Buat yang Mau Berkunjung ke Chiang Mai

Sebenarnya sudah banyak menulis mengenai Chiang Mai, tapi ini saya mau mencoba menuiskan hal-hal mengenai Chiang Mai siapa tahu ada yang lagi bingung mau ke mana dan kepikiran mengunjungi Chiang Mai.

Chiang Mai itu di Mana?

Chiang Mai ini kota di utara Thailand, letaknya di kelilingi oleh perbukitan, dan jauh dari pantai. Jadi kalau mau liburan ke pantai, pastinya jangan cari di Chiang Mai hehehe. Kota ini merupakan kota terbesar di Utara Thailand, tapi sangat berbeda di bandingkan Bangkok.

Chiang Mai masih sekitar 3 jam perjalanan lagi untuk ke daerah perbatasan Thailand dengan negara Laos dan Myanmar. Selain bahasa Thailand, penduduk di sini kebanyakan berbahasa daerah juga (ya samalah kalau ke Bandung banyak yang bahasa Sunda bukan bahasa Indonesia doang). Tapi karena banyaknya orang asing tinggal di kota ini, gak usah kuatir kalau gak bisa bahasa Thailand, modal bahasa Inggris juga cukup kok untuk ke sini, kalau beruntung bisa ketemu orang asing yang sudah bisa berbahasa Thai, jadi bisa gampang nanya-nanya nya hehe.

Dari Indonesia sekarang ini belum ada direct flight langsung ke Chiang Mai, tapi ada banyak cara ke sini. Setelah sampai ke Bangkok, bisa naik pesawat sekitar 1 jam lagi atau naik bis malam (10 – 12 jam) atau kereta api (12 – 15jam). Alternatif lain, selain dari Bangkok, bisa juga dari Kuala Lumpur atau Singapur (ada pesawat yang transit di hari yang sama dan langsung ke Chiang Mai).

Kapan Waktu Terbaik ke Chiang Mai

Sepanjang tahun ada macam-macam festival yang menarik untuk dilihat dan menjadi alasan mengunjungi Chiang Mai, tapi tentunya tergantung juga dapat jatah liburnya kapan dan mau berapa lama di Chiang Mai. Chiang Mai memiliki musim panas (Maret – Agustus), musim hujan (September – November) dan musim dingin (Desember – Februari). Selama 12 tahun ini, musimnya kadang agak bergeser sedikit, November kadang sudah dingin kadang belum, Desember kadang masih hujan, dan Maret pagi-pagi masih dingin. tapi yang pasti April pasti panas banget dan Januari udaranya dingin. Musim dingin di sini itu gak ada salju dan ga ada hujan, jadi ya cuacanya menyenangkan buat jalan-jalan tanpa gangguan.

Biasanya turis paling banyak datang ke Chiang Mai itu di bulan Desember atau Januari awal. Tidak disarankan datang sekitar Februari sampai awal April karena di masa itu tingkat polusi udara sedang tinggi dari pembakaran ladang sisa panen di daerah utara Thailand dan juga dari negara tetangga. Biasanya polusi ini akan berakhir menjelang festival air Songkran / Tahun baru Thailand sekitar tanggal 14 dan 15 April. Tapi ya kalau datang bukan untuk festival air, lebih baik datang di awal Januari, saat udara sedang adem.

Apa yang bisa di lihat di bulan Januari? kalau beruntung bisa lihat bunga sakura sedang mekar. Kalau datangnya di minggu ke – 2 Januari bisa melihat perayaan hari anak di Thailand, di mana hari itu banyak tempat memberi gratisan untuk anak-anak. Bisa jalan-jalan ke kuil-kuil sekitar Chiang Mai sambil menikmati udara sejuk. Dan kalau datangnya minggu pertama Februari, bisa melihat festival bunga yang diadakan akhir pekan pertama di bulan Februari setiap tahunnya.

Kalau datang Maret gimana?gak ada apa-apa kecuali polusi udara hehehe, tapi pernah juga sih sepupu kami datang ke sini akhir Maret, dan beruntung ada hujan sebelum mereka tiba, jadi polusi udaranya minggir dan mereka bisa jalan-jalan melihat Chiang Mai. Tapi ya jangan ambil resikolah, kecuali udah beli tiket hahaha.

