Farm Food Project Chiang Mai

Hari Jumat, tanggal 28 Februari 2020 yang lalu, Joshua dan teman-temannya mengunjungi Farm Food Project yang lokasinya sekitar 30 menit dari rumah. Karena hari itu ada 1 guru yang tidak bisa hadir, saya diminta untuk ikut mengawasi anak-anak.

Farm Food Project ini sebenarnya sebuah restoran yang juga berusaha mengenalkan darimana sebenarnya makanan yang kita makan itu berasal. Selain restoran, mereka memiliki tanah yang cukup luas untuk tempat bermain, memelihara beberapa hewan, dan menanam berbagai jenis tumbuhan.

Tujuan field trip sudah tentu mengajak anak jalan-jalan sambil belajar . Harapannya membuat mereka tertarik dan ingat akan hal yang mereka lihat.

Sekitar jam 10.00 pagi, Joshua dan teman-temannya dan gurunya sudah berangkat dengan menaiki mobil Van ke lokasi Farm Food Project. Saya mengikuti dari belakang. Joshua tidak tahu sebelumnya kalau saya akan ikut juga ke acara jalan-jalan ini. Waktu dia melihat saya, dia senang sekali dan ya sudah ditebak, nempel sama saya dan gak mau dengerin gurunya lagi hahaha.

Lanjutkan membaca “Farm Food Project Chiang Mai”

Joshua dan Mainan Domino

Salah satu alasan kami suka memberikan mainan sejenis domino ke Joshua adalah karena dia bisa betah menyusun balok-balok domino cukup lama. Dia suka mainan jenis ini sudah cukup lama, bahkan sebelum dibelikan mainan train domino. Dia suka menyusun apapun yang bisa diberdirikan, lalu dijatuhkan dan melihat efek domino jatuh.

Susun domino menjadi huruf

Beberapa waktu lalu, dia sempat terpecah perhatiannya dan tidak terlalu sering memainkan dominonya. Tapi, belakangan ini kembali lagi dengan menyusun domino dengan susunan yang semakin rumit. Selain menggunakan domino dari train domino, dia juga suka menyusun balok jenga menjadi seperti balok domino. Selain menyusun berbentuk huruf dan angka, dia juga suka menyusun seperti bangunan tinggi, yang kalau jatuh pasti seru deh melihatnya.

apa saja yang diberdirikan disusun seperti domino

Apa saja yang bisa berdirikan, pasti akan dia susun untuk dijatuhkan. Joshua sudah tidak pernah mengandalkan train domino untuk menyusun dominonya. Dia lebih suka menyusunnya manual. Semakin banyak kepingan yang dia pakai untuk menyusun sebuah huruf/bentuk.

Lanjutkan membaca “Joshua dan Mainan Domino”

Benarkah Anak Susah Tidur karena Mamanya Juga Begitu?

Sejak punya anak, setiap malam selalu jadi perjuangan untuk bisa membuat mereka tidur awal. Punya 2 anak, sulit tidurnya sama saja. Baca berbagai saran dari buku parenting, katanya perlu membuat kebiasaan tertentu sebelum tidur supaya anak tahu apa yang akan dilakukan berikutnya misalnya: mandi air hangat sebelum tidur, baca buku, berdoa, lalu tidur.

kalau tidur nempel dinding dan di atas bantal kepala ini niru siapa ya?

Ada juga teman yang dulu bilang: nanti kalau anak-anak sekolah, mereka akan adaptasi dan karena bangun pagi, maka tidur malam akan lebih cepat. Kenyataannya? Ketika kecapean di sekolah, pulang sekolah ketiduran di jalan pulang, akibatnya malam susah tidur karena sempat tidur sore. Besoknya bangun pagi jadi masalah lagi, dan siklusnya begitu saja terus.

Lanjutkan membaca “Benarkah Anak Susah Tidur karena Mamanya Juga Begitu?”

Joshua Potong Rambut

Dulu saya pernah menceritakan Jonathan potong rambut. Hari ini giliran cerita Joshua. Sengaja dituliskan di sini, supaya ingat kapan terakhir Joshua potong rambut. Ceritanya sebelum hari ini, terakhir kali potong rambut itu bulan Juli 2019. Waktu itu, mulai dari masuk ke tukang cukur sampai selesai, Joshua nangis dan meronta-ronta. Karena badan Joshua sudah besar, potong rambut yang harusnya bisa 15 menit, jadi hampir 40 menit. Kami sampai gak enak dengan orang yang juga datang ke tempat cukur rambutnya.

