Tawaran Content Placement

Saya tahu sekarang ini menjadi blogger profesional itu sudah menjadi target beberapa orang untuk mendapatkan penghasilan. Tapi saya baru tahu ada yang namanya content placement alias nitip tulisan yang biasanya mengandung link ke situs tertentu.

Sudah beberapa kali blog kami mendapatkan penawaran kerjasama untuk menitipkan tulisan dengan masa penayangan tertentu, tapi kami tolak. Alasan kami menolak ya karena itu bukan tulisan kami. Kami lebih memilih mereview/testimoni/opini berdasarkan pengalaman kami walaupun tanpa bayaran. Senang rasanya kalau bisa berbagi pengalaman dan informasi. Mungkin kalau ada tulisan kami yang sesuai dengan produk yang ditawarkan, ya bisa dipikirkan untuk menambahkan link tambahan tersebut, tapi kalau itu tulisan orang lain, rasanya tidak sesuai dengan tujuan kami ngeblog.

Tujuan kami ngeblog memang buat mendokumentasikan berbagai hal sekarang ini untuk dibaca dikemudian hari. Berbagi informasi dan tips seputar kota tempat tinggal, pengalaman dan juga berbagi ilmu. Kadang-kadang waktu menuliskannya saya merasa aduh ini tulisan “receh” banget ya, tapi ternyata tulisan tentang garam bawang putih aja ternyata bisa banyak yang merespon hehehe.

Dulu blog ini pernah kami pasang iklan dari google adsense, hasilnya sebenarnya lumayan. Tapi karena kami juga pada dasarnya gak suka melihat iklan dari situs yang kami kunjungi (kami bahkan memasang adblocker di browser), jadi ya dipikir-pikir lebih baik gak usah pasang iklan adsensenya deh. Apalagi blog ini kan kontennya bahasa Indonesia, dulu iklan adsense itu umumnya bahasa Inggris saja, jadi iklan yang muncul terkadang agak random.

Mungkin ada yang bertanya, apakah kami gak berniat menjadi blogger profesional? Sekarang ini saya tidak kepikiran buat jadi blogger profesional. Saya menulis setiap hari begini juga untuk berlatih konsistensi menulis saja sambil mengisi blog ini dengan berbagai cerita. Sekarang ini blog kami ini lebih terasa manfaatnya untuk mengumpulkan orang Indonesia yang berdomisili di Chiang Mai. Sebagian besar teman-teman yang tergabung dalam komunitas orang Indonesia di Chiang Mai juga menemukan kami dari blog ini. Kami sudah merasakan menjadi pendatang yang gak punya teman sebangsa setanah air, jadi senang rasanya kalau bisa mengumpulkan orang Indonesia yang merantau ke sini. Kalau ada orang Indonesia yang tahu kami dan tidak mau bergabung dengan orang Indonesia lainnya juga tidak apa-apa sih.

Tulisan-tulisan dari keisengan Joe juga sering menjadi penawaran kerjaan. Tapi ya bukan menolak rejeki, tidak semua pekerjaan bisa diambil karena Joe juga sudah punya banyak pekerjaan dan tetap ingin punya waktu main dengan anak-anak. Kadang-kadang sih, kalau pekerjaannya bisa dikerjakan dengan cepat dan memang tidak sedang banyak kerjaan, dia bisa kerjakan. Tapi kalau tawarannya misalnya harus datang ke lokasi tertentu dan tidak bisa dikerjakan dari sini, ya tentu saja tidak bisa dipenuhi.

Tulisan saya tentang belajar bahasa Thai juga sebenarnya sekedar catatan untuk saya juga. Sekarang ini belum saya teruskan lagi karena saya sedang memikirkan bagaimana menuliskan topik berikutnya supaya lebih sederhana dan tidak semakin bikin pusing pembaca hehehe. Buat yang menunggu kelanjutan tulisan bahasa Thai, harap bersabar ya, semoga minggu depan bisa mulai meneruskannya.

Nah ini tulisan udah kemana-mana dan jadi jauh dari judul. Ya kesimpulannya sih kami tidak menerima titipan tulisan, tapi kalau ada yang mau kirim Indomie dan Ceres diterima dengan senang hati hahahaha… maksudnya kalau ada yang mau menanyakan hal tambahan seputar Chiang Mai atau hal-hal lainnya, silakan saja kirim pesan melalui Facebook Page kami.

