Saat ini kebanyakan gadget elektronik bisa memiliki umur yang panjang, dan biasanya masalah utamanya adalah batere. Kadang batere menjadi menggelembung, atau kadang baterenya tiba-tiba mati. Saat ini sebagian batere bisa mudah dicari gantinya, dan proses penggantiannya juga kadang tidak sulit.
Sudah beberapa kali saya mengalami masalah pada batere, baik itu di ponsel atau di gadget yang lain. Batere Lithium ini memang rawan bisa tiba-tiba mati, atau menggelembung. Jika mengalami masalah seperti ini sebaiknya jangan gunakan devicenya, terutama jika menggelembung karena ada kemungkinan bisa meledak.
Contents
Hati-hati
Meskipun sudah menganti banyak batere, saya tetap merasa bahwa ini bisa berbahaya. Harap berhati-hati karena ada kemungkinan batere bisa meledak. Ini saya copy paste peringatan dari situs iFixit.
A SWOLLEN LITHIUM-ION BATTERY MAY CATCH FIRE OR EXPLODE. PROCEED WITH EXTREME CAUTION AND AT YOUR OWN RISK WHEN REMOVING A SWOLLEN BATTERY FROM AN ELECTRONIC DEVICE. IF YOU HAVE ANY DOUBTS ABOUT YOUR ABILITY TO DO SO SAFELY, POWER DOWN AND ISOLATE THE DEVICE, AND CONSULT A PROFESSIONAL REPAIR TECHNICIAN IMMEDIATELY.
What to do with a swollen battery
Cari dulu di Internet
Cara mengganti batere berbagai ponsel tersedia di Youtube dan di iFixit. Ada yang sangat mudah, cukup membuka case dan mengganti batere, dan ada yang butuh peralatan khusus. Jika merasa mampu untuk mengerjakan sendiri, maka langkah berikutnya adalah mencari batere yang kompatibel. Jika merasa tidak mampu atau tidak punya peralatannya, ya silakan dicoba cari tempat service yang bisa melakukannya.
Mencari batere kompatibel
Jika memungkinkan, carilah ganti yang original karena ini yang paling aman. Tapi kadang ini tidak tersedia atau sangat mahal , sedangkan harga gadgetnya sendiri jika dijual sudah sangat mura.
Jika terpaksa silakan beli versi tidak original, tapi cek dulu apakah banyak reviewnya. Batere bisa dicari di berbagai market place dengan mengetikkan nama gadget dan kata “battery”. Kalau tidak ketemu, coba buka dan cek nomor model yang tercantum pada baterenya.
Battery Protection Circuit dan Battery Management System
Sebagian device memiliki battery protection unit. Tujuannya adalah mencegah agar baterenya sampai habis total. Jadi sirkuitnya akan memotong arus jika voltase sudah terlalu rendah. Battery Management System adalah sistem proteksi batere yang lebih canggih lagi: memonitor suhu dan tegangan batere, dsb, intinya menjaga agar batere dicharge dan beroperasi pada voltase yang ditentukan.
Kedua sirkuit itu bisa berada di board utama device, atau kadang berupa PCB kecil yang menempel ke baterenya. Jika memang menempel ke batere, PCB ini biasanya bisa kita lepas dan kita pindahkan ke batere yang baru. Beberapa batere pengganti sudah menyertakan juga sirkuit ini.
Mengukur Dimensi Batere
Untuk gadget yang tidak terkenal, misalnya game controller merk Wee yang saya pakai, batere penggantinya tidak ada. Ini adalah batere lithium biasa, tanpa battery protection circuit. Biasanya batere Lithium standard voltasenya 3.7V (biasanya tertulis di baterenya), dan ada banyak pilihan ukuran. Jika tidak yakin, coba cari spesifikasi device tersebut, atau minta bantuan yang paham elektronik untuk mengecek.
Perhatikan bahwa tulisan di belakang device atau di charger adalah voltase untuk mencharge device tersebut. Voltase charging lebih tinggi dari voltase batere.
Langkah pertama adalah mendapatkan dimensi baterenya (mengukur panjang, lebar dan tebalnya). Setelah ketemu ukurannya, bisa dicari dengan kata kunci: T = Tinggi, P = Panjang, L = lebar, TTPPLL battery. Misalnya tebalnya 8 mm, tinggi lebar 3 cm, dan panjang 4 cm, cari dengan: 803040. Bagian tebal memang agak aneh memakai “80” (8.0 mm) bukan “08”. Karena ukurannya belum tentu pas, cari juga ukuran dekat-dekat itu. Atau cari shop yang khusus menjual batere, dan cari yang ukurannya paling dekat (yang penting muat, jangan sampe baterenya mengganjal ketika casing ditutup).
Peralatan
Peralatan yang dibutuhkan biasanya cuku sedikit. Pertama kita perlu membuka devicenya dengan obeng. Beberapa device bisa dibuka dengan dicongkel, dan beberapa (seperti iPhone) butuh perlatan ekstra.
Multimeter sifatnya opsional, tapi akan sangat membantu untuk mengecek apakah koneksi sudah berhasil atau belum. Selain itu kita bisa mengecek voltase batere untuk memastikan batere baru yang kita terima memang berfungsi dengan baik.
Kadang kabel perlu disolder, dan kadang sudah ada konektor khususnya. Jadi dibutuhkan solder serta timah soldernya untuk device yang tidak punya konektor khusus.
Terakhir yang dibutuhkan adalah isolasi (Electrical Tape), untuk mengisolasi jika ada logam dari kabel yang terbuka. Bagian ini opsional, dan tidak dibutuhkan jika memang tidak ada kemungkinan kabelnya menyentuh bagian yang akan menyebabkan short circuit. Beberapa device memakai hot glue di atas bagian kabel yang solder untuk memastikan bahwa kablenya tidak akan bergerak.
Memasang Batere
Karena memasang batere sekedar menghubungkan positif dan negatif, sebenarnya tidak banyak yang perlu diperhatikan. Prinsipnya adalah berhati-hati dan tidak iseng.
Jangan iseng menghubungkan langsung terminal positif dan negatif batere. Biasanya ketika dikirimkan, salah satunya akan ditutup selotip agar aman (tidak akan terhubung secara tidak sengaja).
Ambil foto dulu sebelum melepas batere lama, supaya tidak bingung ketika memasang yang baru. Jika punya multimeter, pastikan positif dan negatif benar adanya walau sudah jadi standard bahwa merah adalah positif dan hitam adalah negatif, tapi saya pernah mengalami bahwa kadang produk murah bisa sembarangan saja perkabelannya.
Penutup
Dulu berbagai device memakai batere ukuran standard (AA/AAA) dan mudah diubah, tapi device modern biasanya memakai batere lithium. Meskipun kadang sulit diganti, tapi banyak juga device yang mudah diganti, dan dengan mengganti baterenya, kita bisa memperpanjang umur hidup device tersebut.