Mengingat kejadian dulu, walau sudah mulai panjang, kami menunda-nunda membawa Joshua ke tukang cukur. Kami tidak ingin kejadian nangis sepanjang potong rambut terulang lagi. Salah satu cara memperkenalkan potong rambut kami tunjukkan video waktu Jonathan potong rambut. Bulan Juli lalu sebenarnya juga begitu, tapi tidak berhasil. Kali ini, kami tambahkan dengan mainan aplikasi Toca Hair Salon (kapan-kapan saya tuliskan tentang game ini). Intinya Joshua tahu kalau rambut panjang itu perlu di bawa ke salon untuk di potong.

Sudah sejak bulan Desember, saya dan Joe sering bertanya ke Joshua, apakah dia mau potong rambut. Kami bilang yuk ke Hair Salon kayak di game, terus kita potong rambut Joshua. Dia tidak menjawab dan belakangan malah menjawab nooooo dengan tegas. Kalau bukan karena dia sudah terganggu dengan rambut yang masuk ke mata, rasanya mau saya biarkan saja rambutnya panjang. Apalagi sebenarnya rambutnya bagus hehehe.

Beberapa minggu belakangan ini, Joshua punya permintaan untuk dibelikan mainan ABC dan angka. Karena Joshua sudah punya banyak sekali mainan sejenis dan dia sudah tau semua huruf dan angka, saya tidak ijinkan untuk dibeli. Tapi namanya anak kecil, walau tidak menangis merengek dalam meminta yaaa tetap saja sering minta lagi minta lagi. Akhirnya kemarin saya kepikiran menawarkan beli mainan dengan syarat Joshua potong rambut dulu.

Ternyata… dia langsung setuju. Mulai dari pagi, dia sudah mengulang-ulang hari ini ke salon, potong rambut terus beli mainan. Mainannya ini harus beli online, karena tidak ada di Chiang Mai. Dia udah ngerti kalau mainan beli online tidak bisa langsung dimainkan. Tapi ya udah bagus dia mau potong rambut tanpa acara nangis waktu melihat salonnya aja.

Nih buktinya, dia disuruh duduk langsung nurut. Disuruh foto dulu, langsung kasih senyum manis. Sambil dipotong rambut, dia masih ngomongin mainan yang akan dibeli papanya. Tukang salon yang udah tau sejarah tangisan Joshua sampai takjub: wah kok bisa hari ini baik begini, katanya.

foto sebelum mulai, masih happy
Lanjutkan membaca “Joshua Potong Rambut”

Review App: Foldify – Create, Print, Fold!

Aplikasi Foldify ini merupakan aplikasi yang tersedia di Appstore untuk ipad dan iphone. Kami membelinya sudah lama sekali, sejak Jonathan masih kecil dan Joshua belum ada. Kalau dari kategorinya, foldify ini untuk umur 9+, tapi sebenarnya untuk latihan mewarnai, menggunting dan melipat ya bisa dari umur berapa saja.

contoh-contoh template yang tersedia

Beberapa bentuk sudah tersedia dan diwarnai. Kita bisa print dan gunting, lalu dilipat dan dimainkan. Bentuk-bentuk tersebut ada versi kosongnya juga yang bisa kita print untuk diwarnai di kertas sebelum digunting dan dilipat, atau bisa mewarnai dengan aplikasinya juga.

Bentuk-bentuk yang masih “kosong”

Kalau kita memilih template yang kosong untuk diwarnai, kita akan mendapatkan bentuk 3 dimensi sebelum digunting dan dilipat. Dari halaman ini kalau langsung kita print, maka anak-anak bisa mewarnai dikertas. Tapi kalau kita ingin mewarnai dengan aplikasi, ketika kita mewarnai di sisi kanan, gambaran 3dimensinya akan langsung terlihat efek dari warna yang kita berikan.

template untuk diwarnai

Bentuk yang sudah kita warnai bisa kita upload, kirimkan ke e-mail, share di FB dan twitter ataupun simpan ke galeri foto.

pilihan untuk share hasil foldify

Kalau kita ingin langsung mengeprint ke kertas juga bisa, dengan catatan kalau ipadnya terkoneksi langsung ke printer. Kami sekarang ini masih memilih untuk simpan sebagai PDF dan kirimkan e-mail PDF nya. Ipad yang digunakan joshua sengaja tidak diinstal banyak hal, termasuk koneksi ke printernya.

pilihan untuk mencetak

Seperti halnya dengan mainan yang lain, ketika menemukan aplikasi baru, Joshua akan selalu memulai dengan ABC dan 123. Dia rajin sekali menyusun huruf-huruf dan memilih warna. Biasanya tidak semua kami cetak. Beberapa yang dicetak kami ajak dia untuk gunting dan lipat. Untuk urusan gunting dan lipat, sampai sekarang masih belum terlalu bisa.

