Masih memakai Emacs

Sekitar 8 tahun lalu saya menulis kalau saya mulai nyaman memakai Emacs. Selama ini saya masih sering mencoba-coba editor lain, termasuk juga kembali mencoba mendalami Vim karena saat ini Vim popularitasnya semakin naik dibandingkan Emacs. Tapi pada akhirnya saya masih memilih Emacs.

Ini cuma sekedar catatan pribadi, bukan untuk flamewar. Kalau tidak ditulis saya akan lupa (kalau tidak membaca posting saya sebelumnya, saya tidak ingat bahwa dulu sering memakai editor joe).

Lanjutkan membaca “Masih memakai Emacs”

Kabar aneka peralatan elektronik lama

Posting ini sekedar untuk catatan mengenai status berbagai elektronik lama yang pernah dituliskan di sini. Beberapa yang diingat saja yang akan dituliskan. Beberapa benda elektronik yang sudah dibeli masih dipakai dan beberapa hanya disimpan saja.

Hal pertama adalah mengenai keyboard. Posting ini dituliskan menggunakan keyboard mekanis yang sudah dituliskan tahun 2013. Keyboard yang menurut saya cukup mahal ini sudah terpakai lebih dari 5 tahun. Rasanya masih cukup enak dipakai untuk mengetik, hanya saja kadang error dan harus cabut colok lagi baru terdeteksi lagi.

Tahun 2015 saya pernah beli tablet Windows harga murah, walaupun jarang dipakai tapi benda ini masih berfungsi dan masih bisa diupdate terus Windows 10-nya. Batere benda ini masih tahan beberapa jam. Saya termasuk kagum dengan ini karena saya pikir hanya akan tahan 1-2 tahun saja.

Lanjutkan membaca “Kabar aneka peralatan elektronik lama”

Joshua, Huruf dan Angka

Sejak berumur 2,5 tahun, Joshua sudah tertarik dengan huruf-huruf dan angka. Dia sudah berusaha menulis ABC di white board, dan menyanyikan lagu ABC sebelum tertidur. Sekarang ini di umur 3 tahun 8 bulan, dia sudah bisa menuliskan alphabet dengan lancar dan menyebutkan namanya dalam bahasa Inggris dan Indonesia. Dia juga menghapal 44 huruf Thai dan ingat urutannya (saya aja belum bisa). Selain huruf, dia juga menghapal angka dan bisa menghitung 1 sampai 100 (dan sekarang tertarik meneruskan menghitung sampai beberapa ratus).

Saya dan Joe tidak pernah secara khusus mengajari dia untuk mengenal huruf dan angka, menulis ataupun membaca. Tapi karena dia menunjukkan ketertarikan dan selalu bertanya dan meminta kami memberi contoh, ya tentunya kami menjawab keingintahuannya. Metode belajar Joshua biasanya dia akan meminta kami berkali-kali menyebutkan nama dari huruf dan urutannya, meminta diputarkan lagunya, dan tau-tau dia akan berusaha menuliskannya sambil meminta konfirmasi apakah yang dia lakukan sudah benar.

Lanjutkan membaca “Joshua, Huruf dan Angka”

Joshua dan Piano

Joshua sekarang ini berumur 3 tahun 8 bulan. Sejak dulu keliatan punya ketertarikan dengan alat musik. Tapi karena dia belum lancar komunikasinya jadi belum bisa juga dikursusin piano. Beberapa waktu lalu saya iseng ngajarin dia lagu dari buku piano waktu awal belajar piano, cuma pakai 3 key hitam doang. Nah ternyata, dia bisa ingat dan mengulang-ulang lagu itu walaupun masih pake 1 jari saja.

Gaya serius kayak udah jagoan main piano

Setelah dia berkali-kali mainkan lagu yang sama, saya iseng lagi, kenalin dia untuk bisa do-re-mi-fa-so-la-si-do terus dari situ mundur lagi do-si-la-sol-fa-mi-re-do. Nah gak pake lama, dia bisa ingat juga. Kadang-kadang dia suka main asal-asal, terus mulai secara random dan setelah ketemu nada do, dia tau untuk nerusin sampai do tinggi dan kembali lagi ke do tersebut.

Lanjutkan membaca “Joshua dan Piano”

Payload XSS non latin

Tadi saya melihat ada yang sharing payload XSS yang hanya menggunakan karakter dalam Hangul (alfabet bahasa Korea), tanpa huruf latin. Biasanya payload butuh huruf latin karena berbagai fungsi (termasuk fungsi “alert”) butuh karakter latin. Di tulisan ini saya akan menjelaskan cara kerja payload ini lalu membuat versi dengan aksara Jawa.

