Sekarang saya sudah mendapatkan informasi yang lebih banyak mengenai TI KPU, baik dari TV, milis, dan info dari teman-teman (karena yang membuat TI KPU ini sebagian adalah rekan-rekan dari ITB). Setelah hitung-hitungan teknis sederhana kemarin, mari kita lihat lagi sistem IT KPU ini.
Sudah melihat milis telematika(Anda harus menjadi member untuk bisa mengakses arsipnya).
Rasanya kok para pakar yang ada di miils itu kok berbicara “Dari mulai menyalahkan mereka yang tidak ikut proyek sebagai orang yang merasa “gak kebagian” sehingga marah, menyalahkan pelaksanaa, sampai mencela grand design KPU yang tidak sebanding untuk proyek 2.3 trilyun (meskipun katanya bukan hanya untuk grand design KPU saja, tapi untuk e-Gov seluruh Indonesia).
Saya ingin mengusulkan sebuah lomba untuk membuat sistem IT KPU, dimulai dari grand design, sampai pemikiran implementasinya. Tidak perlu terlalu lengkap (terlalu detail), tapi juga tidak boleh mengawang-awang. Lalu pelaksanaan lombanya kira-kira seperti ini:
- Kriteria penilaian adalah kelengkapan design, feasibilitas implementasi, perkiraan biaya yang akurat
- Juri memilih 5 atau 10 peserta dengan design terbaik
- Dalam final, masing-masing peserta harus mempelajari, dan memberikan kelebihan designnya dibanding peserta lain, sambil menunjukkan kelemahan dari sistem yang lain
Hasil lomba tersebut hendaknya dipajang di tempat umum, agar masyarakat bisa melihat seperti apa implementasi sebuah TI. Tujuan lomba ini adalah:
- Kita tidak cuma menyalahkan KPU, (atau saling menyalahkan di antara para pelaksana KPU)
- Kita memiliki model yang cukup baik untuk diimplementasikan di Pemilu berikutnya (Mungkin model yang jadi tersebut bahkan dapat dipakai di berbagai hal yang serupa)
Jika Anda ikut lomba tersebut, apa yang akan Anda usulkan? Saya sudah memikirkan banyak hal, namun belum menemukan solusi sempurna, tapi saya sudah mendapatkan beberapa ide.
Misalnya, bagaimana jika sebagai pengganti data entry, kita memakai kertas lembar komputer. Saya sering menangani scanner untuk lembar kerja komputer ini, dan memprogramnya tidak sulit, kecepatannya bisa ribuan lembar per menit, bisa diisi siapapun juga yang pernah ikut UMPTN, error ratenya cukup rendah jika yang mengisi cukup teliti. Andaikan error ratenya 30% pun, kita berarti sudah mengurangi data entry sampai 70%, dan itu cukup berharga untuk sebuah scanner yang harganya sekitar 70 juta (dan bisa dipakai kembali untuk banyak hal).
Lembar komputer bisa dikirim dengan validasi minimal, tidak perlu seperti sekarang ini yang menunggu pengisian form yang kurang perlu jika hanya ingin mengecek jumlahnya dengan cepat, toh data ini hanya untuk kontrol, bukan menjadi data resmi untuk pemilu.
Jika para pengisi data memang hanya menggunakan Ms Excel seperti sekarang ini, maka sebaiknya kita tidak perlu membeli lisensi Ms Office, cukup dengan Open Office yang spreadsheetnya sudah sangat mirip dengan Excel (tampilannya 90% mirip, dan untuk keperluan KPU seperti sekarang ini, tanpa fitur aneh-aneh, mungkin sudah 99% sama).
Sisanya masih bisa diperbaiki, dan belum saya pikirkan. Mungkin Anda punya ide yang lebih baik?