ESP32

Beberapa tahun lalu saya menulis mengenai ESP8266, sebuah microchip Wifi yang sangat populer dari China. Karena ESP8266 yang sangat terkenal, mereka mengundang hacker-hacker dari berbagai negara untuk bekerja di perusahaan mereka untuk produk berikutnya: ESP32.

ESP32 merupakan versi lebih baik dari ESP8266, hampir dari semua segi:

  • CPU lebih cepat, dual core
  • Selain mendukung WIFI juga mendukung Bluetooth Low Energy (BLE)
  • RAM lebih besar
  • I/O lebih banyak, mendukung CAN bus
  • Memiliki sensor temperatur dan Hal effect sensor internal

Sebenarnya ESP32 ini sudah diluncurkan agak lama, tapi dulu masih banyak masalah sehingga masih kurang cocok buat pemula. Ketika dilaunch:

  • Bug silikon yang baru diperbaiki di hardware versi berikutnya
  • Arduino IDE belum mendukung ESP32
  • Porting Python dan Lua belum sempurna

Tapi sekarang statusnya sudah berubah:

  • Hardware yang baru jumlah bugnya sudah sedikit
  • Arduino sudah mendukung ESp32
  • MicroPython dan Lua sudah disupport dengan baik

Sebagai informasi: ESP32 memiliki interpreter BASIC built ini di dalam silikonnya, jadi andaikan belum menginstall compiler atau interpreter apapun, kita sudah bisa mengetes beberapa hal dengan menggunakan BASIC. Seperti BASIC di BIOS jaman IBM PC XT dulu, programnya tidak bisa disimpan.

Dari segi harga, saat ini sebagian board ESP32 sudah di bawah 5 USD (harga sudah termasuk ongkos kirim). Sementara harga ESP8266 paling murah saat ini bisa kurang dari 2 USD. Dari segi harga, untuk proyek yang tidak butuh fitur ESP32, memakai ESP8266 masih lebih baik.

Saya sendiri masih lebih suka langsung memakai esp-idf (ESP IOT Development Framework) dibanding memakai teknologi lain. Saya juga belum banyak membuat program dengan ESP32. Saat ini program besar yang saya publish hanya emulator Pokemon Go Plus yang memakai fitur BLE.

Ketika harganya masih mahal (awalnya sampai 20an USD), memakai ESP32 masih terasa kurang pas karena harganya lebih mahal dibandingkan solusi lain misalnya Orang Pi Zero hanya sekitar 10 USD (dan bisa beli banyak), Raspberry Pi Zero lebih murah lagi tapi hanya boleh satu item setiap kali membeli. Setelah harganya cukup rendah (bahkan sudah bersaing dengan ESP8266) sepertinya sudah saatnya memakai ESP32 di lebih banyak project.

Mendinginkan Raspberry Pi

Ini merupakan catatan lama ketika memakai Raspberry Pi untuk pemrosesan yang memakai CPU secara ekstensif. Ketika suhu mencapai 80-85 derajat celcius, maka akan muncul simbol termometer setengah di layar:

Over Temperature (80-85C)
Temperatur tinggi

Simbol ini akan dioverlay di atas tampilan apapun yang muncul di layar. Contohnya seperti ini.

Lanjutkan membaca “Mendinginkan Raspberry Pi”

Mini bluetooth audio receiver

Ini sekedar info buat yang belum tahu: dengan 1.69 USD (atau sekitar 25 ribu rupiah dengan kurs saat ini) kita bisa mengubah earphone menjadi earphone bluetooth. Sebenarnya benda ini sudah lama ada, dan sebelumnya sudah pernah beli, tapi hilang entah di mana (agak sulit dicari karena ukurannya relatif kecil). Benda ini juga bisa dihubungkan ke AUX di mobil yang tidak mendukung bluetooth supaya kita bisa memutar lagu dari ponsel ke sound system mobil.


Lanjutkan membaca “Mini bluetooth audio receiver”

Dual SIM + MicroSD di Ponsel Xiaomi

Kebanyakan ponsel Xiaomi sekarang memiliki slot dimana kita harus memilih antara: dua simcard, atau satu sim card dan micro SD. Sekarang ini saya memilih dual sim card dan membeli ponsel dengan storage yang cukup besar. Saat ini 128 GB masih cukup buat saya karena saya memakai fitur backup foto dari Google Photos dan One Drive (saya mengupload ke kedua layanan tersebut sekaligus).