Payload utamanya seperti ini:

([,하,,,,훌]=[]+{},[한,글,페,이,,로,드,ㅋ,,,ㅎ]=[!!하]+!하+하.ㅁ)
[훌+=하+ㅎ+ㅋ+한+글+페+훌+한+하+글][훌](로+드+이+글+한+'(45)’)()

Lanjutkan membaca “Payload XSS non latin”

Solid State Drive (SSD)

Posting ini sekedar catatan untuk diri sendiri mengenai pemakaian SSD. Kalau tidak dicatat tidak akan ingat tentang mulai naiknya kapasitas penyimpanan. Dulu waktu punya Nokia 3650, MMC yang kami pakai cuma 16 MB, sedangkan sekarang memori internal HP saya saja sudah 128 GB.

Saya mulai memakai SSD tahun 2012, waktu itu harganya masih 3400 baht untuk kapasitas 60 GB. Sekarang harganya 750 baht untuk kapasitas 120 GB dan bisa lebih murah lagi jika beli merk nggak jelas di AliExpress. Kapasitas 60 GB sudah jarang ditemui di kota ini.

Setelah dipakai agak lama, ternyata saya cukup suka memakai Thinkpad X230, dan jadinya menginstall banyak program di ThinkPad tersebut. Tadinya 60 GB terasa cukup, tapi jika saya masukkan berbagai data (terutama email dan virtual machine) akhirnya terasa kurang juga. Jadi akhirnya kemarin beli SSD 240 GB dengan harga 1290 baht.

Dulu waktu saya mulai memakai SSD, belum semua sistem operasi mendukung TRIM (dan belum semua SSD mendukung perintah ini), tapi sekarang ini sudah jadi default di semua OS baru. Perintah TRIM memungkinan pemakaian SSD lebih awet karena controller SSD bisa diberitahu data mana yang sudah tidak terpakai, jadi bisa lebih mengoptimalkan algorima “wear leveling”. Penjelasan detailnya agak panjang, jadi bisa dibaca di berbagai artikel di web (misalnya ini).

Sekarang semua komputer saya sudah memakai SSD, minimal untuk OS-nya. Saya juga masih memakai HDD ntuk penyimpanan data yang besar. Saya sudah mencoba beberapa merk SSD, termasuk juga beberapa kali mencoba SSD merk China (King Dian), dan sejauh ini semuanya masih awet. Tapi hal ini bukan jaminan, adik saya punya pengalaman buruk dengan SSD dari China yang dibeli online (rusak dalam beberapa bulan), jadi mungkin ini untung-untungan. Untuk data yang penting, saya memilih SSD bermerk dengan garansi, dan tetap membackup data karena SSD bisa rusak tiba-tiba sewaktu-waktu.

Tips Menghadapi Musim Polusi di Chiang Mai

Seperti pernah saya tuliskan sebelumnya, setiap tahun di Chiang Mai ada namanya musim polusi. Jadi bukan cuma musim panas, musim hujan, dan musim dingin yang ada di sini. Setiap musim polusi tiba, timeline FB lokal saya pasti ada beberapa post mengenai kualitas udara. Banyak group lokal juga akan membahas dan membuat banyak pendatang baru menjadi resah. Baru sekali saya ketemu dengan seorang yang pernah tinggal di Beijing berkata dengan bahagia: polusi di sini mah gak ada apa-apanya dibandingkan di Beijing hehehe.

Karena udah beberapa tahun mengalami musim polusi, kami sudah tidak terlalu cemas dan cenderung biasa saja hahaha. Tapi ya tentunya, biasa karena udah punya persiapan menghadapi musim ini. Kebanyakan expat di sini memilih mengungsi dari Chiang Mai ke Thailand Selatan atau mudik ke negerinya masing-masing. Tapi kami ga seleluasa itu juga untuk pergi dari Chiang Mai berbulan-bulan. Sebenarnya bisa juga saya dan anak-anak saja yang ngungsi, tapi ah, enakan juga bareng-bareng di sini. Secara keseluruhan, polusinya gak konstan selama 2 bulan kok.

Tips 1. Modal utama adalah alat ukur kadar polusi dan filter udara.

