Mendengar OST, Serasa Menonton Ulang

Siapa yang setelah menonton film “Frozen” (2013) tidak otomatis menyanyikan lagu “Let It Go?”, atau yang setelah menonton “Zootopia” (2016) tidak otomatis ikut menyenandungkan bagian “o…o…o…o…o,” dari lagu “Try Everything” yang menjadi original sound track (OST) dari film tersebut. Tidak hanya film Hollywood yang membuat kesan mendalam dengan OST nya, kesuksesan sebuah drama Korea juga tidak terlepas dari lagu-lagu dalam OST nya.

Joshua bersenandung “Try Everything”

Sebelum kami berlangganan Apple Music dan kemudian berpindah ke YouTube Music sebagai bagian dari YouTube Premium, saya tidak pernah ganti lagu di mobil. Selama bertahun-tahun, di mobil kami menggunakan kumpulan lagu yang sama. Hanya ada 2 keping CD: Lagu Natal (ini biasanya dari Oktober sampai Februari) dan sisanya Nursery Rhymes. Iya cuma 2 jenis itu saya sampai saya hapal lagu berikutnya sebelum lagu berikutnya dimulai.

Pada dasarnya, saya bukan pendengar musik dan tidak mengerti trend musik, hehehe. Jadi tidak pernah merasa perlu menambah koleksi lagu untuk didengarkan di mobil. Di rumah, saya jarang mendengarkan lagu dan tidak mencari juga. Tidak terpikir sama sekali untuk mencari dan mendengarkan OST dari kdrama, kan ga ngerti bahasanya.

Waktu Joe mengusulkan kami mencoba langganan ini dan itu, reaksi pertama saya:”untuk apa?” Nah, setelah akhirnya berlangganan, akhirnya ya sekalian deh jadi belajar mendengarkan musik. Akhirnya tapi musiknya itu-itu juga sih. Kalau ada anak-anak, pasang lagu yang anak-anak suka. Kalau lagi sendiri, saya ganti playlist, diantaranya ya OST dari drama yang sedang saya tonton.

Lanjutkan membaca “Mendengar OST, Serasa Menonton Ulang”

Playlist Anak-anak untuk Dikenang

Beberapa hari yang lalu, saat melihat-lihat channel apa saja yang ada di YouTube saya, saya malah jadi teringat sudah lama tidak mendengarkan lagu-lagu Badanamu. Seperti yang pernah saya tuliskan sebelumnya, saya suka dengan lagu-lagu Badanamu ini. Selain Badanamu, ada banyak lagu-lagu dan channel yang saya jadi tahu karena anak-anak menyukainya.

Joshua, sejak kecil suka dengan lagu Mother Goose Club

Waktu ada tantangan di grup KLIP untuk menuliskan kenangan yang tidak terlupakan dengan anak-anak, saya jadi terpikir kalau kebanyakan kenangan sudah pernah saya tuliskan di blog ini. Tapi, sudah pasti ada banyak juga yang tidak dituliskan di sini. Semuanya ingin diingat, tapi tentunya ingatan manusia itu terbatas. Nah, saya jadi ingat lagi kalau saya belum pernah menuliskan lagu-lagu apa lagi selain Badanamu yang sering didengarkan bersama anak-anak.

Biasanya, awalnya kami menemukan lagu itu tidak sengaja dari rekomendasi yang ada di YouTube. Lalu kami perhatikan liriknya cukup bagus, barulah kami berikan ke anak-anak untuk ditonton. Nah selanjutnya, di mobil juga saya akan pasang lagu yang sama.

Biasanya, kalau lagi suka dengan lagu tertentu, kalau pergi liburan atau kemana-mana, akhirnya lagu itu juga yang dibawa untuk hiburan anak-anak di jalan maupun di penginapan. Akhirnya, setiap kali mendengarkan lagu tertentu, rasanya jadi menjadi membawa kenangan tersendiri untuk saya. Lagu-lagu ini sudah menjadi seperti OST dalam kehidupan kami. 

Selain lagu nursery rhymes, ada beberapa acara anak-anak yang mengenalkan membaca dan berhitung tapi dibawakan dengan nyanyian juga. Untuk acara-acara tersebut, biasanya kami berikan sebagai bagian dari screen time mereka.