Membersihkan Unit Air Conditioner (AC)

Setelah sekian lama menunda, hari ini akhirnya unit pendingin AC di rumah dibersihkan. Ada 2 pilihan untuk membersihkannya: bersihkan sendiri atau memanggil ahlinya. Waktu di Indonesia, rumah kami gak ada AC nya, apalagi sekian tahun sebelum ke Chiang Mai saya ngekost di Bandung, nggak ada kepikiran sama sekali butuh AC. Sejak tinggal di Chiang Mai, jadi ketergantungan juga dengan memakai AC.

Musim panas di sini memang terasa berbeda dengan musim panas di Bandung ataupun Medan. Rasanya di Indonesia kalau suhu udah di atas 33 derajat celcius itu sudah panas banget, tapi di sini musim hujan saja rata-rata suhu udara berkisar di atas 35 derajat. Matahari benar-benar melimpah sepanjang tahun.

Sejak menggunakan AC di apartemen dulu, saya baru tahu kalau kita harus membersihkan AC secara rutin. Disarankan setahun 2 kali (atau setiap 6 bulan). Di kota ini rata-rata di bulan Maret dan April, tukang bersihkan AC sudah akan sibuk sekali karena semua orang mempersiapkan AC nya menghadapi musim panas.

Tahun ini saya menunda memanggil tukang AC karena sibuk tak menentu. Tahun lalu saya ingat, kami membersihkan AC di bulan Juni, lalu seharusnya Januari tahun ini saya bersihkan lagi, tapi ya akhirnya baru kesampaian bulan ini. Ini juga akhirnya disempatkan memanggil karena belakangan ini AC nya mulai terasa lama mendinginkan ruangan.

Saya memilih memanggil ahlinya daripada membersihkan sendiri karena saya tidak mengerti membersihkan AC hehhee. Ada banyak video DIY untuk membersihkan AC, tapi rasanya untuk naik turun tangga membersihkannya sambil digangguin 2 anak pastinya gak akan fokus ngerjain. Kalau Joe diminta bersihkan AC sudah tentu lebih sulit cari waktunya karena tiap hari kerja dan bersihkan AC itu bukan kerjaan sebentar.

Membersihkan AC ini salah satu langkah menghemat. Kalau unit AC kita kotor, otomatis dia akan menggunakan listrik lebih banyak dan artinya bayaran listrik juga lebih mahal. Selain itu, kalau dibiarkan kotor begitu saja, unit AC akan cepat rusak dan akibatnya kita harus beli baru. Memanggil ahlinya untuk membersihkan juga artinya kalau ada yang butuh diperbaiki, diganti atau ditambahkan biasanya mereka juga punya persediaan alat dan bahannya.

Selain AC rumah, AC di mobil juga perlu dibersihkan setiap tahun. AC yang kotor di mobil juga bisa membuat udara tidak sehat yang disirkulasikan di dalam mobil. Biasanya kami minta di periksa filter AC mobil di saat periksa mobil setahun sekali.

Kalau udara di luar lagi panas banget, begitu sampai di rumah bisa ngadem di ruang ber AC itu rasanya bersyukur ada penemuan AC ini. Saya tidak bisa membayangkan kalau suhu udara 44 derajat celcius dan hanya mengandalkan kipas angin selama sebulan akan seperti apa. Mungkin tubuh kita akan adaptasi sih, tapi ya sekarang ini saya adaptasinya pakai AC hahaha.

Setelah AC dibersihkan, langsung terasa efeknya: AC kamar lebih cepat dingin. Selain itu mudah-mudahan tagihan listrik bulan depan tidak semahal bulan lalu hehehe.

Kalau kalian yang memakai AC memilih bersihkan sendiri atau panggil ahlinya? Seberapa sering kalian membersikan unit AC nya?

Musim Hujan yang Panas

panas sepanjang minggu

Sejak bulan Juni lalu, Chiang Mai sudah memasuki musim hujan. Awalnya, hawa musim panas sudah mulai berkurang dengan datangnya hujan, tapi ternyata curah hujannya masih sangat sedikit dan udara kembali panas lagi.