Tulisan ini lengkapnya udah pernah di posting Joe di sini. Kedua alat itu penting, supaya lebih tenang. Kalau dulu cuma melihat angka polusi di website, berarti itu kadar polusi di daerah sensor itu berada. Daerah rumah kami ini banyak tanamannya dan angin cukup banyak, jadi ya walaupun di website dinyatakan kadar polusinya tinggi, daerah sekitar rumah kami seringnya masih baik-baik saja.

Kalau angka sensor di rumah mulai di atas 60, kami akan mulai menutup semua pintu dan jendela dan menyalakan filter udara. Kami punya 2 filter besar dan 4 filter DIY, cukup untuk seluruh ruangan yang ada. Sekitar 2 hari kemarin sampai kemarin pagi, sensor udara mulai menunjukkan angka di atas 100. Sepanjang pagi sampai sore, filter udara bekerja penuh. Sore hari, ternyata angin berhembus cukup banyak dan udara mulai bersih. Jadi sore dan malam harinya filter bisa di matikan saja. Hari ini angka polusinya juga tidak setinggi 2 hari lalu, jadi kami santai aja gak nyalain filter, tapi malam ini kami nyalakan filter karena angkanya merambat naik lagi. Kalau liat angka tingkat polusi hanya dari website, dari kemarin masih cukup tinggi dikisaran di atas 100, masih kadar berbahaya, tapi karena punya sensor sendiri, kami cukup tenang terutama untuk kegiatan sekitar rumah.

Tips 2. Kurangi merencanakan aktivitas di luar rumah

Di musim polusi, kami mengurangi pergi ke taman. Di tengah musim polusi, biasanya akan ada hari cerah karena sehabis hujan. Nah kalau memang yakin sudah cerah (biasanya cukup berasa dari jarak pandang mata pas nyetir), boleh deh jalan-jalan dadakan ke taman.

Kalau misalnya kita ga punya pilihan dan harus beraktivitas di luar, kita bisa memakai masker untuk memfilter udara yang kita hirup. Masker yang digunakan bukan masker buat kulit wajah ya, tapi masker udara. Masker udara yang dianjurkan kategori masker N95, untuk menyaring partikel yang sangat kecil. Kalau pakai masker biasa, ya sama saja boong. Nah saya sejauh ini gak pernah pakai masker, anak-anak juga ga suka pake masker, tapi saya sedia masker siapa tau butuh suatu saat.

Tips 3. Jaga Kesehatan

Ini sebenarnya udara buruk atau baik harusnya tetap dilakukan ya. Tapi di udara buruk ini, kalau kita ga hati-hati bisa drop banget kena batuk dan teman-temannya. Jaga kesehatan tentunya dengan minum vitamin, makan yang sehat dan minum air putih yang cukup. Beberapa orang yang mengerti juga memakai essential oil.

Berolahraga di udara buruk tidak dianjurkan, kalau mau olahraga lebih baik olahraga di rumah atau di tempat olahraga indoor yang punya filter udaranya. Kalau melakukan aktivitas fisik dan menghirup partikel berbahaya, katanya malah bisa bikin berbagai masalah dengan sistem pernapasan kita.

Dengan tips di atas, mudah-mudahan waktu 2 bulan berlalu tanpa terasa. Pada dasarnya pemerintah Thailand bekerja dengan baik berusaha menanggulangi polusi ini dengan mengeluarkan larangan membakar sisa ladang sejak 1 Maret sampai 30 April, apa daya kadang-kadang polusi terjadi karena kebakaran hutan ataupun kiriman dari negeri tetangga. Bagusnya, kalaupun hal-hal ini tak terelakkan, di tengah musim polusi ini biasanya ada 1 atau 2 badai lewat membawa angin kencang dan hujan selama beberapa hari, jadilah udaranya segar lagi. Selain itu kalau kadar polusinya mengkhawatirkan, pemerintah Thailand juga mengusahakan membuat hujan buatan.

Saya baca berita, di berbagai daerah di Thailand utara sudah mulai diadakan pelarangan bakar-bakaran sejak Februari ini sampai akhir Maret. Sekarang ini ya tetap berharap polusinya gak memburuk, ada hujan dan tetap sehat. Gak mau panik tapi ya tetap harus liat situasi dan kondisi. Sekali lagi saya ingatkan kalau ada yang berniat jalan-jalan ke Chiang Mai, sekarang ini bukan waktu yang tepat. Lebih baik ganti tiket sampai polusi berakhir atau rencanakan akhir tahun atau awal tahun depan saja.