Dragon’s Egg dan seri buku John Dies at the End

Ini sekedar catatan beberapa buku yang saya baca akhir-akhir ini. Dragon’s Egg (kategori hard Scifi) dan 3 buku terakhir dari seri John Dies at the End: This book is full of Spiders, What the Hell did I just read?, dan If This Book Exists, You’re in the Wrong Universe (kategori Horor Komedi). Dulu saya cukup rajin mencatat buku-buku yang sudah pernah saya baca, tapi sekarang semakin malas, jadi selagi ingat, saya ingin menuliskannya.

Seri Buku John Dies at the End di Kindle

Setelah posting terakhir, saya membaca beberapa buku fiksi lain: The Ink Black Heart (Robert Galbraith/J. K. Rowling), Hard-Boiled Wonderland and the End of the World (Murakami). Buku self-help yang dibaca Risna: The Courage To Be Disliked , buku finansial : Playing with FIRE, dan banyak buku teknis.

Lanjutkan membaca “Dragon’s Egg dan seri buku John Dies at the End”

Pengalaman sertifikasi OSEP

OSEP adalah sertifikasi dari Offsec untuk pentester berpengalaman (Offsec Experienced Penetration Tester).. Tidak seperti ketika saya mengambil OSCP dan OSWE yang langsung sukses, saya gagal dua kali ujian, dan baru berhasil hari ini.

lulus

Meskipun kecewa pada diri sendiri karena tidak langsung sukses, menurut saya pengalamannya tetap perlu dituliskan. Dari pencarian singkat saya, sepertinya belum ada tulisan sertifikasi OSEP dalam bahasa Indonesia yang saya temukan di internet. Semoga tips yang saya tuliskan bisa berguna supaya yang membaca ini tidak perlu mengambil 3 kali seperti saya.

Lanjutkan membaca “Pengalaman sertifikasi OSEP”

Memakai Desktop Linux ARM64

Daripada capek membawa laptop di hari-hari Work From Office, saya memilih meninggalkan Orange Pi 5 di kantor. Orange Pi 5 adalah sebuah Single Board Computer (SBC) ARM64 dengan RAM 16GB (saya pasang NVME 120GB). Dulu saya membeli ini ketika masih promo, hanya 105 USD (belum termasuk NVME), sekarang harganya sudah naik (silakan cek AliExpress untuk harga terbaru).

Desktop kantor

Saya sudah lama memakai ARM64 sebagai server, dan juga memakai Laptop Pinebook sejak 2017. Sampai sekarang Linux di ARM64 masih belum 100% bebas masalah, tapi sudah cukup untuk pekerjaan saya. Saya hanya akan membahas memakai desktop untuk bekerja, karena beberapa hal yang menyangkut hiburan sulit dilakukan di Linux (misalnya nonton Netflix atau main game).

Lanjutkan membaca “Memakai Desktop Linux ARM64”

USB-C Power Delivery

Sekarang ini berbagai device sudah dengan gampang dicharge dengan USB-C. Bahkan laptop lama dan berbagai device lain pun bisa kita charge dengan USB-C menggunakan berbagai adaptor yang memakai standard Power Delivery. Tapi standard Power Delivery (PD) menggunakan USB ini agak membingungkan, karena ada beberapa versi standard ini berbagai device hanya mengikuti sebagian standard saja.

Di tulisan ini saya ingin membahas sedikit tentang USB PD. Cakupan tulisan hanya tentang standard PD, memilih adaptor dan power bank, serta bagaimana kita bisa memakai USB PD untuk membuat sendiri adaptor untuk berbagai device yang kita miliki.

Sebelumnya saya perlu memberi peringatan: bekerja dengan listrik bisa berbahaya, bahkan ketika menggunakan arus searah sekalipun. Selain berbahaya untuk manusia, kesalahan dalam catudaya peralatan (kesalahan polaritas, tegangan, dsb) bisa menyebabkan device yang Anda miliki rusak. Jadi mohon baca dulu mengenai safety ketika berurusan dengan listrik.

Charging Laptop Panasonic dengan Decoy Board USB-C
Lanjutkan membaca “USB-C Power Delivery”

Ulang tahun pernikahan ke-16

Hari ini, 16 tahun yang lalu kami melangsungkan persta pernikahan kami. Sudah banyak hal yang saya tuliskan tentang hubungan kami, jadi kali ini saya hanya ingin menuliskan ungkapan syukur. Dulu saya khawatir membuat posting yang berisi ucapan syukur: nanti gimana kalau keadaan berubah? Tapi justru di saat keadaan sedang baik, kita perlu mengucap syukur, supaya ingat kalau nanti keadaan berubah.

Saya bersyukur kami berdua masih diberi kesehatan, dan anak-anak juga sehat. Kami bersyukur kami masih bersama, rukun, dan merasa bahagia. Kami saat ini hidup berkecukupan, dan tidak memiliki beban cicilan.

Foto-foto yang dipilihkan random oleh Google Photos

Setiap hubungan pasti punya suka dan duka, dan saya merasa sampai saat ini hubungan kami lebih banyak suka dibanding dukanya. Mungkin karena semuanya dihadapi bersama, jadi banyak persoalan hidup terasa lebih ringan. Dihadapi bersama ini artinya dibicarakan, didoakan dan dikerjakan bersama.

Lanjutkan membaca “Ulang tahun pernikahan ke-16”

Pengalaman Dental Implant

Sekitar tahun 2009/2010 saya pasang gigi palsu dengan dental implant, tapi pengalamannya tidak dituliskan, tahun lalu saya pasang lagi yang kedua dan prosedurnya baru selesai, jadi supaya ingat saya tuliskan sekarang. Sebagai informasi: proses ini dilakukan di Chiang Mai, Thailand di Dentaland.

Ada banyak cara memasang gigi palsu, tergantung pada banyaknya gigi yang hilang dan posisi gigi yang hilang. Jika hilang semua (atau banyak yang hilang), maka yang biasa dipakai adalah full mouth denture. Jika hilang satu dan gigi sebelahnya baik-baik saja, bisa memakai bridge. Dengan bridge, gigi sebelah yang hilang akan jadi tumpuan.

Implan saya

Dental implant ini adalah yang cara yang paling mahal, tapi teorinya paling bagus karena sifatnya permanen. Secara sederhana, dental implant adalah cara memasang gigi palsu dengan memasang akar buatan pada tulang di bawah gusi. Selain paling mahal, proses ini juga paling menyakitkan dan butuh waktu paling lama.

Gigi yang rusak

Awal masalah saya adalah ketika kecil saya tidak merawat gigi dengan baik. Akhirnya saya harus melakukan root canal procedure ketika sekitar kelas 5 SD pada geraham kiri dan kanan. Tapi saya masih kurang rajin mengecek ke dokter gigi, dan ketika di Thailand gigi saya pecah di umur hampir 30 tahun. Kedua gigi ini tidak bisa diselamatkan lagi dan akhirnya harus dicabut.

Lanjutkan membaca “Pengalaman Dental Implant”

Menambahkan Teknologi AI ke IP Camera rumah

Sejak memakai bel rumah yang tidak perlu batere, kami sudah berhasil menyelesaikan masalah lupa mengganti batere bel wireless di pagar. Tapi ada masalah baru: tukang paket sering memakai motor dan malas turun dari motor untuk menekan bel rumah. Mereka biasanya akan membunyikan klakson, menunggu kami keluar.

Paket!!!

Saya sering tidak mendengar tukang paket, apalagi kalau sedang di kamar atas . Risna juga sering tidak dengar jika sedang memasak. Jadi kadang tukang paketnya perlu nelpon agar kami keluar.

Khusus untuk Pos dari Thailand Post Office, mereka tidak pernah menelpon mereka punya opsi kalau kami tidak di rumah: menaruh surat agar kami mengambil di kantor pos, atau dititipkan ke tetangga. Kalau kami tahu ada paket hari itu (dari statusnya yang delivered), maka kami perlu tanya ke tetangga.

Lanjutkan membaca “Menambahkan Teknologi AI ke IP Camera rumah”