Bertanya atau mati!

bertanya atau mati Weekend kemarin gw habiskan dengan membaca buku tulisan isman yang gw dapat dari pengarangnya langsung hari jumat (tentunya dengan tandatangannya dong :D). Menurut gw membaca buku ini hampir sama menariknya dengan membaca blog Isman, dan lebih gampang lagi malah membacanya karena kebetulan bahasa Inggris gw masih agak payah, dan tulisan Isman walaupun ngakunya dapat nilai bahasa Indonesia waktu sd jelek, ya masih cukup menggelitiklah. Lanjutkan membaca “Bertanya atau mati!”

OSN di Pekanbaru

Ini oleh-oleh cerita dari Pekanbaru waktu jadi juri/panitia buat OSN (olimpiade sains nasional) bidang komputer. Kemarin di Pekanbaru selama hampir seminggu (Senin-Sabtu, 23-28 Agustus 2004).

Pertama mengenai kesan kota Pekanbaru: kotanya cukup kecil, cukup bersih dan rapi, gak banyak gedung bertingkat, panas, banyak rumah beratap seng yang khas daerah sumatra. Mengenai orang pekanbaru aku gak bisa bisa banyak komentar, soalnya cuma bertemu beberapa orang dan cukup ramah. Gubernurnya bisa nyanyi dan pantun, dan bikin album pula.
Lanjutkan membaca “OSN di Pekanbaru”

Tentang Friendster

Gw bukan mau nulis tentang demam friendster ataupun tentang kasus amanda dan ronald (atau roland yah), gw bukan mo nulis tentang betapa banyak sekarang yg mirip2 friendster, gw cuma terinspirasi menulis setelah hari ini mendapatkan request dari saudara gw untuk join di friendlist gw. What a small world, now friendster become familyster huh? Lanjutkan membaca “Tentang Friendster”

Kartu Bebas yang ga Bebas

Udah tergolong lama kartu bebas di release ama XL, tapi gw belum review juga sampe sekarang, bukan karena gw ga tau, tapi karena kurang menarik, terlalu gembar-gembor tapi servicenya jelek. Bukan rahasia lagi kalau kartu perdana proxl kemarin udah ga ada harganya lagi, bayangin aja kakak gw beli 8000 perak untuk pulsa 20.000 (harga resminya sih 13.000). Bahkan banyak orang yang ogah make proxl, adik gw termasuk salah satu orang yang bilang ga mau ah make xl, gengsi :P. Lanjutkan membaca “Kartu Bebas yang ga Bebas”

Belajar dari kesalahan

Kemarin gw nonton 13 going to 30. Ada bagian yang menarik percakapan antara Jena (anak yang berubah umur dari 13 ke 30) dengan ibunya. Dia bertanya : ” Ibu jika kau bisa membalik waktu, apa yang ingin kau ubah?” Ibu nya bilang : “tidak ada”. Jena heran dan bertanya lagi : “apakah ibu tidak pernah melakukan kesalahan?”. (gw juga heran dalam hati) Terus gw takjub denger jawaban ibunya : “Aku tak pernah menyesali akan kesalahan yang pernah ku buat, karena jika aku tidak melakukan kesalahan itu aku tidak akan pernah belajar untuk memperbaiki kesalahan tersebut.”

Gw kagum ama kata-kata itu, padahal itu kan kata-kata yang biasa yah, mungkin karena gw lagi agak emosional dari kemaren, gw lupa untuk mengambil lesson learned dari penghapusan account mail gw itu (gw harap sang admin yang menghapus juga jangan sibuk membela diri dan tidak mengambil pelajaran dari kejadian itu). Lanjutkan membaca “Belajar dari kesalahan”