Polusi Chiang Mai 2019

Tinggal di Chiang Mai itu menyenangkan, asal gak ada musim polusi. Kemarin dan hari ini, merupakan hari dimana kadar polusinya paling tinggi selama kami di Chiang Mai, dan mudah-mudahan gak ada lagi yang lebih tinggi di kemudian hari.

Kemarin pagi, melihat keluar saja terasa banget kabut pekat. Sinar matahari terhalang asap. Waktu keluar rumah, terasa seperti ada tetangga lagi bakar sampah. Cek di website, wah diatas 300, udah level hazardous. Cek pakai sensor yang kami punya, wah ternyata diatas 500!. Pantesan bangun pagi tenggorokan yang dari kemrin mulai terasa gatal semakin parah.

Saya gak tahu persisnya kenapa tiba-tiba kemarin polusinya meninggi. Saya belum dapat berita persisnya, tapi biasanya kalau sampai tinggi begini karena ada kebakaran hutan. Musim panas yang sangat kering membuat hutan cenderung mudah terbakar. Beberapa tahun lalu biasanya yang terjadi ada yang membakar sisa ladang, lalu ada juga yang membuka lahan di hutan untuk bertanam jamur, lalu tanpa sengaja menyebabkan kebakaran hutan.

Sebenarnya pemerintah Thailand sudah mengeluarkan larangan dan menerapkan denda untuk siapa yang ketahuan membakar sisa panen sejak 1 Maret sampai 31 Maret, tapi sepertinya orang-orang nekat bakarnya malam-malam sembunyi-sembunyi. Kabarnya juga, asap ini gak sepenuhnya dari kota di utara Thailand, tapi juga sebagian dari negara tetangga di utara Thailand.

Untungnya sudah punya filter udara. Tutup semua pintu dan jendela dan nyalakan semua filter. Supaya efektif, saya usahakan filter bekerja di ruangan yang kecil saja. Jonathan ada ujian taekwondo kemarin, jadi Joe dan Jonathan mau tak mau harus ke mall.

Di mobil, kami juga punya filter udara, dulunya filter udara ini dapat gratis waktu beli filter besar 8 tahun lalu, dan berasa sekali kegunaanya kalau lagi polusi begini. Lokasi taekwondo Jonathan itu di mall, memang mall itu indoor, tapi karena di mall tidak ada filter udara, banyak orang di dalam mall tetap pakai masker penutup hidung.

Mask yang disarankan untuk menghadapi polusi saat ini itu harus yang bisa memfilter PM2.5, jadi bukan sekedar mask biasa. Joe sudah beberapa hari ini pakai setiap jalan ke kantor karena dia sempat batuk parah.

Saya dan anak-anak biasanya cuek, dan akhirnya memutuskan membeli mask untuk Jonathan pakai di mall. Sebenarnya harga mask nya gak mahal, yang Joe beli harganya 150 baht dan cukup bagus, tapi ya makai mask itu tidak nyaman. Jonathan sudah cukup besar untuk diberi pengertian tetap memakai mask walau tidak nyaman, tapi Joshua sampai sekarang gak suka disuruh pakai mask, jadi memang lebih aman untuk di rumah saja.

Seperti kata teman saya, asap ini asalnya pasti karena ada api, walau tidak tau apinya dari mana, saya bersyukur sore hari ini walau belum ada hujan tapi ada angin yang cukup untuk membuat kadar polusi jauh berkurang di bawah 100.

Joshua yang sudah bosan selama berhari-hari gak boleh main di luar rumah, sejak pagi beberapa kali sudah pengen main di luar. Setelah cek kadar polusi pm2.5 hanya sekitar 60, kami pun ijinkan dia main di luar.

belum benar-benar bebas polusi, tapi cukup aman untuk main sebentar di luar

Banyak orang asing di Chiang Mai yang selama ini merasa Chiang Mai sangat menyenangkan, langsung berubah pikiran ingin pindah saja dan kembali ke negerinya masing-masing. Tapi kalau kami sih sejauh ini masih gak merasa kecut dengan polusi begini. Yang penting siapkan perlengkapan menghadapi polusi, toh polusinya gak sepanjang tahun.

Tahun ini, Joshua dan Joe sudah duluan batuk pilek sejak beberapa minggu lalu, saya baru kena minggu ini dan kalau liat di memory facebook saya selalu tumbangnya tanggal segini ini. Tahun ini mudah-mudahan Jonathan tetap sehat, sejauh ini dia yang paling sehat di antara kami ber-4.

Harapannya 2 hari ini merupakan puncak polusi, dan setelah ini hujan turun, atau angin kencang dan polusi segera berlalu. Saya ingat sejak beberapa tahun lalu, menjelang akhir Maret akan ada hujan beberapa hari, dan awal April udara berangsur-angsur semakin bersih dan semua kembali normal.

Tulisan ini juga buat mengingat lagi, tahun-tahun berikutnya sebaiknya tanggal segini pergi liburan dari Chiang Mai mengungsi dari polusi hehehe. Kalau pembaca ada yang niat jalan-jalan ke Chiang Mai juga supaya tahu, jangan datang di musim polusi ke Chiang Mai (sekitar Februari pertengahan sampai awal April).

Pentingnya sebuah gelar

Sebuah gelar Sarjana, Master atau PhD kadang tidak penting sama sekali. Kadang seorang pengusaha bisa sukses tanpa gelar sama sekali. Kadang gelar yang susah payah diraih sama sekali tidak terpakai. Kalau gitu apakah perlu meneruskan kuliah? Ini sekedar bahan renungan buat mereka yang ragu atau capek meneruskan kuliah.

Saya dan istri saya beruntung bisa menyelesaikan gelar sampai Master dengan cepat dan lancar, tapi banyak juga yang sulit sekali perjuangannya. Mulai dari masalah dana, masalah sulitnya mengikuti materi kuliah, dan bahkan sebagian harus bersusah payah mengatur waktu bekerja dan waktu untuk keluarga.

Jika Anda yakin 100% dengan jalan hidup Anda dan yakin tidak akan menyesal di masa depan, silakan berhenti kuliah. Tapi jika belum yakin, maka teruskanlah. Sebuah gelar artinya bisa sangat penting di masa depan. Contohnya: mungkin Anda punya kemampuan bagus sekali dan ingin bekerja di luar negeri, tapi tidak bisa mendapatkan visa ke negara tertentu karena tidak punya gelar Sarjana.

Untuk meyakinkan diri meneruskan kuliah, lihat juga berbagai statistik yang ada. Di berbagai kisah inspiratif, banyak orang kaya yang tidak kuliah, tapi jika dilihat lebih jelas lagi: kebanyakan yang tidak kuliah nasibnya kurang bagus dibanding yang kuliah.

Kuliah dan gelar memang bukan jaminan, tapi menurut saya ini bagian dari sebuah usaha. Tidak semua usaha membuahkan hasil, tapi bukan berarti yang dilakukan itu sia-sia.

Joshua dan Angka

Posting ini cuma mau mendokumentasikan beberapa cara Joshua bermain dengan angka, supaya ingat kapan dia semakin mengenal angka. Semua ini mau-maunya dia saja dan gak pernah kami suruh, jadi dia memang kreatif kalau mau belajar sesuatu bisa menemukan caranya sendiri.

Sekarang ini Joshua sudah lancar berhitung sampai beberapa ratus, bahkan menghitung mundur dari 100 kembali ke nol juga dia sering lakukan dengan sabar (saya yang ga sabar nungguin dia ngitung mundur hehehe).

hitung 100 ke 200 pakai punya kakaknya

Oh ya, Joshua paling lancar menghitung dalam bahasa Inggris. Tapi juga dia bisa berhitung sampai 20 dalam bahasa Indonesia dan Thailand. Beberapa waktu lalu dia mulai mempelajari menghitung dalam bahasa Mandarin sampai 10, dan waktu saya belajar angka dalam bahasa Korea, dia juga ikutan menghitung dalam bahasa Korea sampai 20, hehehe.

Lanjutkan membaca “Joshua dan Angka”

Internet Cepat Untuk Programmer

Satu hal yang sangat membuang waktu sebagai programmer adalah: mengupdate software untuk development. Untuk programmer, biasanya ini berkaitan dengan SDK dan IDE yang baru. Biasa kita punya dua pilihan: mengupdate sekarang atau nanti.

Mengupdate sekarang berarti membuang waktu sekarang, dan artinya bisa menunda pekerjaan. Sementara menunda update juga kadang menimbulkan masalah: beberapa hal tidak berjalan lancar, dan kadang jika kita melompati update terlalu banyak, tiba-tiba jumlah masalah jadi meningkat atau bahkan project tidak lagi bisa berjalan.

Kebanyakan IDE hanya akan update jika kita buka. Ini sering mengesalkan buat saya: saya tidak sering memprogram satu topik untuk waktu yang cukup lama. Ketika ingin mulai membuat program: harus update dulu. Kadang hal seperti ini menghilangkan mood untuk membuat program kecil.

“Hanya” 422 Mb

Jika ingat, saya akan menjalankan IDE yang saya pakai hanya sekedar untuk mengupdate saja. Nanti kalau saya benar-benar butuh, setidaknya jumlah updatenya tidak terlalu banyak.

Lanjutkan membaca “Internet Cepat Untuk Programmer”

Joshua dan Playdough

Joshua saat ini berumur 3 tahun 9 bulan. Dia sudah bisa berhitung sampai 100 dari beberapa bulan yang lalu, saya lupa persisnya. Setiap kali dia sedang semangat dengan 1 hal, dia akan mengulang-ulang hal yang sama setiap harinya sampai dia merasa menguasai hal tersebut atau ada hal lain yang lebih menantang buat dia.

