Posting ini membahas Mini PC yang baru saya beli untuk menjadi router/firewall/web server di rumah. Ini adalah mini PC bermerk Qotom seri Q190G4, tanpa WIFI (untuk access point saya memakai Xiao Mi). Benda ini saya beli dari AliExpress.
Ketika membeli, kita bisa mengkonfigurasi jumlah memori dan SSD. Qotom yang saya beli memiliki spesifikasi: memori 4 GB DDR3L , mSATA SSD 32 GB dan bisa ditambah SSD biasa. Prosessornya Celeron J1900 (2 Ghz). Ada 4 port gigabit dengan chip controller Intel, sebuah port VGA, 3 USB 2.0 dan 1 USB 3.0.
Karena outputnya hanya VGA sedangkan monitor saya tidak lagi mendukung VGA, saya memakai monitor plus modul LCD controller. Modul ini saya beli tujuannya memang untuk berbagai eksperimen, karena memiliki input VGA, HDMI, dan Composite. Layar yang dipakai di sini adalah LCD dari laptop.
Modulnya sendiri (teorinya) cukup generik dan bisa dihubungkan ke berbagai jenis LCD, bukan cuma yang ini.
Sepuluh tahun lalu waktu kecepatan internet masih 1mbps down/512kbps up, WRT54GL sudah cukup menjadi router dan WIFI access point (memori cuma 16 Mb). Lima tahun kemudian, saya sudah mengganti dengan ASUS RT-N16 dengan debwrt (memori 128 Mb). Sekarang kecepatan Internet di rumah sudah sangat bagus, jadi sudah saatnya menguprade router.
Buat Anda yang bertanya-tanya kenapa saya tidak pakai Raspbery Pi atau SBC lain, jawabannya adalah karena kebanyakan SBC (termasuk juga raspberry pi) hanya memiliki ethernet 100 mbps, sedangkan koneksi Internet saya sudah lebih dari 200 mbps. Ini speedtest saat ini dengan server di kota yang sama (Chiang Mai):
Ke Singapore juga bagus
Ke Eropa (blog ini dihost di Eropa), lebih lambat, tapi tidak jelek:
PC Qotom ini defaultnya sudah diinstall pfSense, tapi karena saya nggak percaya apakah pfSensenya ada backdoornya atau tidak, saya memutuskan untuk menginstall ulang. Setelah dipikir lebih matang, benda ini akan saya pakai lebih dari sekedar jadi router, saya putuskan memakai Linux saja (Debian). Instalasi debian berjalan lancar dan cepat. Tapi sebelum instalasi mulai sempat ada masalah karena keyboard mekanis murahan ini:
Saya sudah punya keyboard mekanis Razer di desktop, tapi memutuskan membeli keyboard ViewSonic ini niatnya supaya bisa dibawa-bawa (waktu sedang diskon: 20 USD) . Keyboard ini cukup enak untuk mengetik, tapi ternyata ada masalah: keycapnya terlalu mudah lepas jadi riskan jika dibawa pergi.
Masalah lain keyboard ini adalah: ketika dicolok, LED-nya langsung menyala, ini menarik arus besar dan di beberapa komputer akan mengakibatkan USB port direset sesaat sebelum terdeteksi lagi. Ini jadi masalah karena tidak cukup waktu untuk menekan tombol agar bisa masuk BIOS. Akhirnya saya harus ganti memakai keyboard lain untuk bisa masuk BIOS. Setting yang penting untuk diganti adalah agar ketika listrik mati dan nyala lagi, PC-nya otomatis power on.
Setelah keyboardnya menyala, kita bisa menekan tombol Fn+Scroll Lock untuk mematikan LEDnya. Keyboard ini tidak ada manualnya, tapi di balik keyboardnya ada daftar shortcut.
Percobaan dengan iperf menunjukkan bahwa benda ini bisa mengirim/menerima dengan kecepatan gigabit. Saat ini server sudah saya konfigurasi untuk DNS/DHCP/TFTP (dnsmasq), Web server (Apache), dan monitoring UPS (nut). Rencananya jika sudah saya tambah SSD akan saya pasang squid proxy juga.
Di server ini saya juga memasang bot telegram. Dengan interface HTTP, semua device di rumah bisa mengirim pesan telegram dengan melakukan posting ke URL servernya. Sekarang ini saya memposting perubahan pada DHCP ke telegram saya. Dengan ini saya bisa tahu jika Risna sudah sampai di rumah setelah mengantar/jemput Jonathan, juga bisa tahu kapan pembantu datang (karena ponselnya sudah diset supaya bisa konek ke WIFI rumah).
Beberapa minggu lalu saya sudah membeli Pi Zero W plus kamera (tapi kameranya bukan yang original), dan sampai saat ini belum terlalu dipakai, jadi sekarang saya tempelkan ke jendela untuk melihat ke luar. Kamera ini cuma sekedar iseng, hasil fotonya dikirimkan via telegram.
Kamera yang saya pilih tidak punya LED infrared, jadi hasilnya akan gelap di malam hari. Tapi saya menemukan cara untuk mengakali ini, di malam hari saya ubah kontras imagenya dengan imagemagick:
convert cam1.jpg -sigmoidal-contrast 6,0% cam2.jpg;
Hasilnya lumayan, dari gelap sekali
Menjadi cukup jelas
Sebagai perbandingan, gambar pagi hari seperti ini:
Besok kami akan pulang ke medan, sepertinya akan menarik melihat foto-foto yang diambil oleh kamera ini.
Di tengah tulisan baru mau tanya keyboard mekanis yang ditampilkan, ternyata setelah itu dibahas 😀
Lah…. Baca begitu banyak postingan agan satu ini, begitu diakhir postingan ini gak nyangka ternyata orang medan….
Salam kenal aja lae…