April seperti saya sebutkan sebelumnya ada festival air Songkran. Biasanya hari siram-siraman ini berlangsung beberapa hari, puncaknya biasanya sekitar tanggal 14 dan 15 April. Kalau mau main-main air ya jadwalkan datangnya sekitar hari Songkran.

Antara Mei sampai Oktober, biasanya sepi turis. Tidak disarankan juga ke Chiang Mai karena sering ada hujan dadakan. Gak seru kalau jalan-jalan terus kehujanan tiba-tiba, dan kemudian tiba-tiba panas terik lagi. Udaranya juga masih cukup panas walaupun hujan. Kami tiba pertama kali di Chiang mai sekitar bulan Mei, waktu itu masih banyak sekolah libur dan kami pikir kota ini sepi sekali, ternyata tak lama kemudian kotanya ramai lagi. Libur akhir tahun ajaran untuk sekolah di sini untuk sekolah Thai antara Maret sampai pertengahan Mei, sedangkan untuk sekolah Internasional liburan itu awal Juni sampai akhir Juli, jadi memang antara Mei sampai Agustus banyak yang liburan dan mengurangi isi kota Chiang Mai. September dan Oktober banyak hujan, jadi tetap gak seru deh liburan ke Chiang Mai di bulan-bulan itu.

Di bulan November ada festival Loy Kratong dan Yi Peng. Nah ini juga menarik untuk di lihat. Tiap tahun tanggalnya bisa berubah, tergantung kapan bulan purnamanya. Kalau berenacana ke Chiang mai untuk melihat festival ini, bisa cek dulu kapan festival ini akan diadakan tepatnya. Kadang-kadang bulan November udaranya udah cukup dingin, kadang-kadang masih agak panas, tapi karena festival Loy Kratong dan Yi Peng ini biasanya dirayakan malam hari, lebih baik bawa baju hangat yang tidak terlalu tebal untuk persiapan.

Hal-hal lain yang perlu diperhatikan

Penduduk Thailand mayoritasnya beragama Budha. Makanan Halal agak sulit ditemukan, tapi ada beberapa restoran Halal di Chiang Mai, jadi gak usah kuatir juga. Ada banyak pilihan makanan vegetarian juga dan seafood dan semua bisa dibeli dengan harga yang terjangkau. Makanan di Chiang Mai ini cukup standar harganya baik di food court mall maupun di luar mall.

Di Chiang Mai belum banyak angkutan umum, untungnya sekarang sudah ada taksi Grab. Untuk rute tertentu sudah ada bis trayek tapi karena saya belum pernah naik jadi belum bisa cerita banyak. Kalau rencana mengunjungi Chiang Mai sekitar seminggu, bisa mempertimbangkan menyewa motor atau mobil. Surat Ijin Mengemudi kita dari Indonesia bisa dipakai kok di Thailand sini, tapi jangan lupa untuk selalu pakai helm kalau naik motor dan taati rambu yang ada biar gak berurusan sama polisi.

Mata uang rupiah biasanya tidak laku untuk ditukarkan di money changer di Thailand. Sebaiknya bawa dollar, atau tarik tunai dari mesin ATM sini juga bisa. Dari hasil mencoba beberapa bank, nilai tukar yang paling baik kalau menarik dana dari ATM Bangkok Bank. Setiap penarikan dari atm akan dikenakan biaya sekitar 220 baht, dan jumlah lembaran maksimal yang bisa ditarik itu tergantung limit harian dan isi rekening kamu hehehe.

Udah segitu dulu, besok-besok kalau ada yang ketinggalan akan ditambahkan lagi.

Machine Learning dan Deep Learning Specialization (Coursera)

Awal tahun ini (8 Januari) saya iseng mulai ikut Machine Learning di Coursera. Setelah dua minggu ternyata saya masih semangat, jadi saya memutuskan untuk membayar, tujuan utamanya bukan supaya dapat sertifikat, tapi supaya semangat karena sudah bayar 79 USD.

Di tengah kesibukan saya selama Januari-Februari (nemu banyak bug), saya bisa menyelesaikan Course ini pada 23 Februari. Saya mengerjakan semua kuis dan tugas programming dengan Octave. Materinya dari sangat low level sekali, dari mulai linear regression sampai mengimplementasikan neural network (forward dan back propagation) dengan perkalian matriks.

