Ulang Tahun Pernikahan ke-6

Sudah 2192 hari kita menikah, bukan waktu yang singkat tapi rasanya masih seperti baru kemarin kita dag dig dug mau kasih tau orangtua soal pilihan hati kita dan keinginan untuk menikah. Syukur kepada Tuhan kalau Dia menjawab doa kita dan memberi jalan yang cukup mulus untuk mendapat restu dari orangtua walau kita beda latar belakang suku. Setelah 6 tahun menikah, semakin terasa kalau kita itu ga banyak bedanya. Iya kita memang beda suku, tapi kita punya cara pandang hidup dan prinsip-prinsip dasar yang sama. Ga kebayang klo nikah dengan suku yang sama tapi cara pandang hidup dan hal-hal lainnya beda banget :P. Ga kebayang kalau suami cerita sesuatu, dan saya hanya bisa bengong ga ngerti apa lucunya atau dimana serunya ceritanya. Ga kebayang kalau cara komunikasi berbeda dengan suami, gimana caranya menyampaikan apa yang ada di hati.

Saya bersyukur sekali punya suami Yohanes Nugroho. Suami yang mau turun tangan membantu saya di saat saya membutuhkan. Suami yang tidak banyak menuntut dan mau aja makan apa saja yang saya masak walau kadang agak hambar. Suami yang selalu menyemangati saya untuk mempunyai passion dan terus berkarya dalam mengisi hidup ini. Suami yang menjadi pemimpin keluarga dengan menjadi teladan dan memberi contoh dan bukan nasihat panjang lebar. Suami yang mengkritik kalau saya salah dan ga selalu belain buat seneng-senengin hati saya doang. Suami yang mau melayani dengan ikut serta mengurus anak, bermain dengan anak dan juga sesekali masakin nasi goreng special ataupun mie instant :D. Suami yang mau dengerin saya, mulai dari keluh-kesah ataupun komen ga penting soal apapun yang terlintas dipikiran saya. Suami yang ajarin saya untuk tidak terlalu khawatir akan hidup ini dan fokus dengan masa sekarang daripada mikirin masa lalu ataupun terlalu khawatir akan masa depan. Suami yang membuat saya merasa temperamen saja jauh lebih tenang dibanding dulu waktu masih single. Suami yang selalu menyabar-nyabarkan saya kalau saya lagi emosian atau lagi cape ngurusin anak. Suami yang sangat membantu saya dalam proses pemberian ASI ke Jonathan mulai dari awal sampe proses menyapihnya berjalan dengan mulus. Suami yang punya talenta dan bersungguh-sungguh dalam pekerjaannya. Punya passion dibidang pemrograman komputer dan mau berbagi hasil karyanya dengan banyak orang. (sebenernya masih banyak lagi, intinya sih he is the best for me lah).

Punya suami yang sangat menyukai pekerjaan itu ada banyak plusnya. Yang paling jelas papa ga pernah mengeluh soal kerjaan di rumah, karena papa sangat suka dengan apa yang dia kerjakan, tapi untungnya papa bukan workaholic. Papa bisa menghabiskan banyak waktu di depan komputer untuk mrogram berbagai hal, seperti aplikasi alkitab di handphone symbian dan blackberry. Plus tambahannya bisa membuat aplikasi yang mungkin saya butuhkan dan sekarang membuat aplikasi untuk Jonathan juga. Aplikasi yang juga bisa dijual untuk menambah tabungan Jonathan :D. Harus saya akui, usaha untuk membuat aplikasi alkitab bisa diakses dihandphone itu bukan pekerjaan seminggu. Dimulai dengan komputer yang sangat lambat sekalipun waktu jaman masih pacaran, papa terlihat sabar mrogramnya supaya program SymbianBible bisa dipakai banyak orang. Terus ketika anak mau lahir masih aja sibuk berusaha merilis program serupa supaya bisa diakses di Blackberry juga. Sudah sibuk dikantor, masih mau sibuk dirumah buat mrogram yang akhirnya dibagi-bagi secara gratis, dan masih tetap punya waktu buat saya dan Jonathan. Sekarang ini, mulai juga berusaha membuat aplikasi yang bisa dijual dan melibatkan saya juga supaya saya ga “nganggur” dan bagian dari mendorong saya untuk tetep berkarya di bidang IT. Tapi walaupun sesibuk apapun papa dengan program-programnya, papa masih saja selalu ada waktu buat saya dan Jonathan.

