Untung pake Esia (dan Xplor)

Tanggal 23 Agt 06 yang lalu, gue mendapat sms dari esia yang isinya sebagai berikut :

“Baru pertama di Indonesia dan cuma di esia, kamu bisa bebas SMS sebanyak-banyaknya ke siapa aja. Baca Kompas dan Pikiran Rakyat tanggal 25 Agustus’06”

Tadi siang, setelah makan siang dan hampir lupa dengan pesan esia tersebut, buru-buru liat di koran kompas, apa lagi nih gebrakan esia buat menjaring pelanggan.

Ternyata…penawaran yang menarik. Dengan mengirimkan sms ke 888 dan berisi: nonstop1 atau nonstop7, maka kita akan dikenai biaya 1650 untuk bersms sepuasnya ke operator manapun, atau 7700 untuk 7 hari ber sms sepuasnya ke operator manapun.

Ambil kalkulator, itung itung itung….

  • kalau 1650 itu bisa digunakan untuk sms-an sebanyak 33 kali sehari ke sesama esia, atau kalau ke non esia sebanyak 6 sms.
  • kalau 7700 itu bisa digunakan untuk sms-an sebanyak 154 sms selama 7 hari ke sesama esia, atau kalau ke non esia sebanyak 30 sms.

Itung-itung lanjutan… kalau bisa 7 hari 7700, berarti untuk 4 minggu itu butuh 30800 saja. Hemm..mengingat selama ini tagihan gsm gue meledak gara-gara kebanyakan sms, sepertinya promosi ini sangat menarik. Well..langsung saja gue ketik nonstop7 kirim ke 888 dan terpotonglah langsung pulsa gue sebanyak 7700 sebagai investasi untuk 7 hari kedepan. Dan bisa dipastikan kalau untuk sms gue hanya akan memakai esia gue, dan gsm gue yang kebetulan make pascabayar dengan hitungan tarif perdetik , udah cocok dipakai buat telpun yg sebentar-sebentar 😀

Ah biaya pacaran semakin irit deh. Padahal sempat terpikir untuk migrasi ke prabayar lagi xl nya biar bisa make xl xtra. Abis kadang-kadang sms esia yang hanya rp.50 sajapun kalau banyak sms-an tetep aja pulsanya berkurang banyak. Untuuuuung esia memberikan promo menarik ini.

Cara mengirit:

  • mau teleponan lama dengan pacar pake frekuensi esia ke esia
  • mau sms-an banyak dengan siapa saja sekarang pake esia
  • mau teleponan sebentar ke nomor non esia pake xplor dong!

kira-kira, apakah gsm akan bisa ditinggalkan? belum…kan kalau pulang kampung belum ada esia…higs…

Long Weekend, Long Story.

Weekend panjang ini bermula dari tanggal 17Agustus sampai tanggal 21 Agustus. Sebagai seorang yang mengalami libur setiap hari, gue tidak memiliki rencana khusus untuk berlibur atau traveling kemanapun. Weekend panjang biasanya dinikmati oleh pekerja-pekerja yang biasa stress setiap hari dari jam 9 – 5 sore. Tetapi ternyata, beberapa sepupu dari ibukota datang ke Bandung. Walaupun gue ga tau jalan, gue terpilih sebagai penunjuk jalan untuk tour outlet dan memburu makanan (untungnya bukan memburu hantu heheh).

Ada banyak cerita yang terlintas di kepala melihat kegilaan orang-orang yang berbelanja di outlet. Melihat mereka yang kalap membeli ini itu. Melihat begitu banyaknya orang berada di outlet, di tempat makan, di jalan yang juga macet dengan mobil-mobil berplat B selain D (mungkin mengantar tamu yang berkunjung), melihat begitu banyak orang yang memanfaatkan kedatangan turis domestik dengan berjualan makanan yang menjadi oleh-oleh Bandung. Lanjutkan membaca “Long Weekend, Long Story.”

Beres-beres

Satu langkah itu sudah dilakukan, sebenernya belum bener-bener selesai, ada beberapa hal yang masih harus dibenahi. Tapi…setidaknya badai besarnya sudah berlalu. Sekarang tinggal beres-beres sisa badai 😀

Udah tau sih rasanya pasti menyenangkan, tapi tetep aja mau bilang: Jadi gini toh rasanya, hehehhee….

Next question: setelah ini apa? banyak lah, ga usah skrg di jawab. 🙂 Mendingan beresin semuanya dengan tenang dan mulai melakukan to do list yg dari dulu terhambat. 😀

Evaluasi lagi…

Barusan teringat untuk melihat lagi situs evaluasi yang saya sebutkan dalam posting sebelumnya. Ternyata ada banyak sekali orang yang komentar/memberi masukan untuk tidak menampilkan IPK maupun IP Semester detail setiap mahasiswa. Mungkin karena saran tersebut atau mungkin juga yang kemarin itu memang kesalahan teknis. Sekarang jika kita melihat informasi di sana tanpa login nilai IPK maupun IPSemester sudah tidak bisa dilihat lagi. Entahlah jika melihatnya setelah login, saya tidak punya username untuk login sih.