Sudah beberapa minggu ini, matahari terasa panas menyengat seperti di musim panas lalu. Saya coba cek di aplikasi cuaca dan ternyata memang benar kisaran suhu di 34-38 tapi rasa 40 derajat celcius.

suhu tanggal 13 Juli lalu

Hujannya memang turun, tapi biasanya tiba-tiba. Hujan turun bisa sangat deras dan seperti air dituang dari langit, tapi 15 menit kemudian sudah kembali panas menyengat seperti tidak ada hujan. Hujan yang sebentar walaupun sangat deras tidak mampu menurunkan suhu udara yang panas.

Saya ingat, beberapa tahun lalu, udara panas seperti ini berlangsung berkepanjangan sampai bulan November. Biasanya bulan November itu sudah memasuki musim dingin tanpa hujan, tapi ya kadang-kadang namanya cuaca tidak bisa dipastikan seperti yang diperkirakan.

Kalau di musim panas, udaranya super panas dan kering. Di musim hujan ini udaranya panas dan lembab sehingga lebih banyak berkeringat. Tidak enaknya di musim hujan begini, lebih banyak nyamuk daripada di musim panas. Jadi saya perhatikan, musim hujan yang panas ini membuat lebih banyak masalah kulit. Pertama masalah karena badan berkeringat jadi biang keringat, berikutnya masalah bekas garukan karena digigit nyamuk. Kalau sudah begini, harus lebih memperhatikan kuku anak-anak jangan sampai panjang. Joshua masih belum bisa dilarang untuk tidak menggaruk kalau gatal digigit nyamuk.

Musim hujan begini biasanya Chiang Mai agak sepi. Sekolah internasional yang libur juga menambah sepi kota Chiang Mai. Sebagian warga pendatang, pulang ke negaranya atau liburan panjang ke tempat lain. Lalu lintas agak sepi, turis juga tidak terlalu banyak. Istilahnya sekarang ini low season buat pariwisata Thailand. Biasanya harga hotel ataupun paket wisata agak murah. Tapi memang cuaca hujan yang panas ini saya tidak merekomendasikan untuk datang mengunjungi Chiang Mai.

Terlepas dari cuaca, kehidupan di Chiang Mai berjalan seperti biasa. Yang namanya Night Bazaar ataupun pasar ya tetap buka. Pasar Sabtu Malam ataupun Pasar Minggu Malam juga tetap ada dan tetap ramai kecuali hujan tiba-tiba. Saya pernah ke pasar Sabtu Malam, baru lihat-lihat sebentar tiba-tiba hujan deras. Biasanya kalau hujan kan hanya sebentar, eh waktu itu hujannya awet sampai 30 menit. Saya kasihan melihat tukang jualan yang baru membuka dagangannya harus segera menutup lagi dan akhirnya mungkin pulang tanpa menjual 1 pun barang dagangannya. Ya resiko jualan di pasar kaget ya begitu, kalau hujan tidak bisa meneruskan berjualan.

Saya ingat kalau di Indonesia, yang namanya musim hujan itu bisa hujan hampir tiap hari dan udaranya jadi adem. Tapi efek lain juga kalau hujan terus menerus akan ada banjir di beberapa tempat. Nah di sini, sepanjang musim hujan ini, belum pernah ada yang namanya hujan sepanjang minggu. Bagusnya jadi tidak ada masalah dengan cucian tidak kering, walaupun ada juga beberapa kali cucian kami tidak kering karena hujan dadakan dan mendung sepanjang sisa hari itu. Tapi biasanya, walau mendung dan matahari sembunyi, udaranya tetap saja panas.

Musim hujan belum berakhir, saya tidak berharap ada hujan terus menerus sepanjang minggu, cuma berharap udaranya ademan aja kalau ada hujan. Saya ingat 8 tahun lalu di akhir September, hujan terus menerus sepanjang minggu di utara Thailand mengakibatkan sungai Ping tidak mampu menampung air kiriman dan jalanan sampai banjir. Sejauh ini, setiap tahunnya pemerintah kota Chiang Mai cukup siaga persiapan pompa air sebelum banjir. Sungai-sungai juga dibersihkan dan dikeruk setiap ada peringatan akan ada badai lewat di utara Thailand. Semoga tahun ini juga tidak terjadi banjir akibat hujan.

