Seperti halnya di KL, kami menginap 2 malam di Singapore. Misi utama ke Singapore adalah mengunjungi teman-teman. Perjalanan dari KL ke SG berjalan dengan lancar, petugas imigrasi Singapore yang ramah dan menawarkan permen, kartu keberangkatan dan kedatangan yang tidak harus diisi 2 kali dan akses ke public transport yang mudah.
Seperti halnya di Malaysia, kami menarik tunai dari ATM untuk mendapatkan uang SGD. Rasanya menarik tunai di ATM ini memang solusi yang mudah daripada ke Money Changer. Berdasarkan pengalaman, menarik tunai di ATM nilai tukarnya cukup baik (setidaknya nilai tukar bank di Thailand).
Di Singapore kami menginap di rumah Budi dan Echie di daerah Simei. Kami dibekali dengan kartu EZLINK untuk memudahkan naik MRT (supaya ga selalu harus beli tiket). Oh ya, naik MRT di Singapore ini sangat menyenangkan, walaupun kadang-kadang kita ga selalu dapat tempat duduk, tapi tanpa adanya kemacetan waktu berlalu dengan cepat. Mungkin untuk orang yang sudah lama di Singapore, naik MRT dari ujung satu ke ujung lain itu lamaaaa, tapi buat kami, ga ada masalah.
Setelah beristirahat sebentar dirumah Budi, kami berangkat naik MRT ke rumah Ming dan Fanny. Ming dan Fanny baru memiliki bayi lucu yang bernama Kay. Kami ngobrol-ngobrol sambil memperhatikan orangtua baru itu merawat bayinya :), waktu berlalu tanpa terasa (ah ini kalimat yang klise ya :P). Karena masih ada rencana ke Expo, kamipun pamit dan kembali ke rumah Budi.
Malam harinya kami ke Expo bersama Budi dan Echie. Ada SALE buku dan SALE Metro. Tujuan utama ke Expo nyari buku merajut, tapiiiiii susah sekali mencari buku di ruangan besar yang buku-bukunya hanya diletakkan di meja tanpa kategori sama sekali :(. Akhirnya menyerah dan pulang tanpa membawa buku 🙁
Keesokan harinya kami merepotkan Echie dan Budi dengan mengundang beberapa teman datang ke rumah Budi. Makasih ya Chie udah dimasakin baso dan Macaroni Schotel dan tentunya pisang goreng yang gagal didapatkan di Medan hehe.
Senangnya bisa berkumpul dengan teman-teman kuliah yang sekarang sudah pada punya buntut masing-masing.
Ramai rasanya ada Torkis-Ria-Calvin, ada Catur-Yusi-dan 2 anaknya (duh maaf tur aku lupa lagi nama anakmu), ada Herman (yang baru akan mengakhiri masa single nya) dan tentunya di rumah Budi ada Budi-Echie-Adam-Maira.
Sore harinya, setelah keluarga Catur dan keluarga Torkis pulang, ditemani oleh Herman kami berangkat ke West Mall untuk ketemu Rinda. Makasih ya Rin untuk traktirannya :). Rinda lagi ditinggal Adi ke Hongkong, tapi tentu saja Rinda membawa Eka.
Pertemuan dengan Rinda terbatasi oleh jadwal Shuttle Bus yang bisa membawa Rinda kembali ke rumahnya. Dari West Mall, dengan ditemani Herman(thanks a lot Man!) kami pindah ke IMM (mall juga :P) untuk bertemu Jimmy W dan Irene. Karena udah makan ditraktir Rinda, di IMM Jimmy hanya mentraktir minum saja. Oh ya di IMM aku membeli Magic Sponge yang konon bisa membersihkan banyak hal (nanti cerita magic sponge ini posting terpisah saja).
Misi ke Singapore terpenuhi sudah. Bisa bertemu teman-teman dan bertukar cerita. Cerita yang dipertukarkan ga usah dituliskan lengkap di sini ah. Nanti ceritanya bisa jadi super panjang.
Keesokan paginya kami sudah harus terbang ke Bangkok, lalu dilanjutkan terbang ke Chiang Mai (kapan ya ada penerbangan AirAsia Singapore – Chiang Mai yang langsung). Untuk terakhir kalinya di airport Bangkok kami berurusan dengan Imigrasi lagi.
Di Airport Bangkok ga ada yang menarik, bahkan kami tidak bisa menemukan free hotspot :(. Anyway, jadwal terbang yang tadinya terlambat ternyata bisa dinego dimajukan. Kami masih sempat melihat matahari terbenam di Chiang Mai. It feels good to be home.
tante Risna… nitip ucapan met ultah (moga2 ga salah tanggal, hehe) ke om Yohanes yah. 😀
wish you both all the best. 🙂
Makasih ya, gak salah tanggal kok.