Salah satu hobi saya adalah menonton film dan membaca buku cerita, dan saya suka keduanya. Hoby saya ini tidak unik, dan saya yakin ada jutaan orang lain di dunia ini yang hobinya sama dengan saya. Dari pengamatan teman-teman saya, kebanyakan orang hanya suka salah satu saja: menonton atau membaca. Ada orang yang akan menunggu dan melihat Harry Potter di Bioskop, tapi tidak mau membaca bukunya, dan sebaliknya ada orang yang tidak mau melihat film tertentu, karena merasa bahwa itu akan merusak imajinasi yang sudah dimiliki (sebagian lagi tetap menonton dengan tujuan untuk mencela bahwa filmnya tidak sebagus bukunya).
Di posting ini saya cuma ingin sekedar cerita, mengapa sebaiknya menonton dan membaca perlu diseimbangkan. Pertama, mari kita lihat perbedaan dalam kedua aktivitas ini. Oh iya, sebenarnya saya juga suka melihat film dokumenter, dan membaca buku sains, tapi sekarang saya cuma ingin membahas film dan buku cerita.
Film adalah karya yang saat ini pembuatannya masih cukup “mahal”. Sebuah film bagus harus memiliki cerita yang bagus, aktor dan sutradara yang hebat, dan editing film yang rapi. Setelah menonton sebuah film yang diadaptasi dari sebuah buku mungkin akan berkata “wah film ini ceritanya jelek, males ah baca bukunya”, padahal dari pengalaman saya biasanya faktanya adalah salah satu atau gabungan dari ini:
- Bukunya bagus, karena kalau tidak bagus, biasanya tidak akan difilmkan
- Cerita di film tidak sama dengan di buku, ada yang diubah total dengan menyisakan sedikit tema dari bukunya (misalnya Jumper), ada yang dibuat lebih action (misalnya War Of The Worlds), dan ada yang ceritanya diringkas dengan menghilangkan banyak konflik (misalnya Harry Potter).
- Filmnya memiliki kekurangan di satu faktor atau lebih. Misalnya mungkin aktornya yang kurang baik, special effect yang kurang bagus, atau dana pembuatan filmnya kurang.
- Bukunya tidak diinterpretasikan dengan baik oleh pembuat film (penulis naskah, sutradara, dll)
Menonton film itu aktivitas yang pasif, dan cukup menyenangkan. Kita tidak perlu berpikir banyak untuk membayangkan suatu tempat atau suatu wajah. Sekarang ini saya suka menonton film yang jenisnya: Horror dan Science Fiction. Menurut saya horror lebih menyeramkan secara audio visual dibanding bacaan.Kalau untuk film science fiction, saya suka melihat special effectnya.
Buku cerita umumnya adalah karya satu orang. Biasanya isi sebuah buku akan cukup konsisten, dan kualitasnya hanya bergantung pada penulisnya (tidak banyak pihak yang terlibat). Saya sendiri tidak suka membaca buku yang merupakan novelisasi dari sebuah film. Membaca buku akan membuat imajinasi kita lebih berkembang. Biasanya ada banyak hal dalam sebuah buku yang tidak bisa atau sulit digambarkan dalam bentuk audio visual (misalnya dalam buku bisa dijelaskan mengenai rasa sebuah sentuhan, harumnya bunga). Buku berbahasa Inggris juga membantu saya memperbaiki tata bahasa dan memperkaya kosakata saya.
Jadi kesimpulannya: menurut saya membaca dan menonton itu sama-sama asik. Kalau suka dua-duanya, kita jadi bisa lebih menikmati karena keduanya saling melengkapi.
Buat yang suka membaca, yuk join di goodreads saya dan/atau Risna.