Kalau di kota kalian sekarang bagaimana cuacanya?

Jonathan dan Buku Harry Potter

Rasanya baru tahun 2018 lalu saya mulai mengenalkan chapter books ke Jonathan, dan baru tahun lalu dia mulai kenal buku Harry Potter, eh hari ini dia menyelesaikan membaca semua buku Harry Potter sampai buku ke-7 The Deathly Hallows.

Waktu dia mulai baca di awal tahun 2018 lalu, dia baca 2 buku pertama dengan cepat. Memasuki buku ke-3 dia mulai merasa ada bagian yang bikin dia takut, nah buku itu dia bacanya agak random dan dilewatkan bagian yang dia takut dan setelah itu dia berhenti. Nah setelah main game Harry Potter Wizards Unite, dia jadi suka banyak pertanyaan dan bertanya dementor itu apa, jadi kami bilang: baca lagi aja terusin bukunya, nanti itu ada di buku selanjutnya.

Minggu lalu, dia mencari lagi buku Harry Potter ke-3 dan baca tanpa melewatkan bagian dementor. Selesai buku ke-3 dia lanjut buku ke-4. Waktu belanja buku di promosi AsiaBooks tahun lalu, kami beli Harry Potter sampai buku ke-4. Selesai buku ke-4 dia minta lagi buku ke-5, akhirnya kami kasih versi kindlenya saja. Selesai baca di Kindle, dia baca buku fisik lagi. Buku ke 6 dan 7 kami masih ada karena 1 buku itu kami beli setelah di Chiang Mai dan 1 buku kami bawa dari Indonesia waktu pulang kemarin.

Sebenarnya, Jonathan bisa baca semua versi di Kindle, karena kami langganan Kindle Unlimited dan semua buku itu bisa di baca gratis dengan Kindle Unlimited, tapi Jonathan memilih buku fisik.

Lanjutkan membaca “Jonathan dan Buku Harry Potter”

Kdrama: Search WWW

Udah lama nggak nulis seputar kdrama. Sering bilang nggak mau lagi nonton kdrama yang masih belum tayang sampai habis, tapi ya akhirnya kadang-kadang nonton juga hehehe.

Gambar dari Wikipedia

Drama Search WWW ini baru saya mulai setelah 12 episode ditayangkan. Masih akan ada 2 minggu lagi sebelum dramanya selesai. Saya sendiri nontonnya baru sampai episode 8, jadi kira-kira saya nontonnya sampai titik tengah di mana biasanya semua konflik sudah diceritakan tapi penyelesaiannya yang belum.

Drama ini cukup menarik karena gak ada klise yang biasanya jadi tema dalam hampir setiap kdrama. Jadi ceritanya ini bisa dibilang gak klise karena:

  • bukan tentang cinta pertama,
  • bukan tentang cinta masa kecil,
  • bukan tentang orang kaya dan orang miskin,
  • bukan tentang orang yang saling benci lalu jatuh cinta,
  • bukan tentang orang yang terpaksa terkondisikan tinggal serumah lalu jadi jatuh cinta,
  • bukan tentang orang satu tempat kerja ataupun satu bidang pekerjaan,
  • dan tema utama cerita ini bukan kisah cintanya, tapi tentang dunia internet dan pengaruhnya terhadap kehidupan seseorang yang namanya tiba-tiba jadi viral.

Sesuai dengan judul, tema drama ini tentunya ada hubungan dengan pencarian di portal internet. Cukup menarik karena isu nya terasa nyata. Misalnya nih contohnya:

  • bagaimana pengaruh berita di internet bisa membuat swing vote dalam pemilihan presiden,
  • bagaimana jejak digital bisa ditemukan lagi dan menjadi penyebab kehancuran karir seseorang
  • bagaimana media video tentang masa lalu seseorang yang diupload bisa langsung viral dan bisa membuat seseorang merasa hidupnya jadi tak ada artinya lagi walaupun seberhasil apa dia sekarang.
  • bagaimana mudahnya memanipulasi ranking kata kunci pencarian dari sebuah portal dan masyarakat bisa dengan mudah percaya
  • selalu ada orang jahat yang berusaha menyebarkan berita palsu di internet untuk mendapatkan keuntungan tertentu
  • bagaimana berita viral juga bisa mendatangkan profit untuk perusahaan portal

Tapi jangan bayangkan semua dibahas secara detail ataupun teknis ya. Ceritanya ya kadang-kadang sebenernya bikin saya heran karena agak dilebih-lebihkan.

