Night Bazaar

Cerita ini masih dalam rangka mengantar membeli oleh-oleh. Karena di pasar kurang banyak pernak pernik, kami memutuskan hari minggunya untuk ke Night Bazaar. Sesuai dengan namanya, tempat itu ramai di malam hari. Banyak orang berjualan berbagai macam pernak pernik (selain baju-baju yang bisa ditemukan di pasar juga). Pulang dari gereja langsung ke tempat makan yang bernama Kalare. Seperti biasa, makan dulu sebelum memulai aktivitas yang diyakini akan melelahkan.

Oh ya, kali ini kami ditemani dengan Bu Diana, seorang Indonesia yang sudah lebih lama tinggal di Chiang Mai. Well harus diakui, walau sudah beberapa bulan tinggal di sini, kami belum pernah mengeksplor daerah Night Bazaar ini. Tempat ini sangat ramaaaaaai oleh pedagang maupun pembeli. Padahal sekarang ini lagi low season katanya. Di night bazaar ada banyak pilihan pernak pernik dan oleh-oleh. Sejujurnya rasa pegal-pegal sisa aktivitas hari sabtu belum hilang. Lalu datang tawaran menarik dari Bu Diana untuk mencoba Foot, Back and Shoulder Massage di daerah Night Bazaar. Setelah yakin bahwa teman-teman yang mencari oleh-oleh tidak akan nyasar (ya ga mungkin nyasar wong daerahnya disitu-situ juga), kami memutuskan menunggu mereka belanja sambil massage.

Jadi inget, dulu di Bandung sering refleksi di Jhonny Andrean, dan sejak tiba di Chiang Mai otomatis kami belum pernah refleksi lagi. Belum pernah benar-benar sempat untuk memanjakan diri berelaksasi di pijat. Hmm…jadi inget waktu di Bali. Untungnya biaya pijat di sini lebih murah di bandingkan Bali 😛 (setidaknya kami memilih tukang pijet yang cukup profesional tapi juga bukan tempat yang sudah sangat terkenalnya sampe jadi mahal). Di sini tempat pijet banyak banget, bahkan di depan apartemen juga ada 2 tempat. Tapi dari kemarin selalu ragu untuk mencoba massage. Takut ketagihan sih :p, kan gawat hehehe…

Setelah 1 jam massage, ternyata teman-teman yang belanja udah pada selesai. Mereka duduk menikmati tari-tarian yang disuguhkan di food court Kalare. Heran deh, kami sudah beberapa kali makan di Kalare (walaupun belum pernah wisata belanja di Night Bazaarnya), tapi biasanya di situ ga ada tari-tarian, paling pernah juga ngeliat orang nyanyi. Kenapa giliran sekarang ada yang nari? (loh kok sewot?). Bukan sewot sih hehehe, cuma agak hairan, minggu ini kok serasa jadi turis juga yah :P.

Anyway, cerita weekend ini emang beda dengan weekend lainnya. Walaupun sudah 3 bulan tinggal di Chiang Mai, tapi serasa baru kemarin tiba hehehe. Dan semakin kami berjalan-jalan di Chiang Mai, semakin kami menemukan kalau kekayaan alam Indonesia itu ga kalah deh dibanding negeri orang. Jadi pengen ke Grojokan Sewu, Tongging dan daerah wisata Indonesia kalau ada kesempatan pas mudik ntar.

Rush Hour 3

Rush Hour 3Waktu menonton Bourne Ultimatum kemarin, kami melihat trailer film Rush Hour 3. Walau rasanya ga inget 2 film sebelumnya (rasanya ga nonton sih), kami memutuskan menonton Rush Hour 3 karena sepertinya lucu. Sejak beli kartu prabayar untuk sekitar 8 tiket ( 4 kali nonton berdua) yang berlaku untuk 6 bulan kami jadi tambah sering nonton. Enak bisa membeli tiket dan memilih tempat duduk secara online dari rumah / kantor dan tinggal bawa kertas hasil print dan menunjukkan kartu prabayarnya (senangnya… ga perlu ngantri dan bisa milih tempat duduk yang strategis). Film ini masih dibintangi Jackie Chan dan Chris Tucker. Jackie Chan yang sudah mulai tua mulai terlihat lamban dalam bergerak. Tapi justru, gerakan lamban Jackie Chan itu membuat terasa lebih realistis (dibandingkan dengan film aksi James Bond yang terlalu jago dan kadang-kadang ga masuk akal). Keunikan film ini adalah pada 2 tokoh utama yang satu negro yang satu Chinese dan settingnya di Paris. Dialognya lucu dan menghibur. Parisnya? teteup…ada musik khas yang mengingatkan keinginan mengunjungi Paris suatu hari nanti (kapan yaaaa).

