Perjalanan Dari Depok (Cimanggis) ke Depok (Yogyakarta)

Hari Senin, 1 Agustus 2022, kami sampai juga di Yogyakarta. Kebetulan sekali kami mendapat tempat tinggal di daerah yang namanya Depok di Yogyakarta. Jadi lucu rasanya karena kami dari Depok Jawa Barat ke Depok Yogyakarta dan menempuh perjalanan hampir 10 jam.

berangkat!

Terakhir kali kami ke Yogya tahun 2016, waktu itu anak-anak masih kecil-kecil, anak nomor 2 malahan masih dipangku duduknya dan masih menyusui. Lumayan tuh rasanya duduk berjam-jam sambil memangku Joshua yang dari dulu ukurannya lumayan besar.

Lanjutkan membaca “Perjalanan Dari Depok (Cimanggis) ke Depok (Yogyakarta)”

Jalan-jalan di Ulang Tahun Joe

Hari ini Joe berulang tahun. Kalau biasanya ulang tahun hanya dirayakan di rumah saja, tahun ini agak sedikit berbeda. Kami merayakan ulang tahun Joe sambil jalan-jalan.

Hidup ini memang serba pas-pasan atau dipas-pasin. Kebetulan ada hari libur di tanggal 16 Mei kemarin, dan pas harus ada urusan ke Bangkok juga. Awalnya urusan ke Bangkok ini direncanakan Joe saja berangkat sendiri naik pesawat, tapi tiba-tiba Joe mengusulkan bagaimana kalau kami ikutan juga? Mumpung ada hari libur, dan juga sekarang ini bisa dibilang hampir semua mulai normal (tentunya masker tetap wajib digunakan).

Tadinya berniat mengeksplorasi Bangkok saja, sejak pandemi kami memang tidak pernah jalan-jalan sama sekali. Pernah staycation di tahun 2020, saat Thailand berhasil membuat kasus Covid-19 menjadi 0, tapi setelah itu kami hanya ke Bangkok tahun lalu untuk urusan ijin tinggal. Cerita ke Bangkok di tahun 2021 pernah saya tuliskan sekilas, dan rencana untuk menuliskan cerita detailnya masih belum dilakukan juga. Kali ini saya mau cerita ulang tahun Joe terlebih dahulu, detail jalan-jalan menyusul kemudian.

Lanjutkan membaca “Jalan-jalan di Ulang Tahun Joe”

3 Hari 2 Malam: Chiang Mai – Bangkok – Chiang Mai

Sudah beberapa hari ini nulisnya draft doang. Sebenarnya ada banyak sekali yang ingin diceritakan, sampai tidak tahu mau mulai cerita dari mana. Ibaratnya kalau kejadiannya adalah cerita dalam drama, semua terasa ingin dituliskan secara detail.

Banyak cerita, sedikit tenaga

Masalah terbesar kenapa akhirnya tidak dituliskan adalah, karena tenaga untuk menuliskannya tidak ada. Dengan begitu banyaknya hal yang terjadi dan ingin dituliskan, akhirnya malahan menuliskannya seadanya doang.

Tapi, kalau tidak dituliskan pasti nanti jadi lupa. Jadi, kalau ada yang gak ngerti juga nggak apa-apa, karena tulisan ini sekedar catatan buat kami tentang perjalanan yang baru dilakukan dalam 3 hari 2 malam kemarin.

Lanjutkan membaca “3 Hari 2 Malam: Chiang Mai – Bangkok – Chiang Mai”

Staycation Pertama Kami

Sebenarnya ide staycation alias nginep di tempat yang cuma beberapa kilometer dari rumah tidak pernah menarik buat saya. Tapi, setelah terjadi pandemi dan Thailand aman kembali, baiklah kita membantu menggerakkan roda ekonomi sambil menyenangkan hati anak-anak.

Jonathan baru saja menyelesaikan semua pelajaran homeschooling kelas 4 nya, sebelum mulai kelas 5, kami memutuskan untuk memberi hadiah berupa liburan yang tidak terlalu jauh dari rumah. Lagipula perjalanan ke Bangkok yang kami lakukan akhir bulan Juni tidak bisa dianggap liburan, karena fokusnya ya urus passpor saja.

Hari yang cerah, selesai makan siang kami berangkat naik mobil

Tujuan liburan kali ini beneran dekat dari rumah. Menurut Google Map cuma sekitar 40 km dari rumah, tapi karena macet ya hampir 1 jam di jalan.

Menginap di tengah sawah

Salah satu kelebihan tinggal di Chiang Mai, tidak jauh dari rumah masih banyak sawah dan daerah yang serasa di kampung halaman. Tapi, karena kami tidak berniat ikut bercocok tanam, ya tentunya mencari penginapan yang walau lokasi suasana desa, tapi fasilitas modern. Wifi dan kolam renang, selain rumah yang kokoh dengan kamar mandi yang bersih tentu saja syarat utama.