Dulu saya pernah membaca ada orang yang mengakali masalah dual sim card dan micro SD dengan cara menggerus bagian bawah microSD dan sim card agar keduanya menjadi tipis dan bisa dipakai bersamaan. Tentunya cara ini berbahaya dan repot sekali jika perlu ganti micro SD.

Beberapa waktu yang lalu saya melihat ada adaptor agar kita bisa memakai keduanya sekaligus di aliexpress. Karena harganya hanya 0.87 USD, saya coba saja pesan. Sudah beberapa hari bendanya sampai dan baru sekarang dicoba.

Pemasangan benda ini agak ribet, tapi juga tidak terlalu sulit. Saya cuma khawatir bendanya akan nyangkut dan tidak bisa dikeluarkan. Setelah berhasil dipasang, semuanya berjalan dengan baik: kedua SIM card terdeteksi, dan Micro SD juga terdeteksi. Saya juga bisa memasang casing HP dan tidak terlalu terlihat dari luar.

Lanjutkan membaca “Dual SIM + MicroSD di Ponsel Xiaomi”

Sosialisasi Pemilu 2019 di Chiang Mai

Hari ini, Sabtu 16 Maret 2019, warga Indonesia di Chiang Mai mendapatkan sosialisasi pemilu oleh panitia pemilu luar negeri daerah Bangkok. Walaupun kami jauh dari tanah air, dan jauh dari kedutaan, tidak menghalangi hak sebagai warga negara Indonesia untuk memberikan suara, memilih Presiden dan wakilnya, dan juga memilih anggota DPR untuk Dapil DKI II.

Bapak-bapak panitia PPLN Bangkok dan juga layanan kekonsuleran dari KBRI Bangkok datang ke Chiang Mai dengan 2 agenda utama dan 1 agenda yang ditunggu-tunggu. Agenda pertama yaitu memberitahukan mengenai aplikasi lapor diri WNI di luar negeri dengan nama Peduli WNI dari kementerian Luar Negeri. Berbeda dengan aplikasi lapor diri sebelumnya yang sifatnya lokal dari KBRI Bangkok, kali ini aplikasinya terpusat dari kemlu dan sifatnya untuk seluruh WNI di manapun berada. Tujuan dari adanya aplikasi ini untuk membuat data terpusat mengenai keberadaan WNI yang ada di luar negeri dengan cara melaporkan berdasarkan informasi Nomor Induk Kependudukan (NIK) yang ada di e-KTP.

Untuk yang sudah pernah daftar diri seperti kami, disarankan tetap mendaftarkan diri lagi melalui aplikasi Peduli WNI ini, karena aplikasi yang lama tidak langsung terhubung dengan aplikasi yang baru ini. Harapannya, semoga saja kedepannya tidak selalu berulang harus daftar diri berkali-kali setiap ganti aplikasi.

Agenda ke-2 yaitu sosialisasi tata laksana pemilu terutama untuk WNI yang bertempat tinggal di wilayah Thailand. Beberapa bulan lalu, sudah pernah ada sosialisasi untuk mengingatkan kami mengecek apakah kami sudah terdaftar untuk pemilu, dan metode pemilihannya bisa lewat pos ataupun datang langsung ke KBRI Bangkok. Untuk kami yang jauh dari Bangkok, tentunya pilihan lewat pos lebih mudah. Tahun ini merupakan tahun ke -3 buat kami menyalurkan hak pilih kami dengan kirim dari pos. Berbeda dengan pelaksanaan 2 pemilu sebelumnya, tahun ini surat suara untuk memilih Presiden dan anggota DPR dikirimkan sekaligus dalam 1 amplop. Sebelumya, pelaksaan pemilihan anggota DPR dan Presiden terpisah tanggalnya, sehingga kami mendapatkan surat suara yang harus dikirmkan kembali 2 kali.

Setelah dijelaskan bagaimana memilih yang baik dan memastikan suara kami sah, dijelaskan juga kalau masing-masing surat suara harus dimasukkan ke amplopnya dalam keadaan di lem. Jadi nantinya akan ada surat suara untuk memilih presiden dan wakilanya dalam 1 amplop yang harus di lem, lalu surat suara untuk memilih anggota DPR Dapil DKI II dalam 1 amplop lain yang juga harus di lem. Nantinya 2 amplop tersebut beserta surat C-6 yang kami tandatangani di masukkan lagi ke dalam amplop besar yang sudah disediakan juga lengkap dengan alamat pengembalian dan perangko. Tentunya amplop terakhir jangan lupa di lem juga dan tinggal masukkan ke kotak pos di Thailand. Nantinya semua surat suara yang masuk sampai tanggal 16 April akan dibuka bersama-sama untuk dihitung pada tanggal 17 April 2019 di KBRI Bangkok. Jadi untuk teman-teman yang sudah punya surat suara dikirim lewat pos, jangan ditunda-tunda untuk mengirimkan kembali lewat pos ke kedutaan ya.

Oh ya, jadi tadi, kami sudah diberikan surat suara dan tinggal coblos dan kembalikan saja lewat pos. Beberapa teman yang baru datang ke Chiang Mai dan ternyata belum pindah terdaftarnya menjadi pemilih luar negeri kemungkinan masih bisa mendapatkan kesempatan untuk mendapatkan hak pilihnya tentunya dengan menunjukkan e-ktp dan akan di cek statusnya terlebih dahulu.

Foto bersama sebagian warga Indonesia di Chiang Mai dan panitia pemilu yang datang dari Bangkok.

Agenda yang ditunggu-tunggunya tentunya makan siang bersama hehehe. Setelah mendapatkan penjelasan untuk melapor diri melalui aplikasi Peduli WNI, dan sosialisasi mengenai pemilu 2019, tentunya gak lengkap kalau pulang dalam keadaan lapar hehehe. Setelah makan siang, perut kenyang hati senang, tidak lupa foto-foto dulu di tepi kolam untuk mendokumentasikan dan biar ingat acara ini hehehe.

Mungkin ada yang bertanya-tanya, aman gak tuh surat suaranya? nantinya di Bangkok mereka akan mendata surat suara yang kembali berapa banyak. Harapannya sih kalau kantor pos sini bekerja dengan baik, tentunya gak ada masalah surat suara hilang di kantor pos. Kalau masalah nanti suara kita ketahuan dong? ya nggak juga, karena surat suara kita yang di lem akan dimasukkan ke kotak suara yang dijaga 24 jam dan diawasi dengan cctv. Nantinya surat suara kita dibuka bersama-sama dengan yang lain. Jadi asas kerahasiaan tetap terjaga.

Pemilu di luar negeri akan diadakan serentak hari rabu 1o April 2019. Sedangkan pemilu di Indonesia diadakan 17 April 2019. Mungkin ada yang bertanya-tanya, nanti bisa ada suara ganda dong? untuk hal ini, kalau ketahuan akan ada hukumannya, jadi semuanya akan dicatat berdasarkan nomor induk kependudukan dan bisa ketahuan kalau ada yang curang.

Ayo kita sukseskan pemilu 2019, gunakan hak pilih Anda. Jangan sampai golput karena golput itu bukan solusi dan bukan pilihan. Jangan lupa asas LUBER (Langsung, Umum, Bebas, Rahasia) dalam pemilu, silakan pilih apa yang kamu mau, tapi jangan tanya pilihan saya, karena itu rahasia hehehe.

Kesan kembali memakai iOS

Selama beberapa tahun terakhir saya memakai iOS hanya untuk pentesting (dan juga ikut pelatihan iOS security di Hong Kong). Tadinya meskipun punya iPad dan iPhone, keduanya usianya cukup tua (keduanya > 5tahun). iPhone 5S sudah terasa sangat lambat, sementara iPad lebih sering dipakai untuk main oleh Joshua (dan sesekali oleh saya jika ada pentest aplikasi iPad). Sebelum iPhone 5S saya memakai iOS di iPod touch dan iPod touch 2nd generation.

Bulan Januari saya membeli iPhone XR (ini yang termurah yang mendukung prosessor A12) dan bulan ini saya membeli iPad (yang biasa bukan yang mini ataupun Pro). Pembelian iPhone tujuannya untuk pentesting (dan sudah terpakai), sementara iPad untuk membaca buku dan melihat materi Coursera (sekaligus hadiah untuk diri sendiri sudah menyelesaikan 6 Course di Coursera).

Lanjutkan membaca “Kesan kembali memakai iOS”

Ke Bioskop Lagi

Setelah sekian lama gak ke Bioskop, akhirnya tadi dapat kesempatan nonton berdua doang hehehe. Mumpung anak-anak lagi ikutan kegiatan musim panas dan Joe pulang bisa ijin pulang cepat. Dari kemaren sebenernya udah pengen nonton Captain Marvel, tapi ya Joshua sepertinya belum bisa di ajak nonton ke bioskop. Terakhir itu diajak nonton dia malah pengen keluar dari bioskop melulu, jadi ya gak bisa menonton dengan tenang. Jonathan sebenernya sudah bisa diajak nonton, beberapa kali malah Joe dan Jonathan aja nonton berdua.