Tinggal selangkah lagi

Kemarin akhirnya kaki ini maju selangkah, setelah selama ini berlari ditempat ataupun terseok-seok berusaha mengangkat kaki untuk melangkah. Sekarang tinggal 1 langkah lagi untuk mencapai garis finish. Untuk mencapainya harus bisa melangkahkan kaki ini dengan mantap dan tanpa keragu-raguan maupun merasa berat untuk melangkahkannya. Satu langkah berarti setelah itu memulai lintasan yang baru. Kalau dipikir-pikir, kok hidup ini jadi kayak lintasan lari yang tidak ada habis-habisnya. Ada aja lintasan yang harus ditempuh disaat kita menyelesaikan lintasan sebelumnya. Ya iyalah ya, itu namanya hidup, kalau lintasan hidupnya abis itu namanya ga hidup lagi. Ah jadi ngelantur…Selangkah lagi, langkah yang menentukan untuk menyelesaikan lintasan yang satu ini.

Evaluasi berbasis nilai

Beberapa hari yang lalu saya diberitahukan seseorang mengenai sebuah situs yang berisi nilai -nilai mahasiswa perguruan tinggi se Indonesia. Sebenarnya bukan nilai detail, tapi kita bisa melihat dengan bebas (tanpa login) IP Semester dan IPK mulai dari semester 1 tahun 2002/2003 sampai nilai semester lalu. Mungkin belum banyak yang tahu mengenai situs itu, tapi mungkin juga sudah banyak. Dari komentar yang masuk ke situs itu, ada yang pro dan ada yang kontra mengenai mudahnya setiap orang melihat nilai orang lain.

Reflek pertama adalah melihat nilai sendiri (kebetulan masih mahasiswa), ada. Lalu saya berpikir, kira-kira apa gunanya nilai ini dipajang di internet?. Judulnya sih Evaluasi Program Studi Berdasarkan Evaluasi Diri, hmm…berarti situs ini ditujukan untuk mengevaluasi program studi yang ada di tanah air. Tapi…apa perlu sampai detail setiap mahasiswanya bisa dilihat nilainya? bahkan status lulus, keluar dan drop outnya juga bisa dilihat dari profil mahasiswanya. Evaluasi yang berdasarkan nilai-nilai mahasiswanya.

Memang, sampai saat ini, nilai merupakan parameter tunggal untuk mengevaluasi pendidikan. Buktinya, pelajar yang mengikuti ujian nasional, ditinjau kelulusannya berdasarkan nilai tertentu. Efek dari evaluasi berdasar nilai adalah semua pelajar dan mahasiswa akan berusaha supaya nilainya baik. Apalagi mungkin sekarang dengan dipajangnya nilai di internet, semua orang bisa tahu nilainya. Seingat saya, dulu..di kampus saya, membicarakan atau membandingkan nilai adalah sesuatu yang dianggap sakral, banyak yang merahasiakan nilai totalnya walaupun nilai permata kuliah bisa dengan mudah diperoleh di papan pengumuman. Pembagian kertas ujian juga diminta untuk tertutup oleh mahasiswa (mungkin malu supaya temannya tidak tahu). Lalu dengan adanya situs seperti ini, tidak ada lagi kesempatan untuk menutupi kebenaran (walaupun mungkin ada yang bilang nilainya tidak valid dan bukan yang terakhir). Lanjutkan membaca “Evaluasi berbasis nilai”

Playboy 3

Ditengah maraknya aksi melaporkan semua orang yang dianggap terlibat aksi pornografi dan pornoaksi, kemarin siang saya melihat majalan Playboy Indonesia edisi 3 mejeng di sebuah tempat penjualan majalah dan koran pinggir jalan. Yang terlintas pertama kali dalam hati adalah: wah beneran nih majalah Playboy? ga takut di demo ya?

Sepertinya sebentar lagi semua artis akan jadi tersangka, semua yang muncul di playboy bahkan yang pasang iklan ataupun bintang iklan yang ada dilaporkan. Sekarang ini bukan hanya gerombolan Playboy yang dilaporkan, tapi gerombolan putri Indonesia juga dilaporkan. Saya heran, kenapa sih rajin sekali melaporkan semua orang? Jadi kuatir menulis begini dianggap pro Playboy dan Putri Indonesia terus dilaporkan juga, udah ah 🙁