Lanjutkan membaca “Staycation Pertama Kami”

Penerbangan Bangkok Chiang Mai Akhir Juni 2020

Tulisan perjalanan pulang ini sengaja dipisah dengan pengalaman berangkat. Walau beda sehari, ternyata persyaratannya berbeda. Secara keseluruhan, perjalanan pulang ke Chiang Mai lebih lancar dan tidak pakai kegiatan isi formulir yang bikin stress.

Pagi-pagi, saya tanya Joe jam berapa jadwal pesawat kami pulang. Joe bilang jam 5.50 sore. Lalu kami pikir, kalau berangkat dari daerah kota jam 3 siang, masih santai lah tiba di bandara sekitar jam 4-an. Tapi kemarin, setelah selesai ambil paspor jam 2 siang, kami pikir ya lebih baik awal deh ke bandaranya, lebih baik awal daripada terlambat dan siapa tau kena macet.

Jalanan di Bangkok sudah cukup ramai, tapi memang belum semacet dulu. Mungkin juga karena kegiatan sekolah baru di mulai tanggal 1 Juli dan kami berangkat di jam sepi, perjalanan cukup lancar dan kami tiba di bandara Don Mueang sekitar jam setengah empat, padahal kami tidak masuk jalan tol.

Suasana Don Mueang Bangkok, semua orang pakai masker

Awalnya saya pikir, ah masih terlalu awal sampainya, belum bisa untuk drop bagasi. Supaya anak-anak tidak capek, saya suruh mereka duduk dulu dan saya pergi ke counter untuk drop bagasi (kami sudah check-in online sebelum berangkat). Sebelum bertanya ke petugas, saya buka dulu email yang dikirimkan Joe sebelumnya. Ketika melihatnya saya kaget, loh ini jam berangkatnya jam 4.35, bukan jam 5.50 seperti Joe bilang.

Lanjutkan membaca “Penerbangan Bangkok Chiang Mai Akhir Juni 2020”

Pengalaman Terbang Domestik di Thailand (Masa Pandemi Covid -19)

Hari ini, kami sekeluarga terbang dari Chiang Mai ke Don Mueang Bangkok untuk mengurus paspor saya dan anak-anak ke kedutaan di Bangkok. Sayangnya, paspor Joe masih belum bisa, tapi ini cerita untuk esok hari.

Sejak minggu lalu, kami sudah pesan tiket dan hotel untuk ke Bangkok dan mencari tau situasi penerbangan saat ini. Kami perlu menginap 1 malam di Bangkok, herannya waktu cari hotel kok family room pada penuh ya.

Dengan tidak adanya kasus transmisi lokal lebih dari sebulan di Thailand, perasaan agak tenang untuk perjalanan membawa anak-anak. Tidak ada kewajiban untuk test Covid-19 dulu dan tidak ada karantina di tempat tujuan. Protokol kesehatan seperti pemakaian masker dan social distancing tetap ditekankan.

Pesawat paling pagi dari Chiang Mai itu berangkat jam 8.30, karena rumah cukup dekat kami berangkat jam 7 dari rumah. Suasana di luar airport sangat sepi, pintu masuk ke bagian internasional malahan kosong sama sekali.

penerbangan internasional kosong

Masuk ke bagian domestik masih seperti biasa, tidak ada antrian terlihat. Walau sudah check-in online, kami belum print boarding pass, jadi saya ke counter Air Asia untuk cetak boarding pass.

Lanjutkan membaca “Pengalaman Terbang Domestik di Thailand (Masa Pandemi Covid -19)”

Jalan-jalan ke arah Chiang Rai

Hari Sabtu kemarin, untuk memenuhi undangan menikmati makanan Nusantara dari seorang teman yang tinggal di antara Chiang Mai dan Chiang Rai, kami jalan-jalan dengan beberapa teman Indonesia lainnya. Berangkat dari rumah masing-masing dengan target makan siang di sana.

Dengan berbekal Google Map, kami mengetahui kalau perjalan sekitar 80 km itu akan ditempuh sekitar 1,30 jam. Kami belum pernah menyetir sendiri ke Chiang Rai. Kami pernah ke Chiang Rai bertahun-tahun lalu ikut mobil tour dan belum ada Joshua. Jadi bisa dibayangkan sudah berapa tahun yang lalu hehehe.

Sebenarnya, untuk yang biasa tinggal di kota besar, perjalanan 90 menit tentunya tidak ada apa-apanya. Tapi buat kami yang biasanya cuma jalan-jalan dalam kota, perjalanan ini lumayan terasa. Perjalanan kali ini terlaksana karena kami tidak mencari tahu lebih banyak informasi mengenai jalan ke arah sana dan berasumsi: ah cuma 80 km, harusnya sebentar juga sampai hehehe.