Ukuran dari foldify yang dihasilkan juga bisa diatur. Kalau diperhatikan huruf-huruf yang sudah kami cetak, gunting dan lipat ada yang kecil dan besar.

Jonathan dulu lebih suka memilih bentuk-bentuk yang bisa dimainkan seperti bus. Pernah juga kami membuat pohon natal kecil dari 3 limas segi empat yang diwarnai hijau.

Sekarang ini, pembuat aplikasi foldify ini juga mengembangkan foldify dengan menambahkan beberapa template animal. Tapi karena harus beli lagi terpisah, kami belum membelinya. Aplikasi yang sudah dibeli dengan harga $3.99 USD ini masih cukup dimainkan dan belum perlu membeli yang berikutnya.

Untuk yang ingin melihat bagaimana contoh foldify bekerja, bisa dilihat di video-video yang ada di YouTube

sumber: https://www.youtube.com/watch?v=j-1j_oc7HF8
sumber: https://www.youtube.com/watch?v=gG6KGWbTM1c

Mungkin akan ada yang bertanya-tanya, apakah ada aplikasi sejenis versi androidnya? sayangnya sejauh ini kami belum menemukannya. Kalau ada yang tahu aplikasi sejenis foldify untuk android, silakan berbagi informasinya di komentar ya. Aplikasi ini cukup menyenangkan buat anak-anak, sekaligus bisa untuk mengajarkan bentuk 3 dimensi juga.

Joshua dan Pattern Blocks

Joshua sudah lama suka main pattern blocks, tapi selama ini, dia selalu menyusun huruf-huruf dan angka-angka saja. Belakangan ini, dia mulai suka menyusun bentuk-bentuk lain selain huruf.

Awalnya, dia melihat buku Pattern Animals Puzzles for Pattern Blocks yang saya beli bekas sejak Jonathan juga masih kecil. Di dalam buku ini, pattern yang ada mengikuti alphabet. Jadi Joshua susun dulu huruf A, lalu dia ikuti Alligator, lalu huruf B diikuti dengan menyelesaikan Bear dan seterusnya. Setelah mengikuti sampai huruf F, Joshua jadi mau mengerjakan pattern blocks yang bukan hanya huruf-huruf saja dan bukan berdasarkan urutan huruf.

Lanjutkan membaca “Joshua dan Pattern Blocks”

Hari Anak Thailand 2020

Hari ini, 11 Januari 2020, dirayakan sebagai Hari Anak di seluruh Thailand. Perayaan Hari Anak ini selalu diadakan di hari Sabtu minggu ke-2 bulan Januari setiap tahunnya. Seperti tahun-tahun sebelumnya, ada banyak kegiatan di seluruh mall ataupun tempat wisata. Karena setiap tahunnya (termasuk tahun lalu) kami hampir selalu ke mall, dan mengalami macet di jalan, tahun ini kami mencari tempat yang tidak seramai mall.

Sebenarnya agak dilema untuk berangkat ke hari anak hari ini. Kegiatan di luar sepertinya masih ada polusi, tapi ya kegiatan di mall juga sama saja karena mall tidak ada filternya. Sebelum berangkat, melihat angka AQI nya menengah, ya agak tenang untuk berkegiatan di luar rumah.

masih aman lah ya buat jalan-jalan

Dari berbagai tempat yang biasanya cukup fun buat anak-anak, kami memilih ke Hidden Village Chiang mai. Terakhir ke sana itu tahun lalu bulan Januari. Tapi ternyata harga tiketnya sudah naik dalam setahun. Tempatnya sih semakin ramai dan banyak tambahan dinosaurusya.