Setelah beberapa waktu lalu dia berusaha menghapal tabel perkalian, dia kembali lagi tertarik dengan angka. Kali ini dia punya hobi baru, main playdough. Cetakan playdoughnya ada angka dan huruf, entah kenapa dia cuma mau bikin angka saja. Saya coba tawarkan, mau bikin a b c, dia bilang nggak, mau angka saja.

Sudah beberapa hari ini dia dengan tekun main playdough bikin angka 0 sampai 10, lalu diteruskan sampai beberapa belas. Awalnya tentunya dia minta kami yang bantuin, tapi belakangan dia mulai bisa main sendiri. Pemilihan dough juga ternyata membantu membuat dia bisa main sendiri.

Sebelumnya, kami main playdough homemade. Lalu karena saya belum bikin lagi, papanya inisiatif beliin playdough merek Crayola. Playdough Crayola ini ternyata gampang sekali mengering. Baru dimainkan pagi hari, sorenya sudah jadi kepingan keras seperti sengaja dikeringkan.

Pengalaman mengeringnya playdough crayola, membuat kami membeli merk PlayDoh. Tapi ya ternyata kalau dimainkannya seharian dan gak langsung disimpan, keesokan harinya doughnya terasa agak mengering walau gak seperti Crayola.

PlayDoh orange

Tadi pagi, Joshua insist mau main playdough yang orange, selama ini dia tidak menunjukkan punya warna favorit, ternyata sekarang dia mulai punya warna favorit.

Lanjutkan membaca “Joshua dan Playdough”

Windows Subsystem for Linux

Salah satu alasan saya dulu menyukai OS X adalah: ada terminal di mana kita bisa menjalankan berbagai utility command line yang sudah saya kenal bertahun-tahun. Sementara dulu di Windows kita perlu menginstall Cygwin atau MSys agar bisa memakai shell, dan perintah yang adapun sangat terbatas.

Tapi sejak beberapa tahun lalu Microsoft mendukung Windows Subsystem for Linux (WSL) atau kadang dikenal sebagai: bash on Windows. Begitu diumumkan, saya langsung mendaftar agar bisa langsung mencoba fiturnya. Awalnya saya tidak berharap banyak, tapi ternyata implementasinya memang bagus, dan ini sudah jadi sesuatu yang saya pakai setiap hari.

Teknologi yang dipakai WSL adalah menjalankan langsung syscall Linux di Windows. Jadi kita tidak perlu mengkompilasi ulang program kita di Linux, bisa langsung dicopy dan akan jalan di Windows. Tentunya ini hanya bisa jika semua library/dependency dicopy juga ke Windows. Microsoft hanya mendukung WSL ini di sistem 64 bit. Tidak 100% program Linux bisa jalan (apalagi jika mengakses hardware), tapi lebih dari 90% aplikasi yang saya butuhkan bisa jalan di WSL.

Setiap kali butuh perintah yang biasanya hanya ada di Linux (misalnya find), saya langsung mengetik “bash” untuk masuk ke shell bash di direktori saat ini, lalu menjalankan perintahnya. Microsoft tidak menyediakan XServer, tapi kita bisa memakai VcXsrv untuk menjalankan aplikasi X.

Gabungan berbagai program GUI Windows dan keampuhan command line Linux membuat saya jadi betah memakai Windows. Dulunya saya sempat ingin mendalami PowerShell, tapi baru tahu permukaannya saja sudah merasa bahwa bahasanya agak aneh. Sekarang sejak adanya WSL ini, saya jadi lebih jarang lagi memakai powershell.

CLI: Graphviz

Ini merupakan program favorit saya untuk visualisai node dalam sebuah graph. Ketika membuat program yang memproses data graph dan ingin mendebug isinya, saya akan membuat file teks dalam bahasa DOT (Graph Description Language) lalu merendernya jadi file PNG/PDF.

File DOT bisa sangat sederhana, contohnya seperti ini. Dalam contoh ini saya memakai digraph (directed graph) atau graph dengan arah. Jika ingin graph tanpa arah bisa memakai graph saja dan ganti “->” dengan “–“.

digraph test {
A -> B;
B -> C;
B -> D;
}

Rendering bisa dilakukan dengan mudah:

dot -Tpng test.dot > test.png

Dan contoh hasilnya seperti ini:

Selain graph sederhana seperti itu, tiap arc dan node bisa memilik atribut untuk mengganti: bentuk, warna, teks. Jadi selain untuk keperluan debugging (yang sering saya pakai), graphnya bisa diperindah untuk jadi output bagi end user.

Data yang bisa ditampilkan dalam bentuk graph ada banya, tergantung pada masalah yang sedang dikerjakan, beberapa contohnya:

  • Visualisasi foreign key pada tabel di database
  • Visualisasi Abstract Syntax Tree ketika parsing
  • Visualisasi konektivitas node di jaringan

Semoga informasi mengenai dot ini bisa berguna untuk debugging/visualisasi data.