Siap berangkat

Kami berangkat setelah selesai sarapan dan mandi. Tidak buru-buru, karena tujuannya tidak terlalu jauh, dan jalanan sudah tidak terlalu ramai karena sudah bukan libur tahun baru lagi. Kami tidak membawa cemilan dan hanya sedia air minum saja di mobil, asumsi bisa berhenti kapan saja kalau lihat mini market hehehe. Ada beberapa tempat berhenti untuk ngopi ataupun membeli/memetik stroberi, tapi kami tidak berhenti karena tidak mau sampai terlalu siang.

Jalan lintas provinsi yang bagus dan lebar

Perjalanan 45 menit pertama terasa lancar dan jalanannya juga bagus. Oh ya, kota tujuan kami sudah berbeda provinsi dengan kota tempat tinggal kami. Jadi kami melewati jalanan antar lintas provinsi ke arah utara Thailand. Jalanannya lebar, pemandangannya juga hijau. Ada beberapa jalan yang berbelok dan agak naik gunung. Secara umum jalannya juga lebar.

Perjalanan 45 menit berikutnya (yang sebenarnya sudah hampir mendekati tujuan), ternyata ada beberapa titik perbaikan jalan. Perbaikan jalannya dibagi beberapa ruas. Jadi akan ada beberapa titik di mana jalannya masih diperlebar, atau masih belum diaspal, jembatannya masih diperbaiki, ataupun memakai jalan di sisi yang sama dengan arah ke Chiang Mai. Di kiri kanan jalan ada banyak mesin-mesin berat. Terlihat beberapa tempat tanah merah yang dikeruk, maupun batu-batuan yang dipecahkan.

Perjalanan selanjutnya akan diceritakan melalui foto-foto yang saya ambil sepanjang jalan.

Ada banyak peringatan memasuki area konstruksi dalam 2 bahasa
kelihatan gak, nantinya jalan ini ada banyak jalur
bagian jalan yang masih diratakan dan belum diaspal
jalan yang lama rusak karena terendam air
Jalannya masih dikerjakan tapi bisa dilalui dengan lancar
ada beberapa kilometer di mana jalannya masih kurang bagus, tapi semua petunjuk jelas
Melewati bangunan Mesjid di dekat hotspring Mae Kachan
Berhenti sebentar di hotspring buat mampir ke minimarketnya
Ada temple di sebelah hotspring.

Sekitar jam 12 kurang, kami sampai ditujuan. Bahagia banget melihat makanan yang sudah disiapkan oleh teman kami. Berasa pulang ke kampng halaman. Apalagi makannya duduk bersila pakai tikar. Menunya macam-macam. Menu utama Soto Ayam lengkap dengan empingnya, Sayur urap, kering tempe, bakwan, tempe goreng, ayam bumbu bali, ikan sambal pete, dan acar timun. Makanan cemilan juga ada kue kering dan bolu coklat untuk anak-anak. Aduh salut untuk teman kami yang memasak semuanya seorang diri. Kalau mbak itu tinggal di Chiang Mai, saya mau katering deh tiap hari hehehe.

Udah pasti lupakan diet untuk hari ini. Tidak pakai lama, semua asik menyantap makanan yang terhidang.

Selesai makan, ngobrol-ngobrol sambil mengawasi anak-anak main. Mereka senang karena rumah yang kami datangi ini bentuknya berbeda dengan rumah yang ada di Chiang Mai. Rumahnya berbentuk rumah panggung. Agak khawatir sih liat anak-anak main di balkon sambil melihat ke bawah, tapi untungnya tidak ada insiden yang mengkhawatirkan hehe.

Setelah makan banyak, ternyata kami masih dimasakin mpek-mpek. Yang masak asli dari palembang dan lampung. Walau kenyang, tentu saja masih ada tempat untuk makan mpek-mpek. Makanan ini tidak setiap hari tersedia di Thailand hehehe.

Foto bersama sebelum pulang – nasib tukang foto, gak ada dalam kamera

Sekitar jam 4, karena anak-anak sudah capek main (orang dewasa sudah kenyang makan), kami pun pamit pulang. Sebelum pulang tentunya bungkusin makanan bawa pulang hahahaha (aduh gak tau malu ya). Dan foto bersama. Anak-anak tidur di mobil dalam perjalanan pulang. Padahal waktu pergi mereka tidak tidur sedikitpun.

Tidur setelah capek main

Senang rasanya perjalanan hari itu. Mungkin kalau tau akan ketemu jalanan yang lagi banyak perbaikan, kami akan duluan menyerah sebelum berangkat. Tapi ternyata jalanan cukup lancar. Sebelum jam 6 sore kami sudah sampai di rumah.

Mungkin kalau jalanan sudah selesai perbaikannya, akan lebih lancar lagi dan jarak antara Chiang Mai dan Chiang Rai akan semakin dekat. Lain kali rencananya mau mampir di coffee shop, beli stroberi, main-main di hot spring Mae Kachan, atau sekalian mancing di kolam ikan dekat rumah teman kami itu. Bisalah dijadwalkan untuk lebih sering jalan-jalan kalau jalanan sudah bagus hehehe.