Sejauh ini drama ini masih menarik untuk diikuti, walaupun ada bagian yang kurang nyaman buat saya. Sudut pengambilan gambarnya kadang-kadang sengaja miring-miring dan memainkan zoom in zoom out. Lalu kadang ada efek blur dan peralihan scenenya juga kadang terlalu lama sehingga terasa agak sengaja dilambat-lambatkan walau belum bikin saya memilih berhenti menontonnya. Musiknya juga dibikin terkesan misterius, tapi musiknya sih masih lumayanlah mendukung scene.

Jadi kalau mencari film yang gak terlalu klise, bisa dipertimbangkan untuk menonton kdrama ini.

Tulisan kali ini sengaja tidak membahas ceritanya secara detail karena ceritanya belum berakhir. Kalau endingnya cukup menarik, kapan-kapan saya tulis lagi dari segi cerita lengkapnya hehehe.

Review Speaker Mini dari Xiaomi

Hari ini giliran saya mengantar Jonathan taekwondo, Joe dan Joshua tinggal di rumah. Untuk mengisi waktu menunggu, saya jalan lihat-lihat toko gadget di lantai 3 Chiang Mai Central Airport Plaza. Walau sering ke mall ini, tapi kesempatan untuk melihat-lihat dengan santai itu tidak bisa dilakukan kalau harus sambil ngejar-ngejar Joshua hehehe. Tadinya tujuan utama mau mencari jam tangan mi band 4 dari Xiaomi, tapi malah menemukan speaker kecil lucu tapi powerful.

Ternyata sekarang ada toko khusus Mi di mall Airport Plaza ini. Xiaomi ini merk dari China, dulunya waktu baru ada HP saja, saya agak skeptis dan lebih memilih Samsung, apalagi awalnya belum ada garansi resmi di Indonesia ataupun Thailand. Setelah Xiaomi beredar resmi di Thailand dan ada tempat service resminya, baru saya mulai melirik merk ini dan sejauh ini cukup senang dengan pilihan HP Xiaomi maupun mi band 3 dari Xiaomi.

Nah, di toko resmi Xiaomi ini saya tidak mendapatkan mi band 4, tapi malah jadi lihat-lihat benda-benda lucu lainnya. Ada timbangan, ada obeng elektrik, ada lampu yang otomatis menyala jika malam hari dan ada gerakan orang lewat. Ada filter udara (ini penting di musim polusi). Dan yang menarik perhatian saya speaker bluetooth.

Sejak berlangganan apple music, saya jadi lebih sering dengar musik di mobil. Kalau di rumah, sambil masak di dapur dengar musik pakai speaker phone saja, tapi kadang-kadang suaranya kalah dengan suara exhaust fan dari atas kompor. Waktu melihat speaker bluetooth, jadi kepikiran untuk beli. Ada banyak pilihan, tapi sebelum ketemu speaker mini ini, harga termurahnya itu sekitar 770 baht. Waktu memutuskan untuk pulang dan menunda membeli speaker bluetooth, saya melewati speaker mungil ini.

Saya minta mbak penjaganya pasang musiknya via speaker mini ini, dan ternyata cukup powerful. Lihat harganya yang 299 baht, sayapun langsung memutuskan beli dan membayangkan Joshua pasti bakal menjadikan speaker ini seperti mainan dia.

speaker bluetooth mini 299 baht, klaimnya bisa sampai 6 jam
bisa dicharge dan klaimnya sih batere tahan lama
kotaknya aja kecil

Benar dugaan saya, waktu saya test speaker mini ini di rumah, Joshua langsung ambil dan bawa ke sana kemari sambil ikut bergoyang. Dia terlihat antara kagum dan senang ada benda kecil lucu yang mengeluarkan suara lagu-lagu yang dia kenal.

