Di posting ini saya akan bercerita singkat mengenai garam atau dalam bahasa inggrisnya: salt, sekedar meluruskan beberapa konsepsi yang salah mengenai garam, terutama untuk bayi. Garam (NaCL) adalah mineral yang penting bagi kehidupan dalam jumlah kecil, tapi berbahaya dan bahkan mematikan dalam jumlah besar. Garam bisa didapatkan dari tambang garam atau dari penguapan air laut.
Kesalahan pertama adalah mengenai yodium (iodine): sebagian orang menyangka garam laut ataupun garam hasil tambang memiliki kadar yodium yang tinggi, sehingga tidak perlu memakai garam yang diperkaya yodium. Salah kaprah ini bahkan sudah masuk salah satu group facebook mengenai makanan bayi yang jumlah anggotanya lebih dari 10 ribu orang (fakta salah ini masuk dalam salah satu dokumen group tersebut).
Bahkan ada yang bilang bahwa garam murni dari tambak garam memiliki yodium tinggi, dan hilang setelah diproses pabrik. Ini salah besar, justru di pabrik ditambahkan yodium karena di dalam garam murni (baik dari laut maupun dari tambang) tidak banyak terkandung yodium. Tidak benar juga kalo ada yodium sintetis, yodium adalah unsur kimia dasar (zat kimia yang tidak dapat dibagi lagi menjadi zat yang lebih kecil), jadi tidak ada yang namanya yodium sintetis. Untuk definisi apa itu unsur kimia sintetis, silakan baca entry wikipedia mengenai synthetic element. Sebagai catatan: yodium ditambahkan dalam bentuk senyawa kimia (tergantung produsen, yang dipakai adalah: potassium iodate, potassium iodide, sodium iodate, atau sodium iodide).
Yodium ini penting untuk menghindari gondok dan keterbelakangan mental. Sayang sekali kalau orang-orang mendapatkan informasi yang salah ini.
“According to WHO, in 2007, nearly 2 billion individuals had insufficient iodine intake, a third being of school age. … Thus iodine deficiency, as the single greatest preventable cause of mental retardation, is an important public-health problem.”
Sebagai informasi: sumber yodium selain garam beryodium adalah makanan laut (ikan laut, rumput laut, dsb). Kekurangan yodium banyak terjadi di tempat-tempat yang jauh dari laut. Di darat, tidak ada sumber yodium yang besar.
Berikutnya adalah mengenai ketakutan memberi garam untuk bayi. Sebagian ibu sangat takut memberikan garam untuk bayi, karena takut mengganggu kerja ginjal bayi. Memang benar bahwa garam dalam kadar yang banyak akan berbahaya bagi bayi, tapi dalam jumlah sedikit tidak apa-apa. Jika tidak perlu, jangan menambahkan garam, karena sudah ada garam dalam berbagai makanan dan minuman yang dimakan/minum oleh bayi (termasuk juga dalam ASI dan susu formula).
Sebenarnya ketakutan ini sudah benar, tapi ada yang menyarankan mengganti garam dengan keju. Sebagai informasi: rasa asin dari keju itu berasal dari garam. Jadi jika tujuannya mengurangi garam, jangan mengganti garam dengan keju. Tergantung dari jenisnya, kadar garam dalam keju biasanya tinggi. Justru jika memberikan keju (karena banyak kandungan gizi yang baik dalam keju), pilih keju yang memiliki kadar garam yang rendah (low sodium). Sebagai informasi, tidak semua garam yang dipakai di keju mengandung yodium, walaupun riset menunjukkan tidak ada perbedaan rasa antara keju dengan garam beryodium ataupun tidak
Jadi memberi keju sebagai pengganti garam itu adalah hal yang aneh karena: (1) tetap kena garam (2) garam yang diberikan belum tentu beryodium. Memberi keju sendiri tidak salah, tapi jika niatnya untuk menghindari garam, itu yang aneh.