Materi Machine Learning ini memang tidak membahas deep learning, jadi saya penasaran ingin belajar topik itu. Saya jadi ingat dengan blog senior saya Pak Benny Prijono (indoml.com). Pak Benny sudah mengikuti dan mereview banyak course dan membuat banyak catatan yang sangat rapi. Setelah membaca semua reviewnya, sepertinya yang menarik berikutnya adalah deep learning specialization dari pengajar yang sama.

Pengajar Machine Learning (Andrew Ng) memang enak cara penjelasannya. Dan beliau juga yang mengajar materi spesialisasi deep learning. Cara berbicaranya menurut saya agak terlalu lambat (saya terbiasa dengan kecepatan Bu Inge), tapi untungnya player video coursera mendukung percepatan video hingga 2x kecepatan normal (saya memakai kecepatan 1.50-1.75x tergantung materinya).

Kanan bawah adalah Andrew Ng, pengajar materi Machine Learning dan Deep Learning

Spesialisasi Deep Learning terdiri dari 5 Course. Review lengkapnya dalam bahasa Indonesia bisa dilihat di indoml.com, daftar 5 mata kuliahnya adalah:

Biayanya 49 USD/bulan sampai selesai. Kalau bisa selesai sebelum sebulan seperti saya, bisa hanya bayar 49 USD saja. Ada juga trial gratis 7 hari jika belum yakin apakah ingin mendapatkan sertifikat atau tidak. Untuk saya sendiri kemungkinan besar sertifikat ini tidak akan saya pakai, tapi tanpa membayar kita tidak bisa mengakses kuis dan tugas pemrogramannya.

Lanjutkan membaca “Machine Learning dan Deep Learning Specialization (Coursera)”

Block Cipher

Seperti namanya, sebuah block cipher mengenkrip 1 blok data setiap waktu. Ukuran blok ini biasanya kecil, misalnya AES memakai ukuran blok 128 bit (16 byte). Karena enkripsi dilakukan per blok, maka jika ukuran data kurang dari ukuran blok maka perlu ditambahkan padding (yang sudah dibahas sebelumnya). Jadi tidak seperti stream cipher, ukuran data hasil bisa sedikit lebih besar karena padding.

Ada banyak contoh block cipher, misalnya AES (yang jadi standar saat ini), DES (standar sebelumnya), TEA (block cipher yang sangat sederhana), Blowfish, dsb. Salah satu alasan enkripsi dilakukan per blok adalah: ada operasi permutasi yang bisa dilakukan dalam tiap blok. Contohnya jika ukuran blok hanya 4 byte dan kita memiliki data dengan urutan 1 2 3 4, maka bisa dilakukan permutas sehingga urutannya (misalnya) menjadi 2 3 1 4.

Tentunya tidak hanya permutasi saja yang dilakukan, biasanya ada banyak langkah yang diulang beberapa kali (iterated block cipher). Setiap langkah bisa berupa substitusi (menggunakan yang namanya S-BOX), permutasi, pemecahan blok menjadi beberapa bagian, dan penggabungan kembali bagian tersebut.

Mode Of Operation

Untuk tiap block cipher, kita bisa menggunakannya dalam berbagai mode. Mode paling sederhana adalah Electronic Codebook (ECB): ambil satu blok, enkrip blok itu saja, lupakan semua, jika ada blok baru maka enkrip blok itu saja, dst. Ini jadi mirip dengan stream cipher hanya saja ukurannya per blok. Di dalam mode ini tidak ada IV (initialization vector).


Lanjutkan membaca “Block Cipher”

Jonathan dan Global Art

Jonathan dari kecil gak suka mewarnai. Dari dulu kalau menggambar juga ya suka asal-asal saja. Sejak homeschooling, karena saya tidak sabar ajarin teknik gambar warna ataupun yang mengarah ke art, saya daftarkan Jonathan ikutan kelas di Global Art dekat rumah.