Beberapa kali speaker ini jatuh dibikin oleh Joshua. Sekali dia lempar ke lantai, mungkin dia mau lihat apa yang akan terjadi kalau dia lempar. Saya pikir, aduh masa baru beli rusak sih gara-gara dijatuhin. Eh ternyata walau jatuh beberapa kali, speakernya tetap menyala dan suaranya tetap jernih.

Saya belum tahu apakah klaim batere tahan 6 jam ini benar adanya. Nanti setelah saya coba lebih lama, akan saya tuliskan review lanjutannya. Kesan sejauh ini sih cukup memuaskan, baik kualitas suaranya maupun faktor tahan bantingan Joshua hehehe.

Mencoba Grab Food di Chiang Mai

Layanan Grab Car sebenarnya sudah ada cukup lama di Chiang Mai, seperti halnya di Indonesia, layanan taksi online ini juga membuat banyak protes dari angkutan taksi merah (rot daeng) dan tuktuk. Tapi belakangan ini saya perhatikan ada banyak layanan baru selain layanan Grab Car.

berbagai layanan baru dari Grab di Chiang Mai

Hari ini kami mencoba untuk memesan makanan dari restoran Korea dekat rumah melalui layanan Grab Food. Sebelum ada Grab Food, layanan delivery makanan sudah ada Food Panda dan Meals on Wheels. Kami pernah mau memesan menggunakan Meals on Wheels, tapi entah kenapa harga makanannya lebih mahal daripada harga menu makan di restorannya. Untuk layanan Food Panda, saya belum pernah mencoba karena belum instal aplikasinya dan malas daftar haha. Untuk harga makanan di Grab Food, harganya sama dengan harga menu yang pernah saya foto hehehe.

lumayan kalau ada promosi free delivery hehehe

Untuk layanan Grab Food, saya bisa memakai aplikasi yang sama dengan memesan Grab Car. Saya perhatikan, jumlah restorannya cukup banyak, jam buka nya juga cukup jelas, dan yang paling penting memang restoran yang kami sering datangi itu ada di daftar. Rejeki lagi, ternyata hari ini lagi ada promosi free delivery kalau pemesanan di atas 80 baht. Oh ya, hari ini kebetulan ada teman lagi ajak anak-anak main bareng di rumah, jadi pesan makanannya tentunya bisa agak lebih banyak hehehe.

dipilih-dipilih ada jjajangmyeon, gimbab, eolkeun soondubu jjigae, tteokbokki dan tentunya kimchi

Setelah pesan-pesan, masukkan kode promosi untuk pengiriman gratis, bisa santai nunggu makanan datang sambil biarin aja anak-anak main. Emang enak ya kalau tau mau milih menu apa dan restoran itu bisa dipesan online. Gak terasa kurang dari 30 menit makanan sudah tiba di rumah.

Layanan antar makanan ini ada plus minusnya. Plusnya kita gak perlu keluar rumah, bisa pilih makanan tidak berlebihan, bisa pesan lebih awal sebelum jam makan yang biasanya sibuk, ngasih makan anak-anak juga lebih santai. Minusnya: ada banyak bungkusan makanannya yang akhirnya jadi sampah plastik (tidak ramah lingkungan), kita harus cuci piring selesai makan (ah ini sih gak seberapa dibandingkan kalau anak rewel di restoran), kadang-kadang waktu tunggunya kalau terlambat pesan bisa jadi tambah lama dan kalau ternyata yang di pesan kurang banyak, gak bisa nambah pesanan hehehe.

Iseng-iseng liat aplikasi Grab, ternyata sekarang ada banyak pilihan transportasi selain Grab Car. Ada Grab Bike (ojek), Grab Rod daeng (taksi merah khas thailand), Grab TukTuk (ini sejenis bajaj di Jakarta), dan bisa sewa Van segala kalau rombongan besar.

Saya tidak tahu kapan ada kesempatan mencoba segala transportasi yang lain, selama ini saya hanya memakai Grab Car kalau mobil lagi masuk bengkel saja. Kapan-kapan kalau ada kesempatan atau kebutuhan menggunakan jasanya akan saya tuliskan.