Film Captain Marvel ini sesuai judulnya merupakan bagian dari cerita dari Marvel Comic. Tokohnya berbeda dari biasanya, kali ini perempuan. Di posting ini gak akan membahas ceritanya, tapi secara umum filmnya menarik dan adegan berantemnya juga lumayanlah. Oh ya, film ini bukan film anak-anak karena banyak adegan berantemnya. Kapan-kapan bakal nulis soal ceritanya, kalau nggak minta Joe yang nulis review filmnya hehehe.

Di Thailand, sebelum film dimulai ada banyak iklan dan juga memutar 1 lagu penghormatan kepada rajanya. Joe sempat bertanya-tanya, kira-kira gimana ya video yang ditampilkan ketika ada lagu penghormatan kepada rajanya sekarang. Video yang ditampilkan biasanya berganti setelah beberapa waktu, dan kali ini diperlihatkan masa transisi dari raja yang lama ke raja yang baru. Jadi dalam videonya ditunjukkan bagaimana sang ayah mendampingi putranya sejak kecil sampai besar setiap kali ada kegiatan kunjungan ke daerah. Menurut saya, videonya cukup menyentuh, salut untuk yang memikirkan konsep videonya.

Karena acara anak-anak itu dari jam 9 sampai jam 3 sore, kami memilih untuk nonton siang. Untungnya ada yang mulainya jam 12.30, jadi kami sekalian makan siang di mall dan nonton. Tapi karena filmnya saja 2 jam dan iklan sebelumnya 30 menit, kami gak kebagian nonton ekstra ending dari filmnya. Buru-buru jemput anak-anak ke tempat kegiatan mereka.

Beli tiket di sini sejak beberapa waktu lalu sudah langsung pakai e-tiket. Kalau dulu sebelum punya anak, kami beli kartu prabayar supaya tiketnya lebih murah. Terus sejak jarang ke bioskop ya kami gak beli lagi. Tapi sekarang mesinnya bisa nerima kartu kredit, jadi tadi beli tiketnya pakai kartu kredit saja. Sebenarnya tadi rencana beli online pakai aplikasinya, tapi entah kenapa tadi gagal mulu beli onlinenya.

Harga tiket bioskop belum banyak perubahan dari beberapa tahun lalu. Kami beli yang kursinya lebih besar dan lebih belakang, seorang 190 Baht. Kalau 5 baris lebih depannya bedanya sekitar 20 baht per orang. Sebenarnya ada promosi hari tertentu di mana harga tiket cuma 100 baht/orang, tapi ya kami bisanya hari ini, jadi gak apa-apalah bayar lebih.

Dari iklan/trailer film yang ditampilkan, ada beberapa yang sepertinya cukup menarik untuk ditonton di bioskop. Tapi gak tau nih bakal dapat kesempatan lagi gak nonton di bioskop. Buat sebagian orang, punya anak memang tidak jadi halangan buat nonton ke bioskop ber-2, apalagi kalau punya mbak atau kakek nenek yang bisa dititipin anak-anak. Buat kami, ninggalin anak-anak di rumah untuk nonton ke bioskop itu rasanya gak tega. Kalau anak-anak lagi ada acara yang cukup fun buat mereka, ya sah-sah saja kami juga nonton ke bioskop. Jadi kita lihat saja kapan lagi ada acara di mana anak-anak bisa dititipkan hehehe.

Sekian lama gak nonton ke bioskop, saya jadi ingat lagi kenapa beberapa film action itu gak terasa menarik kalau nonton di rumah. Emang beda rasanya nonton dengan layar lebar dan sound system yang bagus, dibanding nonton di rumah dengan gangguan anak-anak hehehe. Tapi kalau di bioskop pakai gangguan anak-anak juga gak lebih baik hehehe. Satu aja sih kekurangannya nonton di bioskop sini, saya belum bisa baca subtitle Thai nya, dan harus mendengarkan percakapannya supaya bisa mengerti mereka lagi ngomong apa. Kalau di rumah biasanya kami nonton pasti ada subtitle bahasa Inggrisnya, jadi walau suaranya kurang jelas, tetap bisa mengikuti ceritanya. Mudah-mudahan dapat kesempatan lagi nonton film-film berikutnya di bioskop tahun ini.