Mengenal 5 Nada dalam Bahasa Thai

Mungkin ada yang sudah tidak sabar untuk mengenal lebih lanjut dengan huruf Thai. Tapi sebelum kenalan dengan huruf vokal, sambil mengulang-ulang mengingat konsonan dan kelas-kelasnya ada baiknya kita kenalan dengan 5 nada/tone yang dikenal dalam huruf Thai. Semoga pembaca tidak kecewa karena tertunggu-tunggu ya. Harap maklum, ada begitu banyak informasi penting soal belajar bahasa Thai ini, tapi juga menuliskannya butuh waktu ekstra, jadi kadang butuh dipilih dan dipilah supaya tidak makin membingungkan.

Mengenal perbedaan nada ini penting, karena setelah konsonan, pada saat kenalan dengan vokal kita bisa sekalian belajar aturan menentukan nada dari kombinasi konsonan dan vokal tersebut. Nada ini seperti nada ketika bernyanyi. Kalau nadanya salah, bisa-bisa orang gak tau kita lagi nyanyi apa. Perbedaan pengucapan nada bisa menyebabkan perbedaan arti dari sebuah kata yang sekilas sama ditelinga (penulisannya sudah pasti berbeda). Tapi ada kalanya juga penulisan yang berbeda menghasilkan bunyi yang sama, tapi hal ini sangat jarang terjadi dan dari konteksnya bisa diketahui mana kata yang digunakan.

Contoh kata yang mirip tapi berbeda arti karena perbedaan nada adalah klai dan klai. Kata klai dengan nada menurun dalam bahasa Thai dituliskan ใกล้ artinya dekat, sedangkan kata klai dengan nada datar ditulis dalam bahasa Thai ไกล artinya jauh. Nah ini konteksnya tidak bisa ditebak karena sama-sama mengenai jarak. Kalau bertanya rumahnya di mana? kita bisa-bisa tidak mengerti apakah jawabannya jauh dari sini atau dekat dari sini. Kalau diperhatikan tulisan Thainya juga sekilas mirip, cuma ada 1 tanda baca yang berbeda yang membuat makna kata jadi berbeda.

Seperti sudah beberapa kali saya sebutkan, ada 5 nada yang perlu dikenal dalam bahasa Thai. Nah ketika awal belajar bahasa Thai, saya merasa sulit sekali mengingat bagaimana mengucapkan nada tersebut. Tapi dengan latihan dan mengingat 1 kata yang kita yakin pengucapannya, kita bisa menirukan dan mengingat nada dari setiap kata. Ya, kita harus mengingat nada dari setiap kata. Jadi belajar kosa kata Thai bukan cuma mengingat katanya tapi juga mengingat bunyi nada dari kata tersebut.

Belajar membaca termasuk belajar mengingat bagaimana ejaannya dan otomatis akan ingat nadanya. Tulisan transliterasi bisa saja kita baca sebagai berikut: mai mai mai mai mai. Sekilas kita pikir itu adalah kata yang sama, tapi ketika kita berikan informasi tambahan untuk nadanya menjadi: mai ไม้ (nada tinggi) mai ใหม่ (nada rendah) mai ไม่ (nada menurun) mai ไหม้ (nada menurun) mai ไหม (nada menaik). Dalam tulisan thai menjadi sebagai berikut:ไม้ใหม่ไม่ไหม้ไหม dan artinya kayu yang baru tidak terbakar bukan?

Nah di atas itu sudah ada 4 nada yang kalau kita tuliskan dalam tulisan biasa sama-sama mai. Nada satu lagi apa? Yang satu lagi nada tengah atau nada datar. Contoh katanya ini: มาย dibaca mai juga, tapi nadanya datar, artinya: diukur/dihitung.

Penjelasan teknis dari nada bahasa Thai ini kira-kira bisa dilihat di gambar berikut ini.

