Sebenarnya film drama Phantom ini sudah cukup lama (tahun 2012) dan sudah pernah saya tonton beberapa tahun sebelumnya, tapi karena sekarang Risna lagi rajin nonton drama korea kami jadi nonton lagi film ini. Saya akan membahas mengenai berbagai tool yang dipakai di serial ini. Beberapa konsep yang rumit yang tidak cukup ditulis di posting ini akan saya posting di posting yang lain.
Saya berusaha untuk tidak memberikan spoiler di posting ini, tapi ya mungkin saja tetap ada sedikit. Sebagai catatan: ini sekedar film fiksi, jadi banyak juga hal-hal yang kurang realististis supaya filmya lebih seru. Sama seperti adegan baku tembak atau kejar-kejaran mobil di berbagai film lain yang juga sering tidak masuk akal. Tapi meski demikian film ini cukup realistis dari segi software yang dipakai.
Posting bagian pertama ini hanya membahas Episode 1 sampai 3. Di tiap episode pemakaian komputer/toolnya bervariasi, jadi dalam tiap bagian posting ini saya tidak akan selalu membahas tiap 3 episode, bisa lebih bisa kurang.
Hal pertama yang menarik ketika Kim Woo-hyun mengcompile program custom. Dia secara manual mengetik: gcc -v .. dst. Padahal di situ ada Makefile, harusnya tinggal ketik “make” saja sudah cukup.
Sementara itu Park Ki-young memakai metasploit dalam aksinya. Metasploit adalah software standar yang dipakai baik hacker maupun pentester untuk melakukan banyak hal (scanning system, eksploitasi sistem, membuat payload, dsb).
Ketika tim forensik menerima laptop barang bukti mereka tidak langsung mengakses komputernya. Sebelum analisis forensik dilakukan mereka membuat dulu “disk image”. Juga ditunjukkan harddisk laptop bersanding dengan harddisk target.
Software yang dipakai adalah Image Master Forensic. Ini software yang benar-benar ada.
Analisis kemudian dilakukan menggunakan software Encase yang sangat dikenal oleh kalangan Digital Forensik.
Di episode pertama ada juga beberapa software yang tidak saya kenal, misalnya software untuk mengakses kamera. Ada kemungkinan softwarenya adalah software lokal Korea.
Di sana mereka memiliki beberapa software yang lebih umum dibandingkan dengan yang kita pakai sehari-hari. Contohnya format dokumen yang umum bukan DOC tapi HWP (dari software Hangul Office). File dengan ekstensi HWP ini banyak muncul di film ini karena memang terkenal di kalangan pemerintah Korea Selatan.
Saya tidak bisa berbahasa Korea, jadi tidak tahu apakah terjemahannya 100% benar atau tidak, tapi secara umum penjelasanya cukup baik. Misalnya dikatakan bahwa Steganografi digunakan untuk menyembunyikan informasi di file gambar atau musik. Secara teori file apapun bisa, walau di file multimedia (gambar, video, suara) datanya bisa lebih tersembunyi karena ukuran filenya sudah besar.
Software yang digunakan dalam film ini adalah OpenStego
Beberapa software tampaknya dibuat custom, contohnya ketika Yoo Kang-mi mengedit data pasien, terlihat bahwa ikonnya merupakan ikon standar aplikasi .NET (C#/VB.NET) yang dibuat dengan visual studio.
Bisa dibandingkan Ikon HIS di aplikasi tersebut dengan ikon aplikasi yang belum diganti di Visual Studio.
Bukan cuma program GUI itu saja yang dibuat custom, program command line juga dibuat custom. Program pertama yang saya sebutkan ternyata di dalam cerita itu adalah untuk melakukan tracing. Saya agak tersenyum dia mengcompile pakai parameter -v (verbose) cuma supaya layarnya terlihat lebih penuh.
Sebelum melakukan serangan, dilakukan recon dulu dengan nmap (GUI interface untuk nmap)
Outputnya juga diperlihatkan
Yang jadi target port 9929, ini nggak masuk akal (port ini tidak standar digunakan).
Selain masalah tool, film ini juga kadang menjelaskan konsep tertentu. Misalnya di episode 3 ini dijelaskan tentang konsep Phishing attack. Dijelaskan juga contoh-contoh kenapa orang membuka attachment yang tidak dikenal di email.
Sekian pembahasan kali ini. Saya tidak akan membahas dalam mengenai ceritanya: dari segi cerita, kadang ceritanya agak terlalu ribet/kurang masuk akal, tapi lumayan seru juga. Bagi saya ini cukup menarik karena mereka punya flashback ke tahun 1999/2000 di masa virus CIH, Melissa dan masalah Y2K. Nostalgia kembali ke masa kuliah saya. Bagian mengenai flashback masa lalu ini akan saya bahas di bagian berikutnya.