Tiap beberapa waktu saya mengganti konfigurasi komputer dan atau gadget. Ini sekedar catatan aja, supaya bisa dikenang di masa depan. Ini tujuannya bukan buat pamer. Barang-barang ini dibeli dalam rentang waktu yang cukup lama sampai semua konfigurasi ini didapat.
Saya masih memakai desktop dengan prosessor dari beberapa tahun yang lalu (Quad Core AMD Phenom(tm) II X4 955 Processor), motherboard sudah diperbarui supaya mendukung SATA III (supaya optimal pemakaian SSD-nya), casing masih sama dengan tahun lalu (dan sepertinya akan tetap sama untuk beberapa tahun ke depan). Komputer ini dual boot Windows 8.1 (SSD 180 GB HDD RAID 1 (Mirroring) 1TB) dan Linux Debian (SSD 60 GB + HDD 1 TB). Sofware Windows dan Office di dalamnya resmi beli. Dulu beli lisensi Windows 7, dan ketika Window 8 keluar, dapet diskon besar. Untuk software officenya sudah dibeli beberapa tahun lalu, jadi bukan office terbaru, masih 2010.
Data di Desktop dibackup ke komputer lain. Memori 16 GB sampai saat ini masih cukup untuk berbagai aktivitas coding, termasuk juga menjalankan lebih dari satu virtual machine. Saya sekarang masih hoby mengoprek elektronik, jadi desktop ini saya belikan extension serial port, sehingga serial port yang ada di motherboard bisa terpakai. Koneksi serial via USB juga bisa dilakukan, tapi koneksi langsung lebih stabil. Desktop ini juga saya lengkapi dengan bluetooth USB untuk development.
Karena memakai SSD, boot ke Windows maupun Linux sangat cepat. Casingnya dan liquid coolernya membuat komputernya jadi senyap. Keyboard yang dipakai adalah mechanical keyboard. Monitor yang dipakai adalah LG 23.5 inch, IPS. Sebenarnya sudah consider memakai 2 monitor, tapi saat ini rasanya satu saja cukup.
Komputer utama ini dihubungkan via kabel ke router. Routernya sudah memakai port gigabit, jadi memindahkan backup bisa dilakukan dengan cepat. Routernya masih Asus RTN16 (Sempat rusak kapasitornya, tapi berhasil diperbaiki), routernya memakai OS DebWRT (varian Debian untuk router). Header serial port di router saya hubungkan ke bluetooth serial adapter, jadi jika bermasalah bisa dicek via koneksi bluetooth baik dari handphone maupun dari desktop. Paket Internet yang digunakan diturunkan, jadi 10 Mbps (down) /1Mbps (up) saja, harganya 599 baht per bulan, plus bonus IPTV dan 3G (jaringan TOT) 1 GB/bulan.
Saya juga memiliki satu server yang selalu menyala untuk berbagai tujuan: backup (membackup mail dari cloud, membackup data dari hosting cloud), torrent, file server, proxy server. Server ini memakai Sempron 145, memori 4GB, SSD 60 GB untuk OS Debian Linux, dan RAID 1 (mirroring) 2 TB. Tadinya saya memakai server ARM untuk keperluan ini, tapi memakai Sempron semua jadi lebih cepat (misalnya waktu untuk rebuild RAID lebih cepat) walau dayanya lebih banyak.
Untuk menonton film, ada Raspberry Pi yang dihubungkan dengan kabel ke ruang tamu. Sebenarnya bisa pakai WIFI, tapi kabel jauh lebih stabil, dan berguna juga untuk mengcopy file besar ke bawah. Raspberry Pi dihubungkan ke TV LG yang sudah memiliki fitur CEC via HDMI, jadi remote TV bisa dipakai sekaligus sebagai remote Raspberry.
Laptop yang saya pakai sekarang adalah Acer Intel Core i7 dengan memori 12 GB dan harddisk 1 TB. Laptop ini memakai touch screen. OS Utama yang saya pakai adalah Windows 8.1 (OS resmi bawaannya), tapi juga saya set dual boot ke Debian Linux. Ternyata laptop dengan touch screen itu enak juga. Windows 8.1 lebih masuk akal dipakai di device dengan touch screen.
Risna masih memakai MacMini untuk desktopnya, dan MacBook Pro untuk laptopnya. Kedua benda ini saya pinjam kalau saya sedang butuh development untuk OS X. Jonathan punya komputer desktop sendiri, komputer lama saya (Intel Core 2 Duo, Memori 4 GB). Komputernya tidak saya beri harddisk, hanya USB disk 16 GB dengan OS Linux Debian. Dia sudah bisa menyalakan sendiri, dengan dipandu perintah (klik ini, klik itu) dia bisa menjalankan Browser, memainkan beberapa game, dan juga melihat film dengan XBMC (dengan mouse). Mac Mini Risna juga sekaligus jari print server untuk Printer Laser berwarna Merk Samsung.
Supaya aman, semua komputer dilindungi UPS. Ada 2 UPS Leonics Explorer (ini bagus, bisa diganti baterenya), dan 1 UPS biasa.
Untuk masalah gadget portabel: saya memegang Dev Alpha C (BB10) dan Asus Fonepad 6 (Saya juga masih memakai Kindle Keyboard generasi lama untuk membaca buku), sementara Risna memakai iPhone 5S dan tablet Samsung Note 8 (terutama sekarang untuk mendengarkan Audiobook). Supaya tidak menggangu privasi, Jonathan diberi iPad retina dan iPod touch.
Sejauh ini saya senang sekali dengan semua konfigurasi saat ini. Semua bisa dilakukan sangat nyaman, mulai dari nonton film sampai development.
Wewh. udah habis duit berapa buat komputer Desktop tuh?
Untuk urusan Grafis pake VGA apa klo boleh tau?
Wah nggak tau ya, udah nggak diitung lagi, belinya soalnya satu per satu.
VGA-nya cuma Nvidia GT 430, cukup buat development, jarang main game.