Sumber: http://www.thai-language.com/ref/tones
  • Nada tengah dan datar/ Mid tone: silabel diucapkan tanpa mengubah frekuensi suara. Nada tengah ini menjadi patokan untuk naik turunnya nada yang lain. Setiap orang nada tengahnya bisa saja berbeda, tapi ketika mengucapkan nada lain otomatis mengikut sesuai nada tengah.
  • Nada tinggi / High tone: silabel diucapkan lebih tinggi dari nada datar dan semakin menaik
  • Nada rendah/ Low tone: silabel diucapkan dengan nada lebih rendah daripada nada tengah dan semakin rendah
  • Nada menurun/ Falling tone: silabel diucapkan awalnya sedikit lebih tinggi dari nada tengah lalu meninggi dan menurun di bawah dari nada tengah
  • Nada menaik/ Rising tone: silabel diucapkan awalnya sedikit lebih rendah dari nada tengah, lalu semakin rendah dan menaik lebih tinggi nada tengah

Kalau belum jelas, bisa coba cari di YouTube deh penjelasan membedakan 5 tones dalam bahasa Thai, contohnya video ini dan ini . Seperti biasa, penjelasannya dalam bahasa Inggris, tapi cukup mudah kok untuk diikuti. Cara satu-satunya untuk mengenal nada dalam bahasa Thai ya tidak lain dan tidak bukan berlatih dan berlatih. Berlatih membedakan dan berlatih mengucapkan.

Tips dari saya: untuk di awal, ketika latihan mengucapkan nada, mungkin kita tidak usah langsung ingin tahu arti dari setiap kata. Yang terpenting kita bisa membedakan dan mengucapkan nadanya dengan benar. Berikutnya kalau kita sudah mendapatkan kunci dari membunyikan tiap nada, barulah kita mulai mencari arti kata dan mengingat arti dari kata tersebut dan bunyi nadanya. Salah satu yang saya gunakan untuk mengingat nada itu adalah mengingat angka. Kalau kita bisa mengingat semua nada dari angka, kita bisa mengasosiasikan tiap bertemu nada tersebut dengan angka dan membunyikan kata tersebut meniru nada dari angka untuk kata yang baru.

Berikut ini contoh mengingat tone dari tiap angka dalam bahasa Thai bukan dengan mengingat tone nya saja tapi dengan mengingat bagaimana memproduksi bunyi ketika mengucapkan angka tersebut bisa dilihat di video ini.

Udah makin bingung? gak usah bingung dulu, yang penting latihan dan latihan. Belajar bahasa baru kita perlu banyak memorisasi hal baru, dan untuk bahasa Thai kebetulan lebih banyak yang harus diingat hehehe.

Mungkin ada yang bertanya-tanya kenapa saya tidak mengikuti penulisan transliterasi dengan menambahkan tanda baca penanda tinggi rendah nada, ya jawabnya karena menuliskan tanda tersebut tidak mudah dan lebih baik ke depannya kita langsung membaca thai scriptnya saja.

Mungkin ada lagi yang bertanya kenapa saya tidak membuat video sendiri atau merekam contoh suaranya sendiri. Nah ini doakan saja saya punya waktu lebih dan kesempatan untuk merekam dan mengedit suara untuk lebih gampang mendengar contohnya ya.

Sampai ketemu di tulisan berikut mengenai pelajaran bahasa Thai.

Joshua dan Alfabet

Beberapa waktu lalu, saya menuliskan mengenai kegiatan Joshua bermain tangram yang membentuk huruf dan angka. Sebelumnya dia sudah pernah bermain juga dengan pattern block, tapi saya pikir dia tidak tertarik dengan mainan itu dan beberapa kali saya sudah berniat untuk menjual saja pattern blocknya. Tapi hari ini saya baru menyadari, ternyata saya salah!

Kesalahan saya adalah, salah dalam memberikan pola yang harus ditiru. Joshua tidak tertarik untuk mengikuti pola gambar-gambar, tapi ketika tadi saya berikan 1 huruf A dan a, dia langsung kerjakan dengan cepat. Memang sejak kenal huruf, Joshua menunjukkan ketertarikan terhadap semua jenis huruf (bahkan huruf Thai dan Rusia!). Jadi, bukan Joshua tidak tertarik dengan pattern block, tapi dia tidak tertarik dengan pattern non alfabet.

awalnya meniru dari kertas yang saya print untuk Jonathan dulu
Lanjutkan membaca “Joshua dan Alfabet”

Musim Perbaikan

Hari ini saya istirahat dulu dari menuliskan tentang Bahasa Thai, mau cerita tentang suatu hal yang beberapa hari ini jadi topik dalam kehidupan. Mungkin bukan cuma kami yang alami dan siapa tau namanya lagi musim. Bukan baru kali ini sih, tapi sudah beberapa kali terjadi.