Lanjutkan membaca “Playlist Anak-anak untuk Dikenang”

Dinner Mate, Lebih Indah dari Cinta Pertama

Jumpa lagi dalam obrolan Kokoriyaan. Siapa yang udah selesai menonton drama Diner Mate? Kalau belum selesai dan tidak mau terpapar spoiler, silakan kembali lagi setelah selesai menontonnya. Tapi kalau tidak keberatan dengan spoiler, yuk mari sini saya ceritakan kisah Dinner Mate yang lebih indah dari kisah standar dan menjemukan tentang cinta pertama.

Mulanya dari sering makan bareng

Ceritanya

Cerita ini bermula dengan cerita untuk mewujudkan keinginan penonton CLOY di mana Seo Dan mendapat kesempatan ke-2 berpasangan dengan Alberto Gu. Eh, gak gitu juga ding, hehehe. Tapi pemerannya kebetulan memang pemeran Seo Dan dan Alberto Gu dijadikan berpasangan sejenak. Loh kenapa sejenak? Karena Seo Ji0-hye memang jadi pemeran utama tapi Kim Jung Hyun si pemeran Mr. Gu hanya menjadi cameo di drama Dinner Mate ini.

Tokoh pria di drama ini diperankan Seo Seung-heon, berprofesi sebagai psikiater yang menggunakan makanan sebagai bagian dari terapinya. Sedangkan tokoh wanitanya berprofesi sebagai produser acara konten digital (sejenis YouTube) yang sangat mengandalkan jumlah penonton dan like dari pemirsa.

Pertemuan pertama antara tokoh wanita dan pria ini bisa dibilang awalnya tidak sengaja, tapi kemudian berlanjut menjadi takdir (eh emangnya CLOY?). Jadi si tokoh wanita terbang ke Jeju Island untuk memberi kejutan ke kekasihnya, yang diperankan si Mr.Gu. Tokoh wanita ini juga berpikir kalau si pria akan melamarnya.

Lanjutkan membaca “Dinner Mate, Lebih Indah dari Cinta Pertama”

Cerita dari Webinar Merdeka dan PANDAI dengan Computational Thinking (Bagian 2)

Tulisan hari ini mau melanjutkan cerita tentang computational thinking (CT). Kira-kira berapa orang yang sudah membaca bagian sebelumnnya dan menonton rekaman webinarnya ya. Kalau belum menonton webinarnya, saya akan mengulangi apa itu CT. CT adalah proses berpikir untuk menyelesaikan masalah dengan landasan komputasinal.

Merdeka dan PANDAI dengan Computational Thinking

Tulisan kali ini saya akan menceritakan tentang pembelajaran CT dan bagaimana kalau tertarik untuk belajar lebih lanjut.

Pembelajaran Computational Thinking

Di dalam webinar dibahas cara membuat mie goreng instan plus telur mata sapi. Sekilas kalau kita ditanya bagaimana cara membuat mie goreng instan plus telur mata sapi? Mungkin kita akan bilang: ya gampang, masak mie nya, masak telurnya, hidangkan. Tapi jangan lupa, pertanyaan di dalam CT itu membutuhkan jawaban yang bisa diproses berdasarkan informasi yang diberikan sebelumnya.

Anggaplah kita sedang menyusun langkah-langkah instruksi yang perlu diikuti oleh robot yang tidak tahu apa-apa. Kita bahkan harus mendefinisikan memasak mie goreng instan itu seperti apa. Kalau kita pakai asumsi, menggoreng itu pakai minyak goreng, tapi kita juga tahu kalau indomie goreng itu direbus bukan digoreng, hehehe.

Lanjutkan membaca “Cerita dari Webinar Merdeka dan PANDAI dengan Computational Thinking (Bagian 2)”

Balada Nonton Ongoing Korean Drama

Hari ini kembali ngobrolin topik kokoriyaan ke- 15. Tidak terasa, sudah sampai ke titik tengah dari 30 topik yang direncanakan untuk nulis bareng dengan teman-teman di grup drakor dan literasi.

Setelah menonton sekian banyak drama Korea yang ada di Netflix (atau sumber-sumber lainnya), biasanya akan ada titik di mana perasaan lelah karena nonton maraton muncul. Salah sendiri sih, siapa suruh nonton beberapa episode sekaligus.

