel akan lebih cepat habis

Cerita Gadget (3): Headset Bluetooth

Teknologi bluetooth adalah teknologi untuk komunikasi, ada banyak implementasinya, dari mulai komunikasi antar ponsel, komunikasi ponsel/komputer dengan headset (headset bluetooth), komunikasi ponsel dengan komputer (misalnya sebagai modem), komunikasi mouse/keyboard dengan komputer/PDA, dan sebagainya. Sekarang saya hanya ingin membahas headset bluetooth saja.

Kami pernah membeli dua jenis headset bluetooth, yang pertama adalah headset stereo, dan yang kedua mono. Ketika apartemen yang kami tinggali masih sangat kecil, saya merasa terganggu memprogram jika istri saya memutar film di TV (yang diputar via PC). Salah satu solusi adalah membuat konektor yang panjang sekali ke tempat istri saya duduk, tapi solusi yang kami pilih adalah memakai headset bluetooth stereo untuk mendengarkan suara dari film.

Headset bluetooth juga sangat berguna ketika mengemudi. Dengan ponsel yang bisa mendial dengan suara, kita cukup menekan sebuah tombol untuk menelepon atau menerima telepon, sangat praktis dan aman. Headset bluetooth stereo enak digunakan untuk mendengarkan musik, tapi terlalu besar untuk dibawa-bawa. Headset mono lebih praktis dan mudah dibawa ke mana-mana. Masalah dengan headset bluetooth dibandingkan dengan versi kabel adalah bahwa Anda harus ingat untuk mencharge baterenya.

Catatan/Tips: Jika ingin membeli headset untuk mendengarkan musik, pilihlah yang memiliki profile A2DP, tanpa itu suara tidak akan stereo, dan kualitasnya rendah.

Cerita Gadget (2): Kamera Digital

Waktu pertama ingin pergi ke Singapore untuk Asia Open Source Symposium, saya meminjam kamera salah satu rekan kerja. Sejak itu saya ingin sekali punya kamera, karena akan sangat berguna untuk mengabadikan saat-saat berharga seperti itu (kali pertama keluar negeri, kali pertama berbicara di simposium, dsb). Sejauh ini kamera yang saya miliki/pernah miliki adalah kamera yang ada di aneka Handphone dan PDA, serta kamera digital Casio Exilim S2, Canon Powershot A400, Casio EX-Z75, dan Canon EOS D1000.

Pengalaman saya menunjukkan bahwa kamera HP berguna untuk menangkap momen ketika tidak ada kamera digital. Dibandingkan dengan kamera digital yang murah sekalipun, kamera HP masih memiliki banyak kekurangan. Kebanyakan kamera tidak memiliki optical zoom, gambar yang didapat kurang bagus di pencahayaan rendah (dan hasilnya kurang bagus dengan flash). Pada HP yang memiliki sistem operasi (Symbian, Windows Mobile) Kelemahan lainnya adalah biasanya lama sekali untuk memulai program kamera. Ada beberapa kamera di HP yang hasilnya bagus, dan bisa cepat digunakan, jadi Anda harus mengecek dulu supaya yakin (tapi pada umumnya kamera di HP memiliki kelemahan yang saya sebutkan). Sebagian HP juga memiliki bunyi yang tidak bisa dimatikan ketika kita mengambil gambar.

Meski gambarnya kurang bagus, kamera ponsel berguna untuk mencatat. Banyak yang bisa dicatat, dari mulai harga di supermarket, sampai barang apa saja yang masuk koper. Dengan software semacam evernote, kita bisa mengubah catatan menjadi bentuk yang bisa disearch. Dengan maraknya facebook, kamera di HP sangat berguna untuk menangkap momen dan mengirimkannya ke facebook, twitter atau yang lain.

Berdasarkan pengalaman:

  1. Punya kamera digital itu perlu. Dulu waktu jalan-jalan kali pertama dengan Risna ke Singapore, dokumentasinya cuma sedikit (dengan kamera Nokia 3650 yang terbatas).
  2. Kalau nggak punya hobi fotografi, ternyata beli DSLR itu nggak terlalu perlu. Tapi untungnya DSLR yang saya miliki sangat berguna untuk memfoto aneka motherboard PCB dengan resolusi tinggi.
  3. Jika punya kamera saku, sebaiknya yang benar-benar masuk saku. Jika terlalu besar, biasanya jadi malas membawanya.
  4. Sebagian kamera digital bisa diakses sebagai USB disk, praktis jika lupa membawa USB Disk. Sangat berguna juga sebagai card reader untuk mengakses media card (SD/MMC atau yg lain).Sebaiknya cari yang memakai kabel data mini USB, sehingga jika lupa, mudah mencari pinjaman.
  5. Jika jarang memakai kamera digital, sebaiknya membeli yang memakai batere AA/AAA, jadi jika tiba-tiba butuh, tidak perlu repot-repot charge, cukup beli batere baru
  6. Saya suka kamera digital yang memiliki fitur panorama, jadi bisa membantu menangkap pemandangan yang luas dengan menyambung beberapa jepretan

Cerita Gadget (1): GPS

Dulu waktu masih jadi mahasiswa, saya cukup puas dengan sebuah handphone (Siemens SL45) dan sebuah PDA (Palm Handspring Visor bekas). Pengen sih punya gadget-gadget yang lain, tapi waktu itu masih belum punya duit. Waktu saya S1 (sekitar tahun) 1998-2002, perkembangan gadget baru juga belum secepat sekarang. Sekarang semakin banyak gadget baru, dan harganya semakin murah, dan biasanya gadget versi sebelumnya (second hand) juga jauh lebih murah.

