Saya baru membaca sebuah tulisan di Medium tentang seorang pemuda dari Nigeria yang jadi programmer startup. Hal yang sangat menarik adalah niat pemuda tersebut untuk belajar memprogram, dia belajar memprogram dengan menggunakan HP J2ME. Bukan HP Android, tapi HP J2ME jaman dulu, yang bukan QWERTY. Ini artikelnya:
Dia tidak punya laptop, hanya sesekali pergi ke rental komputer. Dia belajar HTML, JS, dan bahkan PHP di HP tersebut. Bahkan dia belajar membuat situs “saingan facebook” (yang gagal seperti banyak pesaing facebook lain). Kalau dia hanya punya HP, terus bagaimana caranya untuk melihat hasil programnya di desktop? dia meminta temannya yang punya PC untuk melihat hasilnya di PC dan mengirimkan gambarnya ke dia.
Saya sangat mengagumi ketekunannya belajar. Saya merasa dulu perjuangan saya belajar komputer tidak terlalu mudah, tapi tidak ada apa-apanya dibandingkan orang tersebut. Hal yang sangat memudahkan saya waktu itu adalah: saya diterima di Informatika ITB. Ketika saya masuk kuliah, sudah ada Internet yang bisa diakses kapan saja di kampus (sampai Jam lab tutup), lalu saya teruskan sampai malam dengan menyewa internet di perpustakaan ITB (sampai “nakal” mengakali sistem billingnya).
Sekarang ini untuk belajar IT tidak sesulit 10 atau 20 tahun yang lalu. Harga komputer sekarang sudah tidak terlalu mahal. Tapi jika desktop masih terasa berat, masih ada beberapa cara alternatif. Memang tidak ada cara yang amat sangat murah, tapi dibandingkan dengan beberapa puluh tahun yang lalu di mana harga komputer setara gaji minimum beberapa bulan, sekarang HP murah atau Single Board Computer bisa didapatkan kurang dari 1/2 upah minimum regional di berbagai tempat.
Jika hanya punya HP Android maka itu sudah cukup untuk banyak hal. Harga HP Android termurah hanya ratusan ribu rupiah. Bahkan di sini pernah saya dapat promosi HP Android RAM 512 MB ROM 4GB dengan harga 400 baht, atau sekitar 180 ribu. HP Android sudah bisa dipakai mengetik dengan keyboard virtual QWERTY. Jika tidak nyaman mengetik banyak, bisa membeli keyboard USB dan dicolok ke Android dengan menggunakan konverter USB OTG (harganya sekitar 0.4 USD di AliExpress atau sekitar 6500 rupiah)
Tentunya jika ada uang lebih, tablet Android akan lebih enak dilihat karena ukurannya lebih besar. Bahkan tablet Windows dengan memori 2GB bisa didapatkan di AliExpress dengan harga kurang dari 100 USD. Dengan adaptor USB OTG, benda semacam itu bisa memakai keyboard biasa.
Jika ada TV di rumah yang memiliki konektor HDMI (kebanyakan TV sejak 10 tahun yang lalu punya konektor ini), maka itu bisa dipakai sebagai monitor untuk Single Board Computer seperti Raspberry Pi (~35 USD), atau yang lain, misalnya Orange Pi One (~15 USD sudah termasuk ongkos kirim).
Asalkan bisa menjalankan browser modern (dalam arti: memori dan prosessor cukup baik), laptop lama sekalipun bisa dipakai untuk development. Saat ini ada sangat banyak layanan gratis online untuk belajar dan bahkan kita bisa mengcompile dan menjalankan kode secara online. Contoh situs semacam ini adalah ideone.
Tentunya selain hardware Anda akan butuh materi belajar. Saat ini sudah ada banyak sekali situs gratis untuk belajar: Coursera, EDX, dsb. Banyak juga materi spesifik dari berbagai perusahaan, misalnya Google punya materi belajar Android, AI, dsb. Perusahaan lain pun serupa, Microsoft punya materi belajar berbagai teknologi Microsoft. Saat ini semua tinggal digoogle. Nggak terlalu bisa bahasa Inggris? ada banyak aplikasi, video (youtube dan situs lain) dan website gratis yang bisa dipakai untuk belajar.
Inti artikel ini adalah: jika memang ada niat untuk belajar, ada banyak cara untuk mencapainya. Sekarang ini belajar IT tidak sesulit yang dulu. Jadi bagaimanapun kondisi Anda saat ini, tetaplah semangat.