Saya perhatikan, secara berkala ada yang namanya musim di mana banyak benda rusak satu persatu dan butuh perhatian, entah itu harus ganti baru atau masuk ke bengkel. Musim ini saya sebut musim perbaikan dan keluar duit banyak. Beberapa benda yang masih ada garansi biasanya bisa diperbaiki tanpa biaya, tapi namanya garansi gak bersifat selamanya kan. Nah kalau masa garansi sudah lewat, kadang-kadang ya harus bayar biaya perbaikan, atau ya bahkan ada yang ga bisa diperbaiki dan harus ganti baru.

minggu lalu harus sewa mobil karena mobil nginep di bengkel, eh hari ini mobil perlu ganti batere

Saya ga ingat di mulai dari benda apa yang rusak, tapi hari ini mobil kami tidak bisa menyala, padahal baru juga di bawa ke bengkel untuk cek rutin minggu lalu. Pemeriksaan rutin ini termasuk periksa status batere. Karena penasaran, kami cek lagi sejarah perbaikan mobil dan ternyata ganti batere terakhir itu tahun 2016 November (dan sekarang sudah Juni 2019). Sebenarnya waktu beli baterenya sudah diberitahu kalau batere mobil itu perlu diganti sekitar 2 sampai 3 tahun, bisa lebih cepat kalau ada yang kelupaan dimatikan. Nah saya cukup yakin kalau tidak ada yang dibiarkan menyala di mobil, jadi sepertinya tanpa disadari sudah waktunya ganti batere.

Lanjutkan membaca “Musim Perbaikan”

Bunyi konsonan Thai di akhir

Hari ini kita lanjutkan berkenalan dengan tulisan Thai. Dari 44 konsonan, jika berada di awal silabel akan menghasilkan 21 bunyi, tapi jika diletakkan di akhir silabel, bunyi yang dihasilkan hanya ada 8. Hal ini kenapa orang Thai tidak bisa menyebutkan nama saya dengan benar, karena buat mereka silabel ris- itu akan dibaca menjadi rit, tidak ada bunyi akhir ‘s’. Oh ya tidak semua 44 konsonan ini bisa digunakan untuk akhir dari silabel.

Silabel yang mempunyai bunyi akhir biasanya disebut dengan silabel tertutup. Silabel tertutup dalam bahasa Thai mempunyai 8 bunyi yang dikelompokkan menjadi 2. Pengelompokkan ini berguna untuk aturan tinggi rendahnya silabel tersebut di baca. Selain kelas konsonan, jenis bunyi akhir juga akan menentukan nada dari sebuah silabel.

  • bunyi akhir mati: plosive/stop consonant, bunyi plosive ini dihasilkan ketika bagian dari mulut (lidah, bibir atau tenggorokan) memberhentikan udara yang lewat sehingga suaranya berhenti. Dalam bahasa Thai, konsonan plosive yang dikenali hanya ada 3 bunyi yaitu /-p/, /-t/, dan /-k/
  • bunyi akhir hidup: sonorant/resonant, bunyi akhir dengan menggunakan konsonan sonorant. Bunyi sonorant ini cenderung dapat di dengungkan dan beresonansi. Bunyi ini dihasilkan dari hidung. Dalam bahasa Thai silabel tertutup dengan bunyi akhir sonorant yang dikenali adalah bunyi /-n/, /-ng/ , atau /-m/. Selain bunyi sonorant, bunyi dipthong /-y/ dan/-w/ juga menghasilkan bunyi akhir hidup.
BunyiMCHCLCcatatan
-kข, ฃค,ฅ,ฆmati
-tจ,ฎ,ฏ,ด,ตฐ,ถ,ส,ศ,ษท,ฒ,ฑ ,ธ,ช,ฌmati
-pบ,ปพ,ภ,ฟmati
-nghidup
-nน,ณ,ญ,ร,ล,ฬhidup
-mhidup
-yhidup
-whidup

Huruf-huruf berikut tidak pernah digunakan sebagai bunyi akhir dari silabel tertutup: ฉ,ผ,ฝ,ห,ฮ.

Kesannya ribet banget ya bahasa Thai ini, mengingat 44 huruf konsonan nya aja belum bisa, eh udah harus ingat kelasnya, harus ingat bunyinya kalau di awal dan di akhir, terus kapan bisa bacanya? Gak usah panik dulu, sekarang yang penting tau dulu, lancar kaji karena diulang, kalau sering-sering disebutkan lama-lama akan hapal kok.