Jalan cerita film ini ada hubungannya dengan film pertamanya, tapi walau ga tau cerita film sebelumnya, tidak jadi masalah besar. Kalau mau tau kisahnya bisa di cek di wikipedia. Cuma mau cerita kalau film ini cukup menghibur dan aksinya juga bolehlah. Yang jelas, walaupun di sini ga ada subtitlenya, kami bisa menikmati film ini dan tertawa terbahak-bahak hampir sepanjang film (well..mungkin ini agak subjektif ya). Tapi film ini menurut kami lucu (keukeuh).

gambar di ambil dari http://www.rushhourmovie.com/

The Bourne Ultimatum

Bourne UltimatumFilm ini diadaptasi dari novel yang ditulis oleh Robert Ludlum. Sebelumnya pada tahun 1988 pernah dibuat seri televisi The Bourne Identity yang dibintangi oleh Richard Chamberlain. Film ini merupakan kelanjutan dari film The Bourne Identity (2002) dan The Bourne Supremacy (2004) mengisahkan kehidupan seorang penderita amnesia bernama Jason Bourne (diperankan Matt Damon) yang pekerjaannya adalah membunuh orang yang diperintahkan untuk dibunuh tanpa dia tahu siapa dan kenapa orang tersebut harus di bunuh lalu dia mendapati berikutnya dialah yang menjadi target.

 

Dalam 2 film sebelumnya dikisahkan, karena kematian kekasihnya, Jason Bourne memiliki kesadaran terpendam untuk tidak lagi melakuan pembunuhan yang diperintahkan kepadanya. Dia mulai mempertanyakan siapa dirinya sebenarnya dan ternyata dia tidak mengingat masa lalunya. Usaha untuk mengembalikan ingatan tidak mudah karena dilakukan sambil melarikan diri dari orang-orang yang ingin membunuhnya. Lanjutkan membaca “The Bourne Ultimatum”

Pemeriksa Ejaan Bahasa Indonesia untuk Firefox

Update 29 Maret 2008: Romy Hardiyanto telah membuat versi yang lebih baik dan dapat didownload di http://addons.mozilla.org

Saya sudah mencari addon Firefox untuk memeriksa ejaan bahasa Indonesia, agar ketika menulis  ejaannya tidak ngawur, tapi ternyata saya tidak menemukannya. Jadi akhirnya saya putuskan untuk membungkus sendiri kamus ejaan bahasa Indonesia yang ditujukan untuk OpenOffice agar dapat diinstall sebagai kamus ejaan di Firefox. Hanya dibutuhkan waktu beberapa menit untuk membungkus kamus menjadi format xpi. Setelah itu saya sudah bisa memeriksa ejaan dalam bahasa Indonesia.

Anda dapat mendownload/menginstall kamus yang telah saya buat dengan mengklik link ini.

Lanjutkan membaca “Pemeriksa Ejaan Bahasa Indonesia untuk Firefox”

Ratatouille (Rat.a.too.ee)

ratatouille poster from WikipediaFilm animasi dari Pixar selalu kereeeen. Ceritanya kali ini tentang seekor tikus yang bernama Remy yang tinggal di Paris dan punya selera tersendiri akan makanan yang sangat berbeda dengan tikus pada umumnya. Dia mengagumi seorang chef Gusteau yang punya slogan: “anyone can cook” dan somehow membuat dia berambisi juga menjadi chef. Slogan Remy dalam usahanya menjadi Chef : “Always believe that with hardwork and a little luck, it’s only a matter of time before I am discovered “. Mau makan makanan enak yang dimasakin tikus?

Film ini sangat menghibur, lucu dan animasinya juga keren. Anyway, kalau mau nonton film ini jangan terlalu mikir, nikmati aja, karena namanya juga film, banyak hal yang mustahil terjadi di sana. Film ini sudah agak lama ditunggu-tunggu, dan ternyata penantian tidak sia-sia. Udah lama ga nonton film yang benar-benar menghibur. Hampir sepanjang film ini penonton tertawa. Benar-benar menghibur deh. Oh ya, musicnya juga kereeeen, bisa dibilang nuansanya sangat Paris (walaupun saya belum pernah ke sana). Pengen nonton lagi euy hehhe…

Harry Potter and the Deathly Hallows

Buku Harry Potter 7 akan release besok Sabtu serentak di seluruh dunia. Sebelumnya, pengamanan untuk distribusi buku ini mulai dari pencetakan sangat ketat. Tapi… yang namanya seketat apapun pengamanan, pasti ada celah security. Seminggu yang lalu, sudah banyak orang yang bisa mendapatkan edisi foto dari setiap lembar buku itu dan bahkan hari ini, edisi teks secara lengkap sudah dapat diperoleh. Beberapa orang bilang : ah itu palsu, tapi beberapa orang yang tidak sabar ingin mengetahui akhir dari cerita petualangan Harry dan sahabatnya, membaca dengan bersusah payah. Lanjutkan membaca “Harry Potter and the Deathly Hallows”

Komentar di Blog

Paling sebel dengan orang yang meninggalkan komentar di blog yang tidak nyambung dengan postingan. Paling sebel lagi dengan orang yang nulis panjang lebar dan tidak membaca postingan dengan baik lalu menuduh-nuduh sembarangan. Herannya lagi, orang-orang suka bikin komentar yang panjaaaaaaang banget (mending kalau nyambung, kalau nggak males banget deh). Kalau mau bikin komentar yang panjang, kenapa ga set up blog sendiri, tulis di situ, dan tinggal ngetrace back ke sini. Paling gampang, di masa yang akan datang, untuk jenis komentar yang tidak berkenan akan di hapus saja.