Tahun 2021 ketika udara sedang panas saya kepikiran untuk membeli panel surya untuk sumber listrik bagi server saya (dan sekarang semua website saya bertenaga surya). Waktu bulan April kemarin, suasana di Chiang Mai sangat panas (sampai 42 derajat celcius), saya kepikiran: ini panasnya pasti cukup buat masak.
Dulu saya pernah melihat-lihat tentang kompor/oven surya, jadi saya sudah tahu bahwa ada lebih dari satu jenis kompor matahari. Waktu lihat Youtube, ketemu video perbandingan kompor surya, dan berpikir: kayanya yang paling praktis (walau mahal) adalah sejenis Gosun. Kalau tidak suka melihat video dan lebih suka membaca teks, Gosun membuat perbandingan berbagai kompor ini di : https://gosun.co/blogs/news/the-ultimate-solar-cooker-guide
Akhirnya setelah berpikir lama, saya memutuskan membeli salah satu clone Gosun yang dijual di Shopee Thailand. Harganya 6800 THB, cukup mahal untuk sekedar iseng. Alasan tidak membeli merk Gosun asli: lebih mahal dan ongkos kirim ke Thailand sangat mahal.
Sepraktis apa?
Menurut saya benda ini sangat praktis: buka bendanya, masukkan makanan, jemur. Tidak ada setting yang perlu diubah dan bisa langsung ditinggal. Ada termometer di luar supaya tahu suhunya, dan tahan air. Maksudnya: jika hujan, kita tidak perlu buru-buru mengangkat ovennya.
Bisa masak apa?
Hampir semua yang bisa dimasak dengan oven bisa dengan matahari. Tapi ada beberapa keterbatasan:
- Kalau ovennya dibuka, suhu akan turun jauh, dan butuh waktu buat naik lagi, jadi tidak bisa dipakai untuk sesuatu yang perlu sering dibalik. Jadi ketika memakai oven ini jangan sering-sering membuka untuk mengecek makanannya.
- Tergantung sinar matahari, kalau tiba-tiba hujan, ya harus diteruskan di oven (baik oven gas ataupun listrik)
- Kadang matahari kurang panas, jadi suhu tidak optimal. Cek dulu perkiraan cuaca untuk memastikan.
Sejauh ini dari pengamatan termometer bawaan oven ini, suhunya sampai 250F (121 celcius) kurang dari 60 menit (jika matahari sedang panas). saya belum mengecek tepatnya berapa menit sampai suhu itu. Ini asumsinya termometer bawaannya akurat. Saya sendiri mengecek kentang yang dioven dengan ini suhu dalamnya sampai sekitar 90C.
Sudah masak apa?
Sama seperti selalu hujan setelah mencuci mobil, sejak kompor matahari ini sampai, jarang sekali cerah seharian di Chiang Mai, padahal di bulan April tiap hari selalu panas terik sampai 42-43 derajat celcius.
Sejauh ini yang sudah dimasak:
- Telur: ternyata telur bisa dimasak utuh dengan oven
- Beberapa jenis sosis
- Kentang
- Ubi Manis
- S’more
Solar Panel – Listrik – Kompor Listrik
Sebenarnya ada varian kompor listrik ini yang bisa dipakai di malam hari dengan power bank. Terpikir juga: seefisien apa jika sinar matahari dijadikan listrik, lalu dijadikan panas? dari hasil riset, ternyata kurang efisien: jika panas matahari langsung jadi panas oven, efisiensinya bisa 80%, tapi jika dijadikan listrik, efisiensinya hanya 20%, belum lagi ada kehilangan efisiensi dari listrik menjadi panas.
Penutup
Andaikan benda ini murah, kompor/oven matahari bisa jadi alternatif untuk orang miskin, tidak butuh listrik/minyak/gas, dan tidak butuh perawatan khusus. Tentunya tidak bisa dipakai untuk masak semua hal dan tidak bisa setiap waktu (misalnya jika hujan), tapi minimal bisa mengurangi penggunaan minyak/gas sehari-hari.
Membeli kompor matahari ini termasuk sesuatu yang iseng, saya hanya ingin pengalamannya saja. Saya tidak ingin seperti wanita jepang ini yang ingin offgrid dengan solar cooker seperti yang saya miliki. Tapi setidaknya sekarang kalau sedang panas terik, saya jadi kepikiran untuk memasak sesuatu, daripada cuma komplain panasnya matahari.
Menarik ide Anda. Harganya pun sebenarnya tidak terlalu mahal (dibandingkan dengan kompor tanam). Terima kasih sudah berbagi.