Perkenalan dengan konsonan sudah cukup, berikutnya akan dibahas mengenai vokal. Setelah vokal ada lagi namanya tanda baca penentu bunyi (tone mark). Setelah tone mark baru deh kita ngomongin aturan lengkapnya. Sampai ketemu di tulisan berikutnya.

Bunyi Awal Konsonan Thai

Hari ini saya akan melanjutkan tulisan mengenai konsonan dari huruf Thai. Seperti disebutkan ditulisan sebelumnya, ada 44 konsonan dalam bahasa Thai, akan tetapi bunyi yang dihasilkan dari 44 konsonan ini hanya 21 jika huruf tersebut diletakkan di awal suku kata, dan ada 8 bunyi jika konsonan tersebut diletakkan di akhir suku kata.

Untuk 21 bunyi yang dihasilkan dari 44 konsonan, dibagi menjadi 3 jenis berdasarkan cara membunyikannya: plain, aspirate dan sonorant.

  • Plain ini maksudnya bunyinya ketika diucapkan tidak terasa bunyi napas ‘h’ ataupun resonansi. Semua kelas konsonan tengah diucapkan dengan jenis plain.
  • Aspirate in maksudnya ketika membunyikannya ada terdengar bunyi h nya, contohnya khayalan atau kharisma. Konsonan yang menghasilkan bunyi jenis aspirate ini ada dari kelas rendah maupun tinggi.
  • Sonorant/resonansi maksudnya ketika membunyikannya ada dengung yang dihasilkan misalnya bunyi kata nyanyi, nguping, makan, bunyi ini hanya dihasilkan oleh konsonan kelas rendah.
Bunyi MCHCLCcatatan
kplain
khข, ฃค,ฅ,ฆaspirate
jplain
chช, ฌaspirate
dฎ, ดplain
tฏ, ตplain
thฐ, ถฑ, ฒ, ท, ธaspirate
bplain
pplain
istimewa
phพ, ภ aspirate
faspirate
sศ, ษ, สซ aspirate
haspirate
ngง sonorant
nณ, นsonorant
msonorant
yญ , ยsonorant
wsonorant
rsonorant
lล, ฬsonorant

Ada 1 huruf Thai yang istimewa, dia berperan sebagai konsonan sekaligus sebagai vokal. Huruf อ sebagai konsonan tidak memiliki bunyi, dan biasanya digunakan untuk menemani vokal. Oh ya, huruf vokal di dalam bahasa Thai tidak bisa dituliskan tanpa ditemani konsonan. Nah ketika membunyikan vokal tersebut, biasanya konsonan yang digunakan ya konsonan ini. Sebagai vokal, bunyinya seperti huruf oo. Seperti halnya vokal, untuk membentuk silabel, konsonan juga harus ditemani oleh vokal, vokal yang dipakai juga si อ ini. Makanya ketika membunyikan konsonan apapun, sering kali dituliskan bersama dengan huruf ini.

Jadi kalau dituliskan กอ dibaca koo, sedangkan kalau ditulis อก akan di baca ook. Gimana untuk menuliskan bunyi oo saja? apakah 1 huruf cukup? tentu tidak, tapi kita tuliskan ออ (dibaca oo).

Jika diletakaan di akhir silabel, konsonan Thai hanya punya 8 bunyi. Tidak semua 44 konsonan boleh digunakan untuk menjadi final konsonan. Tapi sebelum bikin tambah bingung sepertinya tulisan hari ini cukup dulu ya.

Bawa Anak Potong Rambut

Setiap anak beda-beda, tapi entah kenapa punya anak 2 kalau di bawa potong rambut hasilnya sama susahnya. Waktu kecil, kami sering membiarkan Jonathan gondrong karena setiap di bawa ke tukang cukur pasti nangis-nangis. Udah coba berbagai cara tapi selalu gagal, sekarang kejadian yang sama terjadi dengan Joshua. Akhirnya sekali setahun kami paksa juga bawa dan biarkan anak menangis sambil dipegangin dan dicukur dengan cepat.

Selama 12 tahun di sini, kami selalu pergi ke tukang cukur yang sama di dekat rumah. Tukang cukur ini memang khusus untuk cukur laki-laki, biasanya ya tempat joe cukur rambut. Karena sudah kenal, mereka memaklumi kalau anak kami agak ribut sesekali pas di bawa cukur.

Sejak beberapa waktu lalu, karena sekarang tiap cukur bukan cuma Joe saya tapi juga Jonathan dan Joshua akhirnya saya minta nomor telpon dan kalau mau cukur menelpon dulu (ya, awal-awal mikirnya deket inilah, ngapain nelpon dulu, langsung aja datang hehehe). Tukang cukur ini juga sudah hapal sama kami, jadi kalau nelpon gak perlu sebut nama langsung tau: oh yang mau cukur papanya dan anak 2 ya. Mungkin mereka juga siap-siap bakal ada anak nangis gitu ya hahaa.

udah ga takut suara alat cukur

Oh ya, sampai umur 6 tahun rasanya Jonathan masih suka takut dengan suara alat cukur. Tapi sejak 7 tahun dia sudah mulai berani dan bahkan minta dikeramas segala seperti papanya. Kami pikir, ya kalau dengan begitu dia tidak ketakutan lagi di bawa potong rambut, tidak apa-apa bayar lebih, toh di sini cukur rambutnya bukan di salon mahal.

minta dikeramas juga

Sekarang ini Jonathan berani cukur tapi Joshua masih selalu takut cukur. Joe pergi sama Jonathan saja kalau cukur, lalu Joshua di bawa sendiri di hari lain supaya tidak kelamaan nungguin di tukang cukur. Tentunya sebelum ke tukang cukur, saya yang menelpon biar ga antri lama hehe.

Kalau ingat masa-masa sebelumnya, nanya ke orangtua lain kok anaknya gak masalah di bawa cukur, gak kebayang akhirnya Jonathan bisa duduk sendiri di tukang cukur walaupun menunggu sampai dia agak besar. Ya ada hal-hal yang akhirnya tidak jadi masalah setelah anak tumbuh besar, apalagi kalau anaknya tipe suka meniru papanya hehehe. Nah sekarang ini kami berusaha kasih tunjuk foto-foto dan video Jonathan cukur. Awalnya kami juga pernah bawa Joshua melihat papa dan kakaknya cukur, tapi Joshua tetep saja belum mau cukur dengan sukarela, akhirnya ya Joshua akan lebih sering gondrong sekarang ini hehehe.

Saya gak punya tips bagaimana membawa anak cukur supaya mereka mau cukur dengan sukarela selain: tunggu saja, pada waktunya mereka akan mengerti dan gak akan takut lagi potong rambut. Setelah anak bisa diajak ngobrol, mereka mungkin gak langsung berani, karena Jonathan sudah mengerti dari sejak sebelum 6 tahun, tapi pada saat waktunya dicukur, dia masih takut. Yang bisa kita lakukan ya kasih contoh, kasih pengertian, temani dan tunjukkan kalau cukur itu hanya sebentar dan toh setahun paling banyak 3 kali ke tukang cukur. Kalau rambut anaknya keriwil, setahun 2 kali juga cukup hehehe.

Berkenalan dengan Tulisan Thai

Dari beberapa tulisan lalu, saya selalu menyertakan tulisan Thai untuk kata-kata yang digunakan. Mungkin sudah ada yang penasaran, itu kok kayak cacing begitu dan gimana sih membacanya. Sabar ya, kalau ada buku yang bilang fasih membaca dan berbahasa Thai dalam waktu 24 jam, saya jamin itu buku bohong hehehe. Butuh waktu dan latihan yang tekun dengan konsentrasi penuh untuk bisa lancar berbicara dan membaca tulis. Bisa membaca tulisan saja tidak menjamin pasti bisa menulis dengan cepat. Tapi jangan langsung mundur teratur, ada pepatah bilang: Sedikit demi sedikit, lama-lama menjadi bukit.

Seperti saya sebutkan sebelumnya, aksara Thai untuk konsonan ada 44 huruf/bentuk yang merepresentasikan 21 bunyi. Loh kok bunyinya lebih sedikit daripada hurufnya? Ya memang begitu, kadang-kadang untuk bunyi yang sama kita bisa pakai huruf yang berbeda. Bedanya apa? tunggu sabar saya jelaskan hehehe.