Karena hari ini hari Anak, hari ini tiket masuk untuk anak-anak sampai dengan tinggi 130 cm digratiskan. Untuk orang dewasa, yang seharusnya membayar 100 baht diberikan harga khusus 80 baht. Khusus hari anak, harga orang asing disamakan dengan harga lokal. Biasanya harga orang asing lebih mahal dari orang lokal, jadi hari ini kesempatan yang baik mendapat harga tiket masuk lebih murah dari biasanya.

berangkaaaaat

Tadinya kami pikir, tempat ini akan relatif sepi. Ya dibandingkan mall, memang masih lebih sepi, tapi dibandingkan kunjungan ke sana sebelumnya, tempatnya terlihat ramai sekali. Tempat parkirnya juga lumayan ramai. Selain tempat-tempat kegiatan yang berbayar, mereka juga mengadakan panggung dan membagi-bagi hadiah buat anak-anak yang datang.

Mulai dari pintu masuk, sudah terlihat ada keramaian. Kami yang datang ke sana sudah kesiangan (dari rumah jam 12), langsung menuju restoran Barn Steak House buat makan hehehe. Kali ini makan buffet lagi, untungnya harganya tetap sama dengan tahun lalu: dewasa 259 baht, dan anak-anak 129 baht. Untuk minuman harus beli lagi, tapi makanannya bisa pesan berkali-kali.

Yang berbeda dengan tahun lalu adalah: makanannya terasa lebih fresh, mungkin karena kami makannya siang hari dan banyak pengunjung, jadi mereka selalu menambakan yang baru. Sebenarnya ada spaghetti, ayam goreng, salad dan buah juga, tapi tadi saya lupa foto hehehe.

Selesai makan, baru deh mulai bagian jalan-jalannya. Waktu kami tanya Joshua mau main di playground atau lihat dinosaurus? Joshua dengan mantap menjawab: mau lihat dinosaurus. Tapi sampai dalam tempat dinosaurusnya, dia ternyata menuju tempat main bouncy house yang selalu dimainkan kalau ke sana. Tempat itu bayar lagi sih, 20 baht untuk 20 menit per anak, tapi ya cukup fun buat ngabisin energi yang di makan tadi hehe.

Setelah main bouncy house, kami jalan keliling melihat-lihat dinosaurus. Walau sudah berkali-kali melihat dinosaurus, saya belum bisa hapal sebagian besar nama-namanya. Supaya ingat, saya coba foto-foto dan tuliskan lagi namanya di sini.

Dilophosaurus
Carnotaurus
Brachiosaurus

Melihat Maiasaura dan T.Rex, jadi ingat ada salah satu scene di serial The Flash (Season 2, Episode 21), ibunya membacakan buku ke Flash waktu kecil dengan judul Runaway Dinosaur.

The Runaway Dinosaur

Once there was a little dinosaur called a Maiasaura, who lived with his mother.

One day, he told his mother, “I wish I were special like the other dinosaurs. If I were a T. rex, I could chomp with my ferocious teeth!”

Tyrannosaurus rex alias T.rex

“But if you were a T. rex,” said his mother, “how would you hug me with your tiny little arms?”

“I wish I were an Apatosaurus,” said the little dinosaur, “so with my long neck I could see high above the treetops.”

“But if you were an Apatosaurus,” said his mother, “how would you hear me in the treetops when I told you I love you?”

“What makes you so special, little Maiasaura?” said his mother.

“Is it your ferocious teeth or long neck or pointy beak? What makes you special is out of all of the different dinosaurs in the big, wide world, you have the mother who is just right for you and who will always Love you.”

Maiasaura

Buku ini diilhami dari buku The Runaway Bunny

Sebenarnya ada lebih banyak lagi dinosaurus lainnya, tapi sayangnya gak ada Apatosaurus.

ada patung-patung lain selain dinosaurus, yang pasti ini bukan apatosaurus hehe

Karena Joshua sudah mengantuk, kami pulang sekitar jam 4 sore. Tadinya berencana untuk keluar rumah lagi malam harinya, tapi sayangnya Joshua ternyata demam dan batuk-batuk. Mungkin karena tadi udaranya terlalu panas dan belakangan ini dia tidur siangnya kurang teratur.

Keputusan untuk tidak ke mall hari ini sudah cukup tepat. Kami tidak kena macet. Tapi ternyata perkiraan tempatnya agak sepi tidak sepenuhnya benar. Memang hari anak di Thailand sepertinya hari di mana semua anak wajib di bawa keluar rumah, jadi tidak akan ada tempat yang sepi hehehe.