Orange Pi Zero
Sabtu saya menerima Orange Pi Zero, satu lagi keluarga baru board Orange Pi. Board ini baru dirilis 2 November yang lalu dan langsung saya pesan ketika mendapatkan beritanya. Harganya 6.99 usd untuk versi 256 mb (yang saya beli) dan 8.99 untuk versi 512 mb. Ongkos kirim ke Thailand 3.39 usd (jadi totalnya 10.38 usd, jika beli banyak ongkos kirim akan berkurang). Saya membeli ini karena mungkin ini bisa jadi alternatif untuk Raspberry Pi Zero yang masih sulit dicari, meski sudah mulai tersedia di berbagai toko online, tapi biasanya kita dibatasi membeli satu buah Raspberry Pi Zero.
Saya baru menguji benda ini hari Minggu dengan menggunakan image debian resmi dari situs Orange Pi, tapi hasilnya: board tidak mau booting. Saya sempat khawatir board ini error, saya coba lagi dengan image beta dari armbian, dan hasilnya: lancar.
Board ini memiliki ethernet, jadi ukurannya lebih besar dari Raspberry Pi Zero dan memiliki WIFI. Ethernet berjalan lancar, tapi WIFInya menurut saya kurang stabil. Ketika ping akan ada packet loss walaupun access point jaraknya hanya beberapa meter dalam line of sight. Kecepatan yang didapatkan (test dengan iperf) juga hanya sekitar 10 megabit per detik (sekitar 1 megabyte per detik) dibandingkan chip yang lebih dari 20 megabit per detik.
Header GPIO tidak disolder (sama dengan Raspberry Pi Zero) tapi ada header tambahan: 13 PIN function header. Header tersebut bisa dipakai untuk dihubungkan ke audio output, composite output, Microphone input, IR Receiver, dan port USB ekstra. Sayangnya ketika saya mencoba composite output belum berhasil (tidak keluar apa-apa).
Selain header 13 Pin, ada fitur menarik board ini: POE (power over ethernet) dan pad SPI flash yang kosong. Teorinya jika kita menyolder chip flash SPI, maka kita akan bisa memasukkan Uboot + Kernel Linux + Initramfs untuk bisa boot via jaringan.
Untuk pemula, saat ini saya kurang menyarankan board ini: board ini terlalu baru, supportnya masih sedikit, bahkan datasheet Allwinner H2+ yang dipakai di board ini belum dirilis.
CHIP
Ini sekedar update untuk CHIP, komputer mini seharga 9 USD. Setelah cukup lama, akhirnya software CHIP semakin lengkap (sekarang ada 3D acceleration untuk grafik) dan komunitasnya cukup solid.
Ada update yang menggembirakan: ternyata CHIP generasi awal memiliki memori flash 8 GB, tapi karena waktu itu belum ada driver MLC untuk chipnya, maka hanya 4 GB yang dikenali. Sekarang dengan update terbaru, seluruh 8 GB terdeteksi. Kabar buruknya: untuk produksi baru, mereka akan benar-benar memakai chip 4 GB.
Kabar buruk lain: saat ini pengiriman preorder baru dibatasi ke beberapa negara saja (hanya: Australia, Brazil, Russia, Canada, Denmark, Finland, France, Germany, Great Britain, Ireland, Israel, Italy, Japan, Mexico, Netherlands, New Zealand, Norway, Spain, Sweden, Switzerland, and the United States) sampai mereka punya shipping partner baru. Ini menyedihkan karena sulit sekali memesan bahkan via negara tetangga (Indonesia, Malaysia, Thailand, Singapore, semua tidak ada dalam daftar). Untuk yang sudah pesan CHIP sebelum daftar negaranya dibatasi: order tetap akan dikirimkan.
FPGA
Dari sejak SD sampai saya lulus S2, saya tidak pernah mendapatkan pelajaran elektronika (kecuali sedikit teori di mata pelajaran fisika), jadi cara belajar saya agak serabutan dan tidak terlalu terarah. Saya oprek saja hal-hal yang ingin saya ketahui, misalnya waktu mainan Gameboy (dulu waktu kecil nggak punya, beli dari Ebay) dengan kameranya, ternyata saya kesulitan mengekstrak fotonya ke PC, jadi saya memperbaiki kode orang lain supaya jalan di Arduino UNO. Bagi saya jika sesuatu yang saya buat itu berguna untuk satu orang saja, saya sudah senang.
@yohanes I used your fork of GBcamera-ImageSaver and it's been a lifesaver. Thank you.
— Chris J (@ALLCAPSON) March 3, 2016
Kadang saya membeli suatu barang (misalnya Teensy versi pertama) tapi tidak jadi apa-apa, tapi ketika membeli versi berikutnya (Teensy LC) ternyata saya bisa membuat dan kode saya itu dipakai di sebuah kickstarter (yang berhasil jadi produk).
Nah sekarang saya ingin mencoba mengoprek FPGA, terutama yang berhubungan dengan interface hardwarenya (misalnya VGA signal generation). Mungkin saja nanti tidak akan jadi apa-apa, tapi meski tidak jadi apa-apa pun, saya merasa bisa belajar cukup banyak. Saya membeli dua board (Xilinx dan Altera) supaya tahu yang mana library Verilog/VHDL yang “standar” dan yang mana yang spesifik vendor tertentu. Jika pembelajaran berjalan dengan baik, saya berencana membeli board lain yang memiliki RAM.
Mesin Kopi
Dari dulu sebenarnya pengen punya mesin kopi, tapi selalu bingung memutuskan. Akhirnya diputuskan untuk membeli mesin yang manual: Krups 5210. Ini dipilih karena ada teman Risna (mbak Vera) yang sudah memakai Krups 5620 dan cukup puas. Setelah baca-baca, ternyata kedua model itu fiturnya sama, hanya beda eksternalnya saja, jadi kami memutuskan membeli yang lebih murah.
Saya sendiri belum menyentuh mesin ini, Risna yang jadi barista-nya. Sekarang ini sih jadi lebih suka minum kopi tanpa gula, sebentar lagi sepertinya jadi coffee snob nih.
Saya baru tahu ada Orange Pi Zero, terima kasih informasinya, Mas.
Boleh tahu kebutuhan arusnya berapa untuk powernya? Saya coba cari di webnya tidak ada. Kalau bisa pakai power USB dari laptop (under 1 A) cocok banget untuk proyek saya.
Kalo saya cek sih sekitar 350 mA ketika cukup sibuk. Seharusnya sih pake laptop bisa (batas USB 2.0 500 mA).