Kalau dari kemarin saya bercerita tentang kondisi banjir di Chiang Mai, kali ini saya mau menuliskan cerita staycation dadakan dengan alasan mengungsi dari banjir.
Kami bukan orang yang suka staycation. Packing baju itu terasa merepotkan kalau hanya pindah menginap dari tempat yang tak jauh dari rumah. Berbeda ceritanya ketika kai memutuskan untuk menginap di tempat yang lebih aman dari kepungan banjir, jadi lebih ada alasan gitu loh.
Keputusan untuk mengungsi ini bisa dibilang bukan hanya karena stres melihat air yang mulai hampir masuk rumah, tetapi juga karena mulai ada rasa bosan dengan pilihan makanan yang ada di rumah. Sebenarnya kami masih punya cukup persediaan makanan seandainya bertahan di rumah, tetapi ya anggaplah pergi dari rumah ini untuk mengelola emosi supaya nggak jadi tambah stres.
Memilih tempat mengungsi/staycation
Beberapa hal yang perlu dipikirkan untuk memilih tempat mengungsi adalah: memastikan tempat tersebut nggak akan dilanda banjir juga. Akan sangat menyebalkan kalau jauh-jauh mengungsi, eeh ternyata tempat yang dituju, walau tinggi tapi terkepung air juga.
Selain memastikan tidak kena banjir, tentunya lokasinya jangan terlalu jauh dari rumah, karena kami tidak membawa mobil kami sendiri (masih terkepung air mobilnya). Kriteria memilih tempat mengungsi berikutnya tentunya harus gampang mencari makanan terutama untuk si kecil yang masih terlalu pemilih dalam soal makanan.
Ada banyak hotel, losmen, villa, resort tersebar di kota Chiang Mai. terutama di kota tua tempat Sanjan indonesia Cafe berada. Kota ini memang menjadi salah satu kota wisata buat turis asing.
Pertimbangan lokasi yang kami pilih sebenarnya dipengaruhi teman yang sudah duluan mengamankan diri dari rumah. Kebetulan keluarga teman kami ini bisa dibilang teman sesama orang Indonesia yang sudah sering menjadi teman liburan bareng dengan kami.
Teman kami tersebut sudah lebih dulu mengungsi sekeluarga di Sanjan Indonesian Cafe. Daerah rumah mereka 2 tahun lalu sudah pernah kemasukan air. Tahun 2024 ini mereka nggak mau pusing, langsung amankan barang dan menginap di Sanjan, restoran Indonesia di Chiang Mai yang juga merupakan restoran salah satu teman kami juga.
Ketika memutuskan mengungsi, saya langsung menelepon teman saya si pemilik restoran Sanjan untuk memastikan ada kamar kosong di penginapan di depan restorannya untuk kami sekeluarga.
Kami memilih penginapan yang berupa guest house saja, karena toh cuma untuk beberapa malam dan cukup untuk tidur dan mandi. Kalau urusan makanan tentunya kami tinggal pesan dari Sanjan atau jalan ke mini market saja.
Memang pilihan menginap di daerah tersebut karena cukup yakin daerah tersebut tidak akan banjir, tidak terlalu jauh dari rumah, banyak pilihan mini market, kalau iseng niatnya bisa melihat berbagai temple yang belum pernah kami kunjungi (jadi turis lokal), dan pastinya bisa memesan berbagai makanan Indonesia tanpa repot masak sendiri.
Menikmati hidangan Indonesia sepanjang Staycation
Mumpung lagi menginap di dekat restoran Indonesia, saya memuaskan diri memesan makanan Indonesia sejak makan siang, makan malam, sarapan pagi, dan makan siang lagi. Selain itu kami juga menikmati martabak manis dan juga es cendol. Duh kalau nggak ingat timbangan yang makin susah turunnya, rasanya ingin memesan lebih banyak lagi.
Makan makanan Indonesia dan bertemu dengan teman Indonesia selama staycation, berasa lagi pulang ke Indonesia deh.
Menu makanan yang kami nikmati selama staycation dimulai dari makan nasi bakar, dan buat anak-anak: nasi goreng dan mie goreng singaporean. Makan malam, ibu warung Sanjan yang tahu banget kesukaan anak pertama kami sudah menyiapkan Mie Celor.
Oh ya, kebetulan juga warung Sanjan baru upgrade mesin kopi. Dari beberapa waktu lalu belum berkesempatan untuk mencobanya. Saya juga memesan latte di sana, dan rasanya nggak kalah dengan beberapa coffee shop di Chiang Mai.
Selain minum kopi, saya juga minum es cendol segelas besar. Duh ini berasa lagi wisata kuliner ke Indonesia jadinya. Oh ya hampir ketinggalan, sebelum makan malam, saya juga sempat mencicipi siomay yang dipesan teman saya.
Besok paginya, karena tempat kaim menginap tidak menyediakan sarapan, saya bertanya ke teman saya apakah dia sudah bisa menerima order pagi-pagi. Sebenarnya restorannya bukan jam 11 siang, tetapi khusus buat kami, dibuatkan dong sarapan pagi mie ayam jamur dan juga Indomie buat si bungsu.
Makan siang, kami makan nasi liwet solo yang kebetulan sedang menjadi menu spesial hari itu. Memang restoran Indonesia di Chiang Mai ini selain menu reguler, selalu ada menu pesanan khusus. Intinya kalau kita ingin makanan sesuatu, walau tidak ada di menu, bisa juga pesan dulu sebelumnya.
Selesai makan siang, karena air di dalam komplek rumah sudah surut, kami memutuskan untuk pulang. Sebelum pulang, tentunya memesan beberapa menu untuk dibawa pulang supaya ga pusing mikirin makanan.
Donasi Makanan ke Area Banjir
Restoran Indonesia di Chiang Mai ini ikut membantu menyumbangkan makanan untuk penduduk yang terkena banjir. Memang 2 tahun sebelumnya dia sudah pernah menjadi korban banjir yang terjebak di rumah dan tidak bisa memasak karena dapurnya juga sudah terendam. Total dalam 3 hari, mereka menyumbangkan 800 nasi kotak dan tentunya dengan air minumnya juga.
Makanan yang disumbangkan tentunya juga dari donasi beberapa pelanggan restoran yang ikut menyumbang ketika teman kami memberi pengumuman tentang niatnya membantu memasak 2 kali sehari dan mengirimkan ke daerah banjir.
Selama kami di sana, kami sempat juga ikutan membantu sedikit menyiapkan makanan yang sudah dimasak untuk dimasukkan ke kotak makanan. Senang melihat anak-anak ibu warung yang masih kecil-kecil juga ikut membantu kegiatan menyiapkan nasi kotak ini.
Staycation yang menyenangkan
Pengalaman mengungsi di depan restoran Indonesia ini membuat saya lupa kalau kami sedang mengungsi. Mungkin memang ini lebih tepat disebut staycation sih, bukan mengungsi, hehehe.
Staycation menyenangkan walau dadakan dan nggak jauh-jauh. Tambah menyenangkan karena ketika tiba di rumah, air tidak sampai masuk ke rumah.