Dari 44 konsonan Thai, ada pembagiannya menjadi 3 kelas yang nantinya akan menentukan tinggi rendahnya sebuah silabel/ suku kata dibunyikan. Kelasnya dibagi sebagai berikut:

Kelas menengah (กลาง, klang): ada 9 konsonan

Kelas tinggi (สูง, sung): ada 11 konsonan, tapi 1 konsonan sudah tidak dipakai lagi

Kelas rendah (ต่ำ, tam): ada 24 konsonan, tapi ada 1 konsonan yang sudah tidak dipakai lagi

Jadi dari 44 huruf Thai, yang masih dipakai itu hanya 42 huruf. Konsonan yang sudah tidak dipakai itu masih tetap dihitung karena untuk teks lama ada beberapa kata yang masih menggunakan huruf tersebut.

Terus dari masing-masing kelas itu akan ada huruf dengan bunyi yang sama. Bahkan dari dalam kelas yang sama saja bisa ada beberapa huruf yang merepresentasikan huruf yang sama. Ini kapan-kapan akan dibahas lebih lanjut, tapi untuk sekarang ini contohnya untuk bunyi s kita bisa pakai: ซ ศ ษ ส, huruf pertama ada dalam kelas konsonan rendah sedangkan 3 huruf terakhir itu ada dalam kelas konsonan tinggi. Terus memakainya gimana? ya diingat saja ejaan setiap kata, makanya saya bilang bisa membaca tidak selalu bisa menulis hehehe.

Berikut ini video singkat untuk melihat sekilas 44 konsonan Thai:

Saya sengaja capture bagian awal dari video tersebut untuk bisa melihat lebih jelas 44 konsonan dan pembagian kelasnya.

sumber: capture dari video Youtube di atas

Coba perhatikan huruf-huruf Thai ini, hampir semua huruf ada bagian lingkarannya. Nah penulisan huruf Thai juga ada aturannya, selalu mulai dari titik yang ada lingkarannya. Untuk huruf pertama tidak ada lingkarannya, tapi selalu mulai dari bawah sebelah kiri lalu tanpa mengangkat alat tulis sampe selesai menuliskan gambar kaki kanannya. Jadi bisa saja kita bilang lah kan yang penting hasil akhirnya sama terlihatnya, tapi bukankah lebih baik belajar dengan cara yang benar. Kalau gurunya lihat kita salah menuliskannya, pasti disuruh ulang deh hehehe. Ini saya kasih link ke video cara menuliskan huruf Thai yang di dapat di YouTube juga.

sumber Youtube ThaiPod101.com

Kalau kita belajar bahasa Inggris, kita belajar A is for Apple, atau dalam bahasa Indonesia, kita belajar A itu Ayam. Dalam bahasa Indonesia dan Inggris, ketika mempelajari bunyi huruf, kita bisa menggantikan kata-katanya dengan kata apa saja yang memiliki bunyi huruf tersebut.

Dalam bahasa Thai setiap konsonan punya nama dan ketika mempelajarinya, huruf itu akan selalu punya nama yang sama. Huruf ก selalu untuk ko kai (ก กอ ไก่). Anak-anak Thai menghapalkan 44 hurufnya dengan menyanyikanya. Bisa dilihat di video berikut:

sumber Youtube HappyKid

Saya sekian tahun belajar huruf Thai, gak berhasil hapal urutannya. Waktu Joshua mulai menghapalkan urutan huruf Thai, akhirnya saya ikut hapal hahaha. Iya Joshua sudah hapal semua huruf thai sebelum dia 4 tahun. Jonathan juga sepertinya semakin lancar menghapalnya setelah Joshua hapal :).

Nah karena ini judulnya perkenalan, biar gak keburu pusing duluan sepertinya hari ini cukup dulu informasi mengenai konsonan Thai.

Di YouTube ada banyak sekali video-video yang menjelaskan huruf Thai ini, tapi umumnya ya penjelasannya dalam bahasa Inggris. Tapi kalau diperhatikan videonya dengan seksama, kita gak perlu jagoan bahasa Inggris untuk mengertinya kok hehehe. Video yang saya sertakan di sini juga dari hasil mencari cepat, jadi mungkin bukan yang terbaik, tapi cukup menjelaskan dan saya cari yang paling singkat. Silakan dilihat-lihat dan mulai diingat-ingat. Belajar bahasa Thai ini harus banyak mengingat dan berlatih bicara hehehe.