Gempa di Myanmar Terasa di Thailand

Sejak kami datang ke Chiang Mai, kami termasuk jarang merasakan gempa. Jarang bukan berarti tak pernah. Dan hari ini kami merasakan gempa besar lagi.

Saat saya menuliskan ini, kami baik-baik saja walaupun sudah ada lebih dari 39 kali gempa susulan yang kecil-kecil dan tidak terlalu dirasakan. Walaupun begitu, ada anjuran untuk tetap waspada beberapa hari ke depan. Semoga saja gempanya tidak terulang lagi dan semua benar-benar aman.

Pengalaman gempa di Chiang Mai sebelumnya

Pengalaman gempa di Chiang Mai yang paling diingat saat anak sulung masih bayi dan kami tinggal di lantai 18 apartemen dan terjadinya di sore menjelang malam hari.

Ketika terjadi gempa, biasanya saya akan terdiam dulu sejenak memastikan apakah itu memang gempa atau saya yang sedang pusing. Tinggal di apartemen, biasanya lebih cepat memastikan karena semua orang keluar dari unitnya masing-masing dan segera turun untuk mengamankan diri.

Gempa yang terjadi mungkin hanya beberapa menit, tetapi efeknya bisa terasa cukup lama. Salah satu efek dari gempa, biasanya kita bisa jadi lebih mudah membuka percakapan dengan semua yang kita temui hari itu dan bertukar cerita sedang apa saat gempa terjadi.

Kabarnya sebelum hari ini Gempa Chiang Rai 5 Mei 2014 merupakan gempa terbesar 6.3 SR yang sampai dirasakan di Bangkok juga. Tapi waktu itu sepertinya saya belum rajin menulis blog, jadi tidak terlalu ada cerita tentang kejadian itu.

Gempa 2025 hari ini

Gempa hari ini juga masih sama. Saya ingat persis saya sedang bersiap untuk mengajar online. Lagi duduk di depan komputer dan tiba-tiba merasa bergoyang. Sejenak saya pikir apakah saya turun tensi sampai pusing, atau karena saya baru duduk di kursi untuk bersandar dan sandarannya sudah tidak bagus. Lalu setelah duduk, saya mendapat pesan dari paksu bertanya: apakah merasakan gempa?

Tentunya setelah memastikan gempanya masih berlangsung beberapa detik (saya lupa persisnya, ada yang bilang beberapa menit, tapi buat saya beberapa detik merasakan gempa sudah cukup untuk mengambil tindakan keluar dari rumah.

Kebetulan anak yang bungsu sedang ada di rumah. Saya langsung mengajak anak saya yang bungsu untuk keluar rumah. Dia yang sedang asik di depan komputernya agak heran dan bertanya apa alasan kita harus keluar dari rumah saat gempa?

Sebenarnya saya agak panik, tapi masih sok tenang, saya menjelaskan kenapa kita perlu keluar ruangan saat gempa terjadi. Terutama menghindar dari kemungkinan kejatuhan barang atau kalau-kalau rumahnya ambruk.

Pak suami yang saat gempa sedang meeting online di lantai 2, tak kunjung turun juga. Saya segera panggil untuk turun dan keluar rumah. Untungnya dia segera menyusul keluar.

Udara siang itu sangat panas, mungkin 37 derajat celcius seperti hari-hari sebelumnya, kalau bukan karena gempa, rasanya saya enggan untuk berada di luar rumah.

Tapi listrik di rumah juga sudah mulai ada gangguan, suara UPS sudah mulai terdengar beep beep beep. Saya pikir, alamat ga bisa ngajar nih kalau mati lampu berkepanjangan.

Ternyata, beberapa menit kemudian rasanya semua sudah tenang. Rasa deg-deg an sih masih ada tapi sudah berkurang banyak setelah si bungsu ajak kami berdoa. Saya cek di hp berapa besar skala gempanya, awalnya diperkirakan di bawah 5. Saya pun tenang dan memutuskan untuk mulai mengajar.

Saat gempa terjadi, anak yang sulung sedang berada di sekolah. Saya sudah mendapat kabar dari grup sekolah kalau mereka sudah keluar dari gedung sekolah dan semua aman. Mereka boleh dijemput lebih awal karena sekolah dibubarkan untuk memeriksa apakah gedungnya terpengaruh atau tidak.

Karena hari itu ada jadwal berenang yang lokasinya di seberang sekolah, kami meminta si sulung memastikan dulu apakah kolam renang tetap buka dan meminta dia menunggu saja di sekolah sampai jam berenang.

Pusat Gempa di Myanmar, terasa sampai ke Bangkok

Selesai mengajar, saya baru update informasi lagi, kalau ternyata gempanya sampai 7.7 M, bahkan ada yang bilang sekitar 8.2 skala richter. Saya tidak tahu pastinya berapa angkanya. Pusat gempa ada di Myanmar dengan kedalaman 10 km. Myanmar ini lokasinya tidak jauh dari Chiang Mai, sekitar 4 jam perjalanan naik mobil dan dekat sekali dari golden triangle Chiang Rai.

Tapi yang saya heran juga ketika membaca berita ada gedung sampai runtuh di Bangkok akibat gempa ini. Awalnya saya pikir, kok bisa guncangan di Bangkok lebih parah dari di Chiang Mai? Pikiran saya langsung mencari informasi apakah jangan-jangan Chiang mai juga ada banyak gedung runtuh tapi saya belum dapat beritanya.

Ternyata ada beberapa gedung apartemen yang retak dan mengalami kerusakan. Di area sankamphaeng ada beberapa rumah yang atapnya rubuh dan beberapa temple juga ada yang rusak.

Jadi sepertinya, bisa saja kalau memang sebuah bangunan berada di garis gelombang gempanya, getarannya bisa lebih parah dari di tempat lain. Ada juga penjelasan yang bilang struktur tanah di Bangkok yang menyebabkan terjadi amplifikasi getaran saat sampai ke sana.

Yang jelas saya juga mendapat cerita kalau beberapa air di kolam renang di Chiang Mai juga sampai keluar akibat goncangan yang sangat besar.

Pelajaran dari gempa hari ini

Saat gempa terjadi, saya jadi menyadari kalau kami belum pernah mengajari anak-anak apa yang harus dilakukan saat gempa begini. Kesempatan ini kami gunakan untuk menjelaskan apa yang sebaiknya dilakukan untuk mengamankan diri dari gempa.

Ketika kami sudah ada di luar dan masih terlihat panik karena menunggu apakah gempa sudah berakhir atau masih akan berlanjut, si bungsu berkata dengan tenang, “Bagaimana kalau kita berdoa supaya gempanya segera berakhir?”

Wah, rasanya terharu karena ketika kami masih panik, ada anak yang mengingatkan untuk tetap tenang dan berserah pada Tuhan yang Maha Kuasa.

Setelah berdoa, hati memang terasa lebih tenang. Makanya saya tidak lagi merasakan gempa susulan 10 menit dari yang pertama dan cukup besar sekitar 6.4 M. Saya bisa menyelesaikan tugas mengajar dengan baik, anak-anak juga sore harinya bisa tetap les berenang, dan kami bisa berbelanja ke makro seperti tidak ada kejadian apa-apa sebelumnya.

Sampai di rumah, makin banyak membaca berita tentang efek dari gempa hari ini terhadap kota kami. Beberapa rumah sakit ternyata harus mengevakuasi pasien dari lantai tinggi karena khawatir akan adanya gempa susulan, selain mereka harus memeriksa apakah ada kerusakan gedung tinggi. Lalu semua mall tutup lebih awal dan memeriksa kerusakan gedungnya juga. Untungnya airport tidak mengalami masalah dan tetap beroperasi seperti biasa.

Kalau menurut berita, lalu lintas di Bangkok terpengaruh sekali dengan adanya gempa ini, tapi tadi di Chiang Mai lalu lintas yang kami lalui setidaknya baik-baik saja.

Tulisan ini sekedar catatan supaya saya ingat dengan kejadian hari ini, dan terutama ingat untuk tetap berdoa setelah berada di tempa yang lebih aman.

Mari kita doakan juga untuk orang-orang yang yang terkena efek dari gempa ini di Myanmar, Thailand, dan katanya juga ada di Cina dan India, semoga mereka bisa mendapatkan tempat aman untuk beristirahat hari ini dan hari-hari mendatang. Semoga semua aman di manapun berada.

Penulis: Risna

https://googleaja.com

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses