Kadang-kadang aku terlalu kecewa dengan lebih banyaknya orang di Indonesia yang mau menjadi konsumen saja, tapi tidak mau belajar menciptakan apa-apa. Tapi setelah dipikir-pikir lagi, mungkin menjadi konsumen atau user itu bukan hal yang jelek (saya lebih suka memakai kata user, karena saya programmer :P), asalkan kita jadi user yang cerdas, bukan yang bodoh. Jadi user yang kritis bukan yang mudah menerima dan dibodohi.
Ceritanya aku lagi gemes dengan berbagai majalah dan tabloid ponsel yang ada di pasaran. Semua pasti sudah tahu kalau sejak kebebasan pers diberlakukan jumlah tabloid, koran, dan majalah menjamur, dan semua juga tahu kalo banyak media yang umurnya cuma beberapa edisi saja. Salah satu hal yang lagi ngetrend banget sekarang adalah masalah ponsel alias hp, dan tentu saja banyak tabloid dan majalah yang bermunculan yang membahas khusus HP.
Media-media ini lama-lama bikin gemes aja, karena nilai informasinya makin sedikit. Sekarang komposisi media-media ini adalah: 4-10 halaman berisi spesifikasi HP dan harganya di pasaran, 1-2 halaman berisi tarif semua provider yang ada saat ini, 2-4 halaman berisi surat pembaca dan opini redasi, 4-15 halaman membahas HP baru yang ada saat ini, 1-2 halaman membahas cara setting GPRS dan MMS HP tertentu, 1-2 artikel mengenai HP apa yang dipakai oleh seorang artis, 1 artikel membedah isi HP (hardware), 4-5 artikel review game, 1 halaman berisi berita apa yang sedang dilakukan para provider saat ini, dan sisanya adalah artikel topik khusus (sekitar 2-3 halaman), tentu saja iklan juga mengambil porsi yang cukup besar, iklan Flexi misalnya minimal 1 halaman di hampir semua majalah/tabloid HP.
Oh iya, hampir lupa, kadang-kadang, eh cukup sering, ada tutorial yang pake screen capture di setiap langkahnya untuk setting email, upload logo, atau semacam itu, tutorial semacam ini bisa dibaca dalam waktu 5 menit, dan menghabiskan 2-3 halaman.
Nah yang bikin gemes adalah, artikel-artikelnya sekarang banyak yang terlalu dangkal, kebanyakan review HP juga hanya mengulang dari spesifikasi yang sudah tercantum, misalnya satu paragraf bisa diisi “HP ini juga sudah dilengkapi dengan fitur GPRS yang memungkinkan kita untuk bla bla bla bla” (iya, udah tahu, emang gunanya spec HP dipampang buat apa?)
Daftar harga ponsel memakan ruang yang terlalu banyak,setidaknya mereka seharusnya membuat tabel sehingga hemat space, kesan yang ada sekarang adalah daftar harga dibuat sebesar mungkin untuk menghabiskan space. Dalam hal ini saya lebih suka majalah CHIP yang jika memberikan spesifikasi sesuatu memakai tabel, sehingga lebih mudah dilihat, lebih mudah dibandingkan. Mungkin spesifikasi juga tidak perlu diberikan setiap edisi, tapi tiap dua edisi (mungkin tiap edisi ada spec HP baru, tapi spec komplit tiap Hp hanya tiap beberapa edisi)
Setting GPRS dan MMS untuk tiap ponsel juga terasa tidak berguna, karena sebenarnya yang settingnya hanyalah membarikan parameter yang sama juga untuk tiap ponsel. Seharusnya majalah mengajarkan hal yang cerdas, yaitu memberikan pemahaman bukan tutorial untuk tiap HP.
Dan parahnya, hampir semua tabloid/majalah menerima iklan yang isinya terang-terangan menjual aplikasi bajakan, juga ringtone dan logo bajakan. Parah gak sih? Tapi kalo aku terlalu banyak mengeluh, pasti yang baca ini akan ngomong: kalo gitu buat aja dong tabloid sendiri. Hmmmm, gampang apa gak ya? yah kita lihat ajalah nanti apa yang bisa kulakukan dengan keluhanku ini. Intinya sih aku cuma gemes aja, kok banyak yang mau dibodohi sama tabloid-tabloid itu ya?
Opini kamu boleh juga tuh ! tapi terkadang kita juga harus sedikit
berfikir kedepan deh, bicara emang mudah yah tapi buat ngelaksanainya
sulitnya minta ampun lho, nah ini juga pendapat aku yah ! karna kamu
juga berpadat jadi boleh dong aku ngasi pendapat juga ! tapi aku juga
salut kok sama kamu, kamu cerdas dan bisa menemukan ide yg brilian ! aku do’ain sukses deh buat kamu sobat ! segini aja deh coment dari aku yah ! makasih dah
baca dan di muat comentnya !!!:wink: