Biasanya cerita liburan itu ga jadi dituliskan secara detail kalau ditunda. Mumpung sempat dan masih ingat, mending dituliskan sekarang. Niatnya sih diceritakan sehari demi sehari, tetapi bisa juga kalau ceritanya tidak terlalu banyak, akan digabung beberapa hari sekaligus.
Perjalanan Chiang Mai sampai Jakarta bisa dibilang cukup lancar. Anak-anak dan papanya bisa tidur di perjalanan, sayangnya saya tetap kurang bisa tidur nyenyak dalam kondisi duduk. Gak kebayang kalau penerbangan yang panjang, penerbangan 3,5 jam saja rasanya pegal duduknya.
Oh ya, saya juga memperhatikan kalau jarak antar kursi di penerbangan murah menjadi semakin sempit, atau jangan-jangan saya aja yang kebesaran ya, hehehe.
Mendarat Subuh
Sampai Jakarta, urusan imigrasi berjalan lancar. Sebagian orang melewati auto gate, akan tetapi karena membawa anak-anak, kami harus melewati petugas. Urusan imigrasi di Indonesia berjalan lancar jaya.
Selesai urusan imigrasi kami menunggu bagasi. Seperti sudah diperkirakan, menunggu bagasi ini berarti menunggu minimum 30 menit sebelum koper mulai berdatangan. Selanjutnya setelah ambil bagasi, kami hanya perlu menunjukkan QRCode dari form lapor bea cukai yang sudah diisi sebelumnya.
Menginap di Depok
Kami dijemput oleh adik Joe dari Cengkareng. Perjalanan pagi hari dari Cengkareng ke Depok berjalan lancar. Seperti biasa, kami menginap di Depok akan tetapi kali ini menginap di rumah adik Joe yang paling kecil. Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, ternyata ada jalan tol baru menuju Depok, perjalanan lancar dan bisa dibilang cukup cepat. Karena kami masih cukup pagi, tidak ada kemacetan yang berarti.
Tiba di rumah Depok, kami sarapan Indomie dulu, lalu memutuskan untuk tidur lagi sebelum melanjutkan aktivitas. Anak-anak yang sudah menyambung tidur di perjalanan dari bandara, tidak bisa tidur lagi. Untungnya saya bisa tidur pulas sekitar 1 jam.
Berziarah dan Mengunjungi Kantor
Sekitar pukul 10 pagi, kami dijemput lagi dan pergi ke makam eyang putri. Sebelumnya kami mampir ke rumah adik tengah sambil melihat kantor Geneus DNA Indonesia.
Anak-anak tidur lagi di perjalanan. Entah kenapa selama liburan ini, mereka gampang sekali tertidur di mobil, sepertinya menghemat energi sebelum sampai di tujuan.
Setelah berziarah, kami mengunjungi pabrik kaca yang dulu dikelola eyang dan sudah diserahkan ke adik tengah.
Dari situ, karena adik tengah harus mengerjakan beberapa hal di pabrik sedangkan Joe ada janji ketemu beberapa teman, kami pulang naik taksi online.
Hari pertama yang efektif
Kembali ke rumah dari pabrik, kami langsung makan siang. Untungnya tidak harus mikir makan apa, karena sudah disiapkan sama adik ipar di tempat kami menginap. Selesai makan siang, saya dan anak-anak melanjutkan istirahat di rumah, sementara Joe bertemu dengan beberapa teman alumni IF ITB.
Sementara Joe pergi, saya diajak creambath sama adik ipar. Wow ini dia salah satu hal langka yang tak ada di Chiang Mai. Kebetulan ada promosi creambath plus refleksi kaki cuma 100 ribu. Saya sukses ketiduran ketika dipijetin kakinya setelah dipijetin bahu dan tangan.
Rasanya walau baru beberapa jam tiba di Indonesia, tetapi sudah cukup produktif dalam hal mengunjungi banyak tempat, bertemu keluarga dan teman, dan juga akhrnya berhasil creambath setelah beberapa kali mudik direncanakan pergi creambath tetapi tidak dapat kesempatan.
Sore harinya, Joe masih pergi makan dengan teman-teman alumni IF ITB lainnya, sementara saya makan di rumah dengan memesan sate padang dan ada martabak manis dan martabak telur juga.
Berasa senang banget, karena hari libur pertama yang super efektif karena bisa bertemu banyak orang dan merasakan banyak kuliner khas nusantara yang sebelumnya biasanya dilakukan di hari terakhir di Indonesia.