Menjelang dini hari ga bisa tidur, enaknya ngapain ya?
Masak indomie telur? done! Nextnya ngapain?
Nulis apa yah?
Kadang-kadang kalau sudah ga di depan komputer ada banyak topik bersliweran, misalnya saja, gara-gara pindah dari kost ke rumah, gue baru menyadari bahwa selama ini gue menyimpan sampah cukup banyak. Barang-barang yang dulu di bawa dari Medan juga masih ada sampai sekarang. Setelah beberapa ronde membuang isi lemari, tepatnya bukan membuang sih tapi memberikan kepada yang lebih butuh, akhirnya sekarang bisa cukup 1 lemari bagi 2 dengan suami. Padahal dulu punya 2 lemari yang penuh dengan barang-barang yang jarang dipakai.
Kenapa sampai terjadi penumpukan barang tersebut? karena selama ini gue berpikir, ini jangan dibuang dulu, mungkin masih akan dipakai. Belum lagi baju-baju yang sudah kekecilan tapi tidak segera disingkirkan dengan cita-cita siapa tau suatu saat nanti ukuran badan kembali mengecil. Pernah sih beberapa kali usaha menurunkan berat badan diiringi dengan ukuran tubuh yang mengecil, tapi.. biasanya ga bertahan lama. Setelah berkurang beratnya, tau-tau melonjak beberapa kilo dari ukuran sebelumnya (dan gue bukan satu-satunya orang yang mengalami hal ini).
Kemarin, kloter terakhir yang diseleksi adalah tas. Perasaan kalau mau pergi-pergi ga punya tas, tapi ternyata.. ya ampun, ada lebih 10 tas yang selama ini tidak pernah dipakai lagi. Bahkan ada tas yang umurnya sudah 14 tahun!. Tasnya masih bisa digunakan sih, walaupun sudah tidak terlalu cemerlang, tapi… sepertinya saya tidak pantas lagi mengenakannya. Ya, karena itu adalah tas yang dulunya gue pakai untuk membawa buku-buku ke sekolah ketika SMA.
Pernah ada yang bilang, cara efektif untuk tidak menumpuk barang adalah langsung dibuang ketika memang tidak diperlukan lagi. Tapi… berdasarkan pengalaman membuang-buang (suami pernah protes karena gue terlalu rajin membuang sampah), pernah menyesal terlalu cepat membuang sesuatu yang ternyata masih diperlukan :(, bahkan pernah hampir membuang energen yang baru dibeli gara-gara salah plastik.
Ada juga yang bilang, kalau kita mau beli baju atau sepatu yang baru, setiap beli 1 buanglah 1 yang lama, jadi jumlah barang kita akan tetap, ga akan ada yang namanya kekurangan tempat di lemari. Tapi.. kalau dipikir-pikir, wanita itu agak beda dengan pria. Wanita punya berbagai jenis sepatu yang disesuaikan dengan tempat tujuan. Demikian pula dengan baju. Sepatu santai untuk jalan ke mall pasti beda dengan sepatu yang dipakai kerja. Lalu beda lagi dengan sendal tinggi kalau pakai baju pesta. Sedangkan pria? mereka cukup dengan sepasang sepatu dan sepasang sendal gunung. Sepatu untuk ke acara-acara resmi, sendal gunung untuk lainnya. Kalaupun ada tambahan paling-paling sepatu olahraga (atau mungkin mereka bisa memilih berolahraga tanpa sepatu).
Hmm… benar kata pepatah, sedikit demi sedikit, lama-lama jadi bukit. Kalau pepatahnya digunakan untuk terminologi menabung, berarti dari menabung sedikit asalkan konsisten lama-lama ga terasa tabungannya membukit. Nah, gimana kalau terminologi menumpuk sampah? aih..ngeri deh kalau bukit sampahnya longsor :(, atau.. gimana kalau menumpuk masalah? (ini sih udah beda pembahasan kayaknya).
Sudah ah, demikian pemikiran menjelang tidur dari gue yang belakangan ini selalu tidur larut dan bangun siang. (Jam biologisnya sudah bergeser).