Ke Imigrasi Chiang Mai di Masa Pandemi Covid-19

Ini balada jadi penumpang di negeri Thailand. Setiap kita bikin paspor baru, selanjutnya kita harus memindahkan semua stempel yang pernah kita terima selama keluar masuk Thailand ke paspor yang baru. Kalau beberapa waktu lalu ke imigrasi untuk lapor diri 90 hari bisa dilakukan dengan drive thru, maka untuk urusan kali ini tidak bisa. Jadi harus parkir mobil dan menyelesaikan urusan ke loket.

Hari Kamis, 2 Juli 2020, waktunya memindahkan stempel dari paspor lama ke paspor baru yang kami urus di Bangkok akhir Juni. Saya tidak dapat parkir di area imigrasi, ya sudah parkir diseberangnya.

Berdiri 3 detik di pintu untuk disemprot sanitizer

Secara umum urusan hari ini berjalan lancar, jangan bandingkan dengan tahun-tahun awal kami di sini. Mulai dari mencari parkir juga lebih mudah, kalau parkiran di area imigrasi penuh, kita bisa parkir di seberangnya dengan membayar 20 baht. Ada banyak orang asing yang bisa berbahasa Inggris menjadi volunteer yang siap membantu kita mendapatkan formulir dan memberitahu persyaratan apa yang harus dilengkapi, lalu menyuruh kita ke loket tujuan.

Lanjutkan membaca “Ke Imigrasi Chiang Mai di Masa Pandemi Covid-19”

Penerbangan Bangkok Chiang Mai Akhir Juni 2020

Tulisan perjalanan pulang ini sengaja dipisah dengan pengalaman berangkat. Walau beda sehari, ternyata persyaratannya berbeda. Secara keseluruhan, perjalanan pulang ke Chiang Mai lebih lancar dan tidak pakai kegiatan isi formulir yang bikin stress.

Pagi-pagi, saya tanya Joe jam berapa jadwal pesawat kami pulang. Joe bilang jam 5.50 sore. Lalu kami pikir, kalau berangkat dari daerah kota jam 3 siang, masih santai lah tiba di bandara sekitar jam 4-an. Tapi kemarin, setelah selesai ambil paspor jam 2 siang, kami pikir ya lebih baik awal deh ke bandaranya, lebih baik awal daripada terlambat dan siapa tau kena macet.

Jalanan di Bangkok sudah cukup ramai, tapi memang belum semacet dulu. Mungkin juga karena kegiatan sekolah baru di mulai tanggal 1 Juli dan kami berangkat di jam sepi, perjalanan cukup lancar dan kami tiba di bandara Don Mueang sekitar jam setengah empat, padahal kami tidak masuk jalan tol.

Suasana Don Mueang Bangkok, semua orang pakai masker

Awalnya saya pikir, ah masih terlalu awal sampainya, belum bisa untuk drop bagasi. Supaya anak-anak tidak capek, saya suruh mereka duduk dulu dan saya pergi ke counter untuk drop bagasi (kami sudah check-in online sebelum berangkat). Sebelum bertanya ke petugas, saya buka dulu email yang dikirimkan Joe sebelumnya. Ketika melihatnya saya kaget, loh ini jam berangkatnya jam 4.35, bukan jam 5.50 seperti Joe bilang.

Lanjutkan membaca “Penerbangan Bangkok Chiang Mai Akhir Juni 2020”

Cerita Pembuatan Paspor di KBRI Bangkok (Tahun 2020)

Lanjutan cerita kemarin, hari ini mau cerita khusus tentang agenda utama ke Bangkok.

Foto di depan loket setelah memasukkan data untuk pembuatan paspor

Sebelumnya mungkin banyak yang bertanya-tanya apakah kami ke Bangkok karena mau liburan, jalan-jalan atau rencana pulang ke Indonesia. Jawabannya semua salah. 

Kami ke Bangkok karena terpaksa, urgent, penting banget dan bahkan kami ga sekalian liburan atau jalan-jalan. Bulan September 2020 ijin tinggal (visa) kami di Thailand sudah harus diurus lagi. Biasanya ijin tinggal ini bisa diurus sekitar 3 bulan sebelum kadaluarsa.

Salah satu hal lain yang perlu diperhatikan, visa kami itu berlaku  2 tahun atau sampai dengan tanggal berlaku paspor. Nah, paspor kami semua sudah akan duluan kadaluarsa sebelum September 2021, paspor Joe kadaluarsa sebelum September 2022. Jadi misi ke Bangkok mengganti paspor kami ber-4.

Lanjutkan membaca “Cerita Pembuatan Paspor di KBRI Bangkok (Tahun 2020)”

Pengalaman Terbang Domestik di Thailand (Masa Pandemi Covid -19)

Hari ini, kami sekeluarga terbang dari Chiang Mai ke Don Mueang Bangkok untuk mengurus paspor saya dan anak-anak ke kedutaan di Bangkok. Sayangnya, paspor Joe masih belum bisa, tapi ini cerita untuk esok hari.

Sejak minggu lalu, kami sudah pesan tiket dan hotel untuk ke Bangkok dan mencari tau situasi penerbangan saat ini. Kami perlu menginap 1 malam di Bangkok, herannya waktu cari hotel kok family room pada penuh ya.