Global Art ini franchise international, mereka punya program yang cukup jelas step by stepnya. Tiap level ada buku kerja untuk muridnya, di akhir level anak akan diberi semacam test kecil dan diberi laporan ke orangtua. Sejak ikutan kelas di sana, Jonathan sudah menyelesaikan 2 buku (1 buku kira-kira 10 gambar), dan sekarang sudah hampir menyelesaikan buku ke – 3.

Tujuan saya masukkan Jonathan ke Global Art untuk menjadi bagian dari homeschoolnya karena saya tidak bisa mengajar art. Awalnya saya pikir masa sih mewarnai saja harus dilesin? tapi ternyata setelah sekian lama saya bisa lihat kalau lesnya gak sekedar mewarnai. Ada teknik mewarnai mulai dari menggunakan crayon, pensil warna, cat air dan kadang-kadang ada selingan kelas handicraft juga.

Lanjutkan membaca “Jonathan dan Global Art”

Stream cipher

Dalam stream cipher plaintext dienkrip satu byte tiap waktu. Ini berbeda dengan block cipher (akan dibahas di posting berikutnya) yang harus mengenkrip satu blok byte dengan ukuran tertentu. Prinsip stream cipher adalah: dari sebuah key dihasilkan sebuah urutan byte-byte yang acak. Byte-byte ini kemudian di XOR-kan dengan plaintext. Karena sifat stream cipher yang menghasilkan byte acak, kadang ada yang menggunakan ini sebagai RNG (Random Number Generator)

Dengan stream cipher, panjang hasil enkripsi bisa sama dengan teks yang dienkripsi. Karena enkripsi bisa dilakukan per byte, maka begitu ada 1 byte data tersedia, data tersebut langsung bisa dienkripsi (tidak perlu menunggu satu blok data).

Beberapa contoh stream cipher adalah: RC4 (dipakai di banyak hal misalnya WIFI WEP dan juga oleh banyak malware) serta A5/1 dan A5/2 (dipakai di GSM versi lama). Secara umum block cipher bisa diubah menjadi stream cipher dengan mode OFB (Output Feedback) dan CTR (Counter), jadi sekarang ini tidak banyak stream cipher yang populer.

Baik block cipher maupun stream cipher perlu diberi IV (initialization vector). Tujuan IV ini mirip dengan salt pada waktu hashing. Jika ada dua message yang dienkrip dengan key yang sama, dengan menggunakan IV yang berbeda maka hasil enkripsinya akan berbeda. Dalam stream cipher, jika tidak ada IV dan kita mengenkrip dua pesan yang berbeda (A dan B), maka akibatnya kita bisa mendapatkan (A XOR B) meskipun tidak tahu keynya. Ini bisa terjadi karena

E1 = (A XOR C) # dengan C adalah sebuah stream dari key K
E2 = (B XOR C) # dengan C adalah sebuah stream dari key K yang sama
X = (E1 XOR E2) = (A XOR C) XOR (B XOR C) = A XOR B

Contohnya seperti ini jika data yang dienkrip adalah gambar dengan teks “Yohanes”

Hasilnya bagus tidak terbaca

Lanjutkan membaca “Stream cipher”

Jauh Dekat itu Relatif

Kalau ditanya waktu belajar matematika atau fisika mengenai apa unit yang dipakai untuk mengukur berapa jauh sebuah jarak? jawabannya biasanya meter (atau konversinya ke cm, km tergantung jarak apa yang mau diukur. Tapi, sekarang ini, rasanya jarak tidak lagi diukur semata-mata dengan meter saja. Misalnya nih waktu di Jakarta, diajakin ke suatu tempat, kalau ditanya: eh kalau TMII jauh gak ya dari Depok. Jawabannya: deket kok, cuma sekitar 1 jam. Tapi kalau ditanya: eh kalau dari Monas ke Depok jauh ga ya? jawabannya: jauh itu, naik grab aja kalau lagi rush hour bisa 300ribu ongkosnya, belum lagi berjam-jam sampainya.

Sejak tinggal di Chiang Mai, kebanyakan tempat itu terasa dekat, terutama yang berada di sekitar rumah. Kalau nyetir gak sampai 15 menit walaupun jaraknya 15 km dari rumah, pasti berasa dekat. Kalau jarak tempuhnya 30 menit dekat atau jauh? ya tergantung di mana, kalau di Jakarta 30 menit itu dekat, kalau di Chiang Mai 30 menit nyetir itu terasa jauh (dan memang jarak yang ditempuh lebih jauh pada nyetir 30 menit di Jakarta).