Ongoing Korean drama yang sedang diikuti di Netflix saat ini

Memang kalau dramanya sudah tersedia lengkap sampai tamat, ada kebiasan untuk nonton sambil dicepetin atau mengintip akhirnya dulu. Drama yang katanya bagus, bisa terasa biasa saja karena menontonnya dengan setengah hati atau sambil terkantuk-kantuk akibat begadang. Lama-lama jadi tidak seru rasanya.

Lanjutkan membaca “Balada Nonton Ongoing Korean Drama”

Cerita dari Webinar Merdeka dan PANDAI dengan Computational Thinking (Bagian 1)

Hari Sabtu, 11 Juli 2020 yang lalu, saya berkesempatan mengikuti acara Webinar yang diadakan Bebras Biro Bandung Raya. Materinya tentang computational thinking. Sebelum mikir rumit, computational thinking (CT) ini sebenarnya proses berpikir untuk menyelesaikan suatu masalah dengan landasan komputasi (menyelesaikan masalah yang diinspirasi dari cara orang menyelesaikan masalah di ilmu komputer).

Webinar Merdeka dan PANDAI dengan computational thinking

Sebelum makin bingung, saya akan perkenalkan terlebih dahulu apa itu Bebras. Bebras adalah sebuah inisiatif internasional yang tujuannya adalah untuk mempromosikan Computational Thinking (Berpikir dengan landasan Komputasi atau Informatika), di kalangan guru dan murid mulai tingkat SD, serta untuk masyarakat luas. Di Indonesia, pelaksanaan promosi CT ini dilakukan oleh National Bebras Organization (NBO) Indonesia, dengan perwakilan sejumlah Bebras Biro yang tersebar di berbagai perguruan tinggi di Indonesia.

Lanjutkan membaca “Cerita dari Webinar Merdeka dan PANDAI dengan Computational Thinking (Bagian 1)”

Pandemi Masih Akan Lama Berlalu

Saya tau, sudah banyak orang tidak mau membaca cerita pandemi. Setiap membaca katanya bikin stress. Pokoknya ikut protokol kesehatan saja kalau keluar, demikian katanya. Saya masih membaca perkembangan di Thailand yang sudah hampir 50 hari tidak ada transmisi lokal, dan di Indonesia yang sejak pelonggaran rata-ratanya pasien baru rata-rata 1600 orang dalam 3 hari terakhir.

Kenapa saya masih mengikuti perkembangan Covid-19 kalau Thailand sudah aman? Karena gelombang ke-2 itu nyata adanya. Dari yang saya baca di bulan Juni, Cina sempat ada peningkatan pasien baru walau sekarang sudah terkendali, Australia saat ini menutup kota Melbourne dan Mitchell Shire karena ada lonjakan kasus di daerah tersebut. Di Tokyo, Jepang juga ada peningkatan kasus baru setelah pelonggaran. Korea yang juga termasuk sukses menangani Covid-19 mengumumkan kalau mereka menghadapi gelombang baru dari pandemi sejak akhir Juni 2020 yang lalu.

Jadi, walaupun Thailand saat ini aman, belum tentu selamanya aman dengan adanya orang-orang yang mulai diperbolehkan masuk ke Thailand. Belum lagi, saya baca berita tentang beberapa orang yang tertangkap karena berusaha untuk masuk tanpa ijin ke Thailand. Untuk yang masuk dengan ijin, jelas ada protokol pemeriksaan dan karantina 14 hari. Untuk orang yang berusaha masuk tanpa ijin ini, selalu ada kemungkinan mereka masuk membawa penyakit.

Alasan kenapa Covid-19 menyebar dengan cepat (sumber dari Facebook)

Mengamati beberapa hal sejak adanya pelonggaran dan membaca beberapa berita membuat saya menyadari kalau pandemi masih lama akan berlalu. Walau saya tidak putus berharap pandemi cepatlah berlalu, tapi ya saya harus menerima juga kalau saya seorang diri yang mengikuti dan sadar akan bahaya Covid-19, tidak cukup untuk membuat pandemi ini berlalu. Butuh kerjasama dari semua orang di seluruh muka bumi. Iya di seluruh muka bumi, karena kalau tersisa 1 atau 2 pasien saja, dan kita lengah,  bisa membuat pandemi berulang lagi.

Lanjutkan membaca “Pandemi Masih Akan Lama Berlalu”