Dengan tidak adanya kasus transmisi lokal lebih dari sebulan di Thailand, perasaan agak tenang untuk perjalanan membawa anak-anak. Tidak ada kewajiban untuk test Covid-19 dulu dan tidak ada karantina di tempat tujuan. Protokol kesehatan seperti pemakaian masker dan social distancing tetap ditekankan.

Pesawat paling pagi dari Chiang Mai itu berangkat jam 8.30, karena rumah cukup dekat kami berangkat jam 7 dari rumah. Suasana di luar airport sangat sepi, pintu masuk ke bagian internasional malahan kosong sama sekali.

penerbangan internasional kosong

Masuk ke bagian domestik masih seperti biasa, tidak ada antrian terlihat. Walau sudah check-in online, kami belum print boarding pass, jadi saya ke counter Air Asia untuk cetak boarding pass.

Lanjutkan membaca “Pengalaman Terbang Domestik di Thailand (Masa Pandemi Covid -19)”

Zoom Drakor dan Literasi

Ini cerita buat teman-teman yang tidak bisa hadir dalam sesi zoom hari ini, sekalian karena saya lagi tidak ada topik tulisan, hehehe.

Setelah sebulan berkutat dengan 10 topik kokoriyaan, hari ini dimulai jam 7.30 malam, sebagian dari anggota grup drakor dan literasi berkumpul di Zoom conference. Agendanya berbagi cerita dari 10 topik yang sudah dikerjakan, kira-kira mana topik termudah dan mana topik tersulit dalam menuliskannya.

Perwakilan dari anggota drakor dan literasi

Grup drakor dan literasi ini anggotanya sebenarnya cuma sedikit, yang berkomitmen untuk mengerjakan tantangan topik ini ada awalnya sekitar 16 orang, lalu setelah beberapa tantangan ada tambahan dari grup KLIP 3 orang lagi. Jadi total ada 19 orang. Hari ini yang bisa hadir di Zoom awalnya rencana 9 orang, tapi karena namanya ibu-ibu rempong, akhirnya ada 7 orang yang bisa hadir (walaupun akhirnya 6 yang agak lama ngobrol dan saya termasuk yang harus duluan pamit).

Lanjutkan membaca “Zoom Drakor dan Literasi”

Belajar Bahasa itu Sepaket Sama Tulisannya

Sebelum belajar bahasa Korea, bahasa Thailand merupakan bahasa pertama yang saya pelajari yang tidak menggunakan huruf latin. Awal belajar bahasa Thai, rasanya sangat frustasi dengan sejumlah huruf meliuk-liuk dan bunyi yang sama digambarkan dengan lambang yang berbeda. Saya berusaha memetakan huruf Thai dan padanannya dengan alfabet A-Z. Agak kaget ketika mengetahui nama saya tidak bisa dituliskan huruf demi huruf ke dalam bahasa Thai.

Setelah beberapa lama kenalan dengan bahasa Thai, saya tidak menjadi orang buta huruf Thai lagi dan akhirnya bisa juga baca bahasa Thailand sedikit demi sedikit. Saya juga mulai menerima, penulisan nama dalam huruf non latin itu ya mengikuti aturan bahasa tersebut dan hanya bisa menuliskannya sampai terdengar sama walaupun bukan dipetakan huruf demi huruf.

halo, nama saya Risna

Waktu saya berkenalan dengan bahasa Korea (sebagai efek dari menonton drakor), saya langsung merasa perlu untuk mempelajari hurufnya juga yang dikenal dengan sebutan Hangul. Romanisasi bahasa Korea, seperti halnya bahasa Thai itu tidak standar, dan yang banyak tersedia di internet itu romanisasi dari penutur berbahasa Inggris.

Lanjutkan membaca “Belajar Bahasa itu Sepaket Sama Tulisannya”

Kurikulum CLE Grade 5 dan Kindergarten

Buku-buku ini merupakan salah satu yang juga baru tiba kemarin setelah dipesan dari akhir April. Setelah memesan beberapa kali, kami tahu kalau butuh waktu sampai dengan 6 minggu buku -buku CLE dari Amerika ini sampai ke Chiang Mai Thailand. Karena Thailand ditutup sejak 18 Maret 2020, kami tahu kalau pemesan kali ini juga akan memakan waktu lebih lama.

Minggu lalu, setelah Thailand mulai dibuka dan kantor pos mulai beroperasi untuk pengiriman dan menerima barang dari luar negeri, kami mulai gelisah, loh kok bukunya belum sampai juga ya? Gelisah karena jangan-jangan malah belum dikirim, soalnya pemesanan buku ini pakai ongkos kirim paling murah dan tidak ada tracking nya. Tapi kami pikir, ya tunggu sebentar lagi, mudah-mudahan segera tiba.

Buku kelas 5 dari CLE untuk Jonathan

Sebenarnya tahun ajaran baru untuk Jonathan memulai grade 5 belum akan dimulai. Baru saja minggu lalu dia menyelesaikan pelajaran grade 4. Kami memang selalu memesan buku sekitar 2 bulan sebelum bukunya dibutuhkan, supaya sempat saya baca dan atur dulu, selain karena tau butuh waktu untuk buku itu sampai ke Thailand. Buku-bukunya juga tidak sekaligus kami beli untuk 1 tahun, biasanya setahun memesan sekitar 3 kali biar tidak berasa pengeluarannya, hehehe.

Lanjutkan membaca “Kurikulum CLE Grade 5 dan Kindergarten”