Cerita dimulai ketika telepon genggamku berdering di suatu pagi menjelang siang yang cukup terik. Ternyata telepon yang sudah cukup lama dinanti-nantikan dan membuatku tak bisa membuat rencana yang fix. Perjalanan yang sudah direncanakan sejak beberapa minggu sebelumnya tapi belum mendapat kepastian akhirnya mendapat kepastian juga. Langsung telepon sana telepon sini untuk mengabar-ngabari dan memesan ini dan itu, tidak ketinggalan membeli beberapa peralatan ‘emergency’ untuk bertahan hidup selama 2 minggu di sebuah tempat yang konon katanya sangat tenang dan dingin tentunya, udara gunung dan hawa danau bercampur jadi satu.
5 Juli 2005, jam 00.00 WIB, mata belum terpejam, masih memikirkan apakah masih ada yang kurang untuk dibawa? Alarm hp berbunyi…ternyata ada seorang teman yang berulangtahun hari ini, maksud hati ingin menjadi orang yang pertama mengucapkan selamat, tapi…kuurungkan niatku, kasihan juga kalau besok dia harus bangun pagi untuk bekerja, lagian…ntar pacarnya keduluan aku dong :P. Kupaksakan diri untuk tidur, besok harus bangun pagi-pagi, masih ada beberapa hal yang harus dilakukan. Alarm di set jam 05.45, rencananya sih bangun langsung mandi baru melakukan beberapa hal sebelum dijemput jam 08.00 sesuai dengan janji yang dibuat dengan travel.
Jam 06.15 terdengar ketukan di pintu kamar plus suara memanggil namaku, argh…badan ini belum ingin bangun rasanya, ternyata alarm sudah kumatikan dan aku tertidur lagi, tak ada waktu malas-malasan lagi, langsung bangun sikat gigi, kubatalkan niat mandi pagi dan langsung pergi ke Kartika Sari untuk membeli oleh-oleh. Hampir ditilang oleh polisi , ternyata temanku masih kurang hapal jalan :P, tanpa berlambat-lambat pilih ini itu, pulang, mandi, dandan dan….semuanya selesai jam 08.15, perut cuma bisa diganjal dengan jagung rebus.
Tunggu punya tunggu, ternyata sampai jam 08.30 travel tak kunjung tiba, mulai panik, menelpon sana sini tapi yah ga ada hasilnya, perut mulai melilit, tapi tak bisa melakukan apapun jua, untungnya si travel datang juga jam 08.45, agak manyun sih, tau gitu daku dandan yang lebih rapih gituloh, tapi…ya sutralah, semoga ga terlambat, i have a plan to catch on 14.15 (yang artinya kudu check-in 13.15).
Sampai dengan sukses jam 12 teng di cengkareng, hebat juga supirnya, thx God udah ada tol cipularang, ga kebayang kalo ga ada tol itu bisa nyampe berapa lama daku di cengkareng. Sampai disana, rencananya mo ngambil cash dulu, soalnya persediaan di kantong sudah menipis, cari-cari ATM BNI, argh..ATM yang terletak di sebelah banknya itu tidak berfungsi alias rusak, coba ngambil cash tapi pake ATM di banknya, udah ngantri beberapa lama, tapi katanya ga bisa (perasaaan di Bandung mo bank mana aja bisa-bisa aja deh) Ya karena BT akhirnya memutuskan dengan duit 50 rebu di kantong, cukuplah buat bayar airport tax, langsung aja deh cek-in.
Proses cek-in terasa cepat, bagasi udah dimasukin, tapi ternyata….olala…ada masalah, tiket yang tertulis tanggal hari itu di reservasi untuk 2 hari kemudian, yang artinya, kami masih harus dalam waiting list untuk ke medan. Bah bah bah..bagaimana pulak ini, udah buru-buru bangun pagi dsb tak bisa juga? BETE berat…sempet agak gusar dan bingung. Baru sekali ini gue traveling di pesenin orang, biasanya sih pesen sendiri dan baik-baik aja, tapi kenapa harus hari ini setelah perjalanan panjang setengah hari, tiket udah ditangan(dan sudah dibayar) tau-tau ada masalah begini? Beuh…gimana seh 🙁
Sempat terlunta-lunta di Terminal 1 cengkareng hampir sejam, tanpa arah dan tujuan, tanpa kepastian. Untungnya perut sudah diisi , kalau tidak bisa gawat :P. Menjelang jam 2 ada titik terang, katanya disuruh ganti aja naik pesawat yang lain, udah dibooking dan udah OK, the bad news is belum dibayar dan kudu ditalangin sendiri dulu, the good news is pesawatnya ganti dengan business class!! (hip hip hurray, sengsara membawa nikmat nih judulnya)
Tapi…jangan senang dulu, dengan was-was naik shuttle bus ke terminal 2, ngambil tiket di counter garuda, dan…bertanya : menerima kartu kredit? (jangankan cash, ditabungan juga duit lagi tongpes :P, mana atm merupakan benda langka disana). Memang sekali ini keberuntungan sedang berpihak, Garuda Indonesia Airways menerima pembayaran kartu kredit, dan untungnya, limit CC ku (yang sebenernya kartu tambahan, thx to Elp) masih cukup untuk membayarnya. Ya sudah, dengan gesekan maut CC Citibank, jadilah dapat 2 tiket Business Class yang pada jam tersebut sudah bisa langsung cek-in.
Biasanya daku ngantri di barisan yang salah, agak ga tau diri gitu deh, tiket ekonomi pengen pelayanan eksekutif, sekali ini salah ngantri di tempat ekonomi (dasar deh ga biasa jadi orang first class). Agak kaget diperlakukan sangat manis, istilahnya valet cek-in. Nunggunya ga pake berdiri sampe pegel atau bete, tapi dikasih kupon buat nunggu di Lounge Business Class. Huwah.a.a.a….tau begitu nyesel juga tadi makan nasi soto di kantin terminal 1, ada makanan yang melimpah di Lounge itu (norak deh aw). Ga mau nyesel, walau perut belum lapar, comot sana sini, perut jadi kembung deh 😛
Di Pesawat, perut yang tadi sudah diisi kue-kue, dibebani lagi dengan Pasta dan roti (kasian deh perut gue). Ya sudahlah, jangan disesali, kapan lagi menyicipi pelayanan yang di bayar dengan harga 4 kali lipat dari standart tiket gue buat pulang kampung? for free gitu loh :D. Sebelum lepas landas sempet ada masalah, ternyata lalu lintas pesawat juga bisa agak macet, ada antrian pesawat yang mau berangkat dan datang di cengkareng, waktu keberangkatan sempat tertunda 20 menit-an, lama juga yah. Akibat dari keterlambatan keberangkatan, sampai di polonia juga jadi terlambat, padahal perjalanan masih panjang *sigh*
Jam 6.30 berangkat dari Polonia langsung ke final destination, PI-DEL tepatnya dari webnya berada di Sitoluama, Laguboti, Toba Samosir, Sumatera Utara. Letaknya persis di pinggir danau Toba. Berjarak kira-kira 200 s/d 250 KM dari Medan, 10 KM dari Balige. Perjalanan dari Medan ke PI-DEL cukup lama, sampai disini hari sudah berganti tanggal dan tentu saja badan ini sudah sangat lelah. Dan ternyata….udara disini lebih dingin dari Bandung!!!. Kayaknya di sini ga bakal deh daku tidur tanpa selimut seperti di Bandung. Too bad, pantai disini ga bisa di pakai buat berenang 😛 kalau bisa kayaknya asyik juga setiap sore berenang di danau :). Well karena daku tak bisa berenang, sebagai gantinya hanya bisa menuliskan kisah-kisah yang menarik seputar sini. Mungkin untuk cerita hari pertama akan dilanjutkan di kemudian hari, karena sebentar lagi sudah akan berganti hari lagi dan daku harus bangun pagi-pagi lagi besok.
yaaahhh….enak kali kau ris…liburan ke danau…maauuuuuuuuuu
Bukuku yg ini di Mbak Risna ya hehe
engg.. numpang nanya neng
dari polonia ke toba naik apa ya? bus?
ada travel kayak jkt-bdg ga ya??