Sejak lulus S1 sampai sekarang, sudah banyak gadget yang dibeli dan dijual lagi. Meski sekarang masih ada juga keinginan membeli/menukar gadget baru, tapi sekarang sudah sedikit lebih bijaksana. Setidaknya sekarang saya sudah lebih tahu apa yang sebenarnya saya inginkan dan butuhkan. Bertambahnya pengetahuan saya mengenai sistem operasi, kernel, dan elektronika, saya juga semakin paham apa saja yang perlu dilihat dari sebuah device. Tapi ternyata yang paling penting ketika membeli sebuah device adalah pengetahuan mengenai diri Anda sendiri, mengenai sifat dan kebiasaan Anda.

Saya berencana untuk membuat tulisan berseri mengenai cerita/renungan gadget. Karena sekarang satu gadget bisa multi fungsi, saya bagi tulisannya berdasarkan fitur. Misalnya jika kita ingin bisa mengetahui posisi dengan teknologi GPS, kita bisa membeli unit GPS receiver mandiri (lengkap dengan layar), bisa membeli ponsel yang memiliki GPS receiver, atau membeli unit GPS receiver tanpa layar yang harus dihubungkan ke ponsel/komputer. Jika kita ingin kamera, kita bisa membeli ponsel berkamera, kamera saku, kamera DSLR, atau bahkan video recorder yang mendukung pengambilan gambar diam. Urutan pembahasannya tidak spesifik, tergantung sedang ingin menulis apa.

Lanjutkan membaca “Cerita Gadget (1): GPS”

Pertanyaan aneh lain

Ini saya mau menyambung tulisan saya tentang Hacking dan Reverse Engineering. Posting tersebut membahas beberapa jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan yang sifatnya agak advanced. Tapi saya masih dapet banyak pertanyaan dari pemula. Misalnya: “gimana sih caranya membongkar email yahoo/gmail/dsb?” atau “gimana caranya mendapatkan account/password YM/Gtalk/facebook/dsb punya orang lain?”, atau
gimana caranya dapetin IP orang lain, atau melacak lokasinya?”.

Sebelum menanyakan pertanyaan-pertanyaan semacam itu, cobalah berpikir logis: kalau Yahoo/Google/Microsoft atau perusahaan lain membiarkan ada lubang keamanan yang sangat besar sehingga siapapun bisa membajak account semua orang, apakah mereka tidak akan dituntut dan apakah orang-orang tetap mau menggunakan layanan mereka?.

Lanjutkan membaca “Pertanyaan aneh lain”

Aplikasi Toko Online dengan Google AppEngine

Ceritanya Risna dan temennya mau buka toko online (needleyarn.com). Risna dah mencoba-coba aneka shopping cart, baik yang populer ataupun yang nggak. Selama beberapa minggu Risna mencoba memakai dan mengkustomisasi Joomla + Virtuemart. Fiturnya memang sip, tapi ada beberapa kelemahannya. Kelemahan pertama loadingnya berat (ketika loading, total ukuran halaman utama saja sudah 1.5 mb), kelemahan berikutnya adalah proses pembelian tidak seperti yang diharapkan (harus ada registrasi dsb). Proses managemennya juga sulit dan kadang membingungkan (misalnya untuk insert video youtube saja harus menginstall modul tertentu).

needleyarn

Sebenarnya banyak sekali orang Indonesia yang membuat situs belanja (online shop) kecil di multiply dan blogspot, dan cara belanja yang sederhana itu cukup diminati banyak orang. Biasanya toko di multiply/blogspot itu hanya sekedar etalase. Setelah melihat gambar dan deskripsinya, orang bisa memesan via email dengan menyebutkan produknya. Karena tokonya kecil, maka belum tentu produk tersedia, dan ongkos kirim juga belum bisa dihitung. Untuk produk handmade, pemilik toko belum tentu sempat membuatkan pesanan. Pemilik toko akan mengkonfirmasi mengenai ketersediaan dan harga. Jika sudah, maka transfer melalui rekening bank akan dilakukan (mengingat banyak yang belum punya paypal dan kartu kredit, serta banyak yang tidak yakin memakai kartu kredit di Internet). Tidak ada proses registrasi, jadi sifat tokonya semi manual.
Lanjutkan membaca “Aplikasi Toko Online dengan Google AppEngine”

Kalau Ragu Tanya Google

Banyak orang salah menggunakan “worthed” ketika yang dia maksud adalah “worth it”, memakai “dateline” (baris tanggal) padahal dia ingin menuliskan “deadline” (tenggat/batas waktu). Hal sederhana tersebut sebenarnya bisa dicek dengan mudah di Google. Cara pertama adalah dengan mencari definisinya, tapi biasanya orang akan bingung membaca definisi yang rumit. Cara kedua lebih mudah: bandingkan jumlah hasil pencariannya, yang lebih banyak biasanya benar.

Misalnya, mencari kata “worthed” akan menunjukkan ada 136.000 hasil, sedangkan “worth it” menghasilkan 83.500.000 hasil. Anda lalu bisa mengecek beberapa hasil pertama, apakah kata yang ingin Anda pakai itu memang yang Anda cari. Kata “worthed” merupakan kata dalam bahasa Inggris kuno yang sudah tidak dipakai lagi (artinya “To befall; betide” atau “terjadi”). Perhatikan bahwa jika kita ingin mencari frasa, harus dilingkupi kutip “seperti ini” (jika tidak ada kutipnya maka hasilnya adalah halaman yang ada kata “seperti” dan kata “ini”).

worthed

worth_it

Lanjutkan membaca “Kalau Ragu Tanya Google”