Ada 1 lagi faktor yang bikin perasaan jauh atau dekat itu. Semakin sering kita ke suatu tempat, semakin dekat rasanya. Misalnya, dulu ke taman rajapreuk terasa jauh dari rumah kami, padahal ya nyetirnya 15 – 20 menitan, tapi setelah tahun lalu hampir setiap weekend main ke taman rajapreuk, tempat itu jadi dekat dari rumah. Ada lagi daerah turis di sini, tempat anak muda sering nongkrong, daerah Nimanhaemin, dulunya tempat itu terasa jauh buat kami (karena memang lalu lintasnya juga sering macet), tapi waktu Jonathan ke sekolah deket situ, akhirnya nemu jalan pintas dan jadi terasa dekat. Sekarang gimana rasanya setelah gak ke sana lagi tiap hari? ya mulai terasa gak jauh tapi juga gak deket-deket banget.

Masalah jarak tempuh ke suatu tempat di Chiang Mai sebenarnya sudah mulai ada perubahan juga. Kalau dibandingkan 12 tahun lalu, Chiang Mai yang sekarang ini jalannya tambah banyak. Jalan tambah banyak tapi juga volume kenderaan tambah banyak karena sepertinya penghuni kota ini juga bertambah banyak. Jam-jam tertentu, lalu lintasnya mulai terasa lama di jalan, tapi untungnya jalanannya tetap terjaga kualitasnya gak pada berlubang.

Dulu, di Bandung, rasanya ke mana-mana dekat. Tapi belakangan saya dengar Bandung mulai macet. Terakhir kami pulang, kami gak jadi ke Bandung karena katanya jarak tempuh Jakarta Bandung sekarang ini bisa sekitar 5 jam dan lebih baik naik kereta api daripada mobil sendiri atau bis. Nah sebenearnya ini pasti tergantung jam berapa juga, kemungkinan karena banyak yang gak mau bangun pagi misalnya, jadilah jalanannya penuh di jam orang normal bangun dan bikin jalanan macet. Jadi sepertinya dengan kemacetan yang ada membuat Bandung jadi Jauh dari Jakarta walaupun sudah ada jalan tol.

Dulu, pulang ke Indonesia itu terasa jauh sekali, apalagi karena belum banyak pilihan pesawat dan kadang-kadang transit itu harus nginap dulu karena jadwal pesawat gak ada yang pas untuk langsung sampai di hari yang sama. Beberapa tahun belakangan ini, sudah semakin banyak pilihan maskapai dan juga mau transit di mananya dan rata-rata bisa sampai di hari yang sama (yang beda cuma harga tiketnya saja). Harapannya di kemudian hari Chiang Mai terasa makin dekat dari Indonesia, walaupun jaraknya tidak berubah dari dulu kala.

Pantesan saja ya ada yang bilang jauh di mata bisa dekat di hati, karena jauh dan dekat itu relatif terhadap perasaan hehehe. Tulisan random ini sebenarnya sedang bersyukur bisa tinggal di kota Chiang Mai yang jarak tempuh ke tempat-tempat yang perlu kami kunjungi tidak terlalu lama dan atau terasa jauh.

Tanda tangan digital (kriptografi)

Sebagian orang menyangka tanda tangan digital adalah tanda tangan manusia hasil scan/foto/ditulis dengan stylus, tapi dalam kriptografi, maksudnya bukan itu. Tandatangan digital bertujuan untuk membuktikan bahwa:

  • seseorang tidak bisa menyangkal bahwa pernah menandatangani sebuah dokumen/file (non repudiation)
  • semua orang lain bisa memverifikasi bahwa tanda tangan tersebut valid

Ada banyak skema tanda tangan digital. Prinsipnya sama: ada key private yang dimiliki oleh penandatangan (signer) dan ada key publik yang disebarkan publik. Contoh algoritma yang bisa dipakai adalah RSA. Saya memilih satu algoritma saja untuk menjelaskan karena saya sudah membahas RSA di posting lain.

Lanjutkan membaca “Tanda tangan digital (kriptografi)”