Hari ini 17 tahun yang lalu, kami pertama kali datang ke Chiang Mai. Sebuah kota di utara Thailand yang sejuk nya bisa sampai 11 derajat Celcius di musim dingin, tetapi panasnya mencapai 42 derajat dengan terasa seperti 45 derajat Celcius di musim panas seperti sekarang.
Kalau dulu ketika kami baru datang, kota ini di bulan Mei sudah mulai agak sejuk, tidak ada polusi, dan sering ada hujan yang turun dengan deras tiba-tiba walau sebentar. Sekarang, 17 tahun kemudian, kota Chiang Mai di bulan Mei masih belum selesai musim panasnya. Walau kemarin sudah ada hujan sedikit, polusi belum benar-benar pergi.
Masih betah di Chiang Mai
Sebelum ada yang nanya, saya kasih tau lebih dulu, kalau kami masih betah di Chiang Mai.
Mungkin akan ada yang bertanya-tanya, apakah yang membuat kami betah di sini dan berbeda dengan di tanah air?
Jawabannya mungkin sudah sering saya tuliskan juga di blog ini.
Kota kecil ini masih banyak pepohonan di berbagai komplek perumahan baru maupun lama, internetnya cukup cepat, orangnya cukup ramah, jalanannya tidak selalu macet dan jarak tempuh ke berbagai tempat relatif sebentar, kami bisa ke berbagai tempat wisata di Chiang Mai setiap pekan karena tempat tersebut menyediakan membership seperti Royal Flora Rajapreuk dan Chiang Mai Night Safari.
Makanan Thailand juga cukup enak, orang-orangnya cukup ramah dan selalu membantu kalau melihat kita perlu bantuan. Kotanya juga sejauh ini cukup aman.
Dengan menyetir kurang dari 10 menit dari rumah, bisa melihat sawah di tepi jalan raya ataupun ke restoran dengan konsep pertanian organik. Mau melihat sesuatu yang berbeda dengan keramaian kota besar tidak harus menempuh perjalanan jauh-jauh. Mau menonton bioskop atau mencari makanan viral juga nggak perlu jauh-jauh karena mall nya juga cukup dekat dari rumah.
Kota ini juga memiliki banyak pilihan untuk pendidikan anak, mau homeschooling, mengirimkan ke sekolah internasional, atau mau ke sekolah bilingual atau Thai, ada banyak pilihan pendidikan untuk anak.
Fasilitas kesehatan dengan pilihan rumah sakit pemerintah, swasta, ataupun klinik dokter juga ada banyak.
Kota ini modern tapi masih terasa menjaga berbagai aspek tradisionalnya.
Kami juga semakin betah di Chiang Mai karena teman-teman orang Indonesia di Chiang Mai semakin banyak juga yang betah di sini, walaupun ada banyak juga yang datang dan pergi dalam 17 tahun ini.
Mencari makanan Indonesia juga tidak susah karena saya punya 2 orang teman yang bisa memasak berbagai makanan Indonesia tinggal dipesan. Sudah beberapa tahun belakangan, saya tak perlu lagi membuat tempe, hehehe.
Satu-satunya kekurangan kota ini adalah polusi rutin yang datang di awal tahun dan belum juga bisa dihilangkan. Memang, setiap tahun polusinya berkurang, tetapi akan lebih baik kalau polusinya tak usah kembali. Sejauh ini, masalah polusi masih bisa diakali dengan filter udara dan memakai masker, seperti halnya suhu udara yang panas banget bisa diakali dengan AC.
Semuanya cukup untuk kami.
Mau sampai kapan di Chiang Mai?
Kalau dulu, kami datang ke sini karena pekerjaan Joe, saat ini sebenarnya Joe sudah lebih fleksibel dan tidak harus ada di sini. Jadi sebenarnya pertanyaan mau sampai kapan di Chiang Mai ini jawabannya sampai ada alasan untuk pindah.
Atau mungkin sampai menemukan kota yang setidaknya mirip Chiang Mai dengan fasilitas internet, pendidikan, kesehatan, dan orang-orang yang menyenangkan.
Kami tidak tahu sampai kapan kami tinggal di Chiang Mai, tetapi kami bersyukur dan cukup menikmati 17 tahun tinggal di Chiang Mai. Tak ada yang tahu hari esok, manusia hanya bisa berencana, tetapi Tuhan yang menentukan. Semoga saja tetap bisa menikmati kota ini untuk tahun-tahun ke depan.
Halo kak risna..kangen ..udah lama ga baca2 di blog kakak.
Baru tahu ternyata di Chiang mai ada musim dingin dan musim panas.
Kmrn katanya di Thailand ada 37 orang yang kena heat stroke. Semoga kaka sekeluarga disana selalu nyaman dan sejahtera ya kak.
Ga kebayang suhu 45°C itu spt apa panasnya. Padang yang hanya 32°C saja sudah bikin alergi gatal saya ga bisa ditahan untuk tidak garuk.
Halooo, iya di Chiang Mai lagi panas banget ini, ada yg sampai korban emang saking panasnya , kalau begini ya biasanya diem aja dalam rumah. Untung ada teknologi AC yang membantu kalau ga tahan lagi panasnya.
Kalau mau ke sini, mending pas lagi dingin, ademnya ga pake hujan di sini di akhir tahun.