Beberapa hari yang lalu buku Ball Lightning versi bahasa Inggris akhirnya diterbitkan dan dengan cepat saya selesaikan. Buku ini aslinya ditulis tahun 2004 oleh Liu Cixin dan bisa dibilang sebagai prequel dari trilogi The Three-Body Problem yang sudah diterjemahkan duluan beberapa tahun yang lalu.
Dari dulu ingin menulis mengenai trilogi ini, tapi selalu ditunda, nah dengan adanya buku yang baru terbit ini, ada alasan untuk menulis seri ini. Saya akan menyampaikan pendapat saya, dengan sedikit kutipan cerita yang semoga tidak menjadi spoiler (anggap saja seperti menonton trailer film). Semua buku ini saya baca secara elektronik di Kindle.
Hampir semua buku science fiction yang saya baca, terutama dalam kategori Hard science fiction (kategori sci-fi dengan penekanan pada akurasi sains) berasal dari negara barat. Buku seri trilogi The Three-Body Problem ini buku scifi pertama yang saya baca yang asalnya dari negeri China. Saya tidak bisa membaca dalam bahasa aslinya untungnya terjemahannya menurut saya sangat bagus, setidaknya tidak membuat saya bingung.
Biasanya buku scifi lain akan berfokus pada segala sejarah, teknologi dan lembaga yang ada di Amerika atau Eropa, tapi buku ini fokusnya adalah China. Hal ini saja sudah cukup membuat buku ini menarik, tapi scifi-nya juga sangat menarik dari berbagai sudut pandang.
Bagian pertama buku pertama (bab 1-3) memang agak membosankan dan kurang terasa aura buku scifi sampai akhir bab 3. Ceritanya di awali dengan masa Cultural Revolution di China dan menjadi pengantar pengembangan karakter. Tapi setelah melewati bagian ini ceritanya menjadi sangat menarik.
Judul buku ