Meskipun sudah 10 tahun di Thailand, kami cukup jarang jalan-jalan ke Bangkok. Selain jaraknya yang cukup jauh, menurut kami Bangkok kurang nyaman karena kemacetannya. Durasi terbang ke Bangkok memang hanya satu jam, tapi biasanya butuh naik taksi dua jam untuk sampai ke pusat kotanya.
Seperti biasa, kami ke Bangkok hanya jika ada urusan administratif, kali ini untuk perpanjangan paspor saya. KBRI Bangkok sudah memperoleh ISO 9001:2015 dan pelayanannya sudah sangat baik, paspor bisa diajukan pada hari kerja dan selesai di hari kerja berikutnya. Sebenarnya perjalanan ini dilakukan dari 15 Juni – 18 Juni, tapi baru dituliskan sekarang.
Ini kali pertama Joshua duduk sendiri di pesawat karena usianya sudah lewat dari 2 tahun (baru lewat 2 minggu). Untungnya semua berjalan lancar, Joshua mau duduk sendiri dekat jendela dan Jonathan mau mengalah duduk di pinggir.
Jonathan nanya-nanya pertanyaan yang lucu ke pramugarinya misalnya kenapa di gambar panduan keselamatan ini kursinya cuma dua? kan di pesawat ini semua kursinya tiga?
Kami ketemu Opung yang memang berangkat dari Kuala Namu dengan jam kedatangan yang hampir sama dengan jam kedatangan kami. Kamipun segera ke KBRI, lalu makan siang. Kantin KBRI baru buka pukul 1 di bulan puasa.
Tempat lain yang kami kunjungi selama di Bangkok tidak banyak. Kami naik bus gratis (ada bus gratis di Bangkok untuk rute tertentu) ke Science Center karena terakhir kali ke Bangkok kami tidak sempat dapet show Planetarium. Bus yang kami naiki sudah cukup tua tapi bersih.
Di Science Center ada banyak yang bisa dimainkan oleh Jonathan dan Joshua.
Kami juga sempat naik kereta dan bermain-main di taman
Keesokan harinya kami ke Children Discovery Museum di Chatuchak. Tempat ini gratis. Sebenarnya sudah pernah ke sini sebelumnya, dan karena Jonathan suka, kami datang lagi. Walaupun gratis, tempat ini sangat bagus, mulai dari taman bermain, kepala dinosaurus mekatronik sampai perpustakaan ada.
Di hari Minggu kami pulang menggunakan Bus NakhonChaiAir, ini kali pertama kami naik bus ke Chiang Mai (biasanya selalu pesawat). Perjalanannya sekitar 10 jam. Busnya menarik: ada AC, kursinya reclining dan sekaligus bisa memijat punggung, ada in bus entertainment (ada film, lagu, dan kita bisa melihat kamera depan bus), ada makanan dan snack, bahkan ada “pramugari”-nya. Untuk naik bus, tiket kita discan seperti ketika naik pesawat.
Sebenarnya agak khawatir membawa Joshua naik bus, takut rewel sepanjang perjalanan. Tapi mengingat tahun lalu Joshua berhasil ke Jogja, kami beranikan diri. Ternyata Joshua cukup menikmati, tempat duduk yang dipilih juga ternyata pas: sangat luas bagian depannya sampai dia bisa bermain di bawah, bahkan Joshua juga bisa tidur pulas dalam bus.