Rasanya kalau sedang bermain dengan Jonathan, hidup ini terasa seperti di film-film saja, indah sekali. Ingin rasanya mengabadikan tiap detik momen-momen indah bermain dengan Jonathan, mengajari dia banyak hal, melatih dan mendisplin dia untuk banyak hal. Jonathan juga sangat senang sekali punya papa yang selalu punya waktu untuk bermain dengannya dan tentunya lebih sabar dari mamanya :P. Semoga kita tetap bisa bersyukur dalam segala situasi ya papa. Bisa membesarkan anak-anak kita sampai mereka dewasa dan memiliki keluarga masing-masing. Kita ga tau mengenai hari esok, tapi kita tau kalau hari ini dan saat ini kita bersyukur karena Tuhan selalu jagai dan sertai kita dan cukupkan kita. Banyak hal yang kita ga minta Tuhan sediakan buat kita, dan semoga kita juga bisa mengajarkan pada anak-anak kita untuk mencari dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, dan setelahnya semuanya akan ditambahkan pada kita.

I love you Papa Yohanes Nugroho.

Fifth wedding anniversary

Lima tahun yang lalu, atau 1826 hari yang lalu kami menikah, di Medan, Sumatra utara. Sekarang kami tinggal di sebuah aparteman di Chiang Mai, unit 1826. Sudah banyak sekali hal yang saya lalui bersama Risna sejak menikah. Rasanya saya tidak perlu ceritakan lagi semuanya, ceritanya masih ada di situs pernikahan kami, dan tentunya di blog ini.

Saya bersyukur bisa bertemu dengan Risna, saya bersyukur Risna menginspirasi saya untuk membuat software Alkitab sebagai bagian dari pelayanan saya. Saya bersyukur punya istri yang cantik, yang baik, yang mengerti pekerjaan saya. Saya sangat bersyukur pada Tuhan buat semua waktu yang boleh kami lalui bersama. Dan saya berharap kami bisa terus bersama sampai tua nanti.

Dulu kalau melihat film kisah cinta, yang menceritakan orang yang sangat berbeda bisa hidup bersama, rasanya sepertinya sangat romantis. Setelah bersama dengan Risna, saya merasa bahwa film-film itu konyol. Kalau seseorang hendak bersama selamanya, maka pandangan hidup haruslah sama, tingkat intelektualitas juga jangan terpaut jauh. Kalau saya membaca berbagai milis yang diikuti Risna, kadang tidak bisa membayangkan bagaimana kehidupan keluarga di mana suami istri berargumen dalam banyak hal (misalnya ada yang mengeluh di milis: “suami saya ngasih makanan bergaram untuk bayi, saya maunya bayinya pake keju aja”). Bagaimana rasanya bercanda bersama istri kalau istri tidak mengerti joke yang kita ceritakan?

Saya merasa sangat beruntung karena pandangan hidup saya dengan Risna sebagian besar sama (hal-hal kecil yang tidak terlalu penting pasti ada), dan pendidikan kami sama. Kami tidak perlu berargumen apakah anak harus diberi vaksin (menurut kami: wajib), ataukah bayi harus dibedong, makanan apa yang harus diberikan pada Jonathan, video apa yang boleh ditonton Jonathan, dsb. Kami bisa tertawa bersama pada hal-hal yang sama, bisa menikmati jenis film yang sama (aneh nggak sih kalau suami suka horror tapi istri bakal nggak bisa tidur seminggu kalau lihat film horor?), dan menikmati jenis makanan yang sama.

Masa depan masih terbentang dengan begitu banyak rencana. Masih banyak tantangan di masa depan. Di tahun kelima pernikahan ini, juga akan ada tantangan dalam hal pekerjaan. Mulai Senin, saya jadi satu-satunya orang Indonesia dan programmer senior di kantor kami. Dan tentunya kami baru di tahap awal dalam tantangan membesarkan Jonathan. Jadi inget doa waktu baby dedication Jonathan:

And we pray for your mom and dad, Yohanes and Risna That you will fill them, dear God, with all wisdom and love as they parent Jonathan May the Lord bless them with insight and understanding as they brace him to live a life in the way that pleases God so that you will be equipped in every way, Jonathan, to live a godly live and to face the challenges of your generation.

Apapun yang terjadi, kami berharap bisa tetap bersama, saling mengasihi dan menyayangi, dengan anak-anak (kami berharap lebih dari satu) yang dikaruniakan Tuhan pada kami.

Terima kasih Risna sayang, yang sudah menjadi istri yang baik, menjadi teman hidup yang selalu membuatku merasa bahagia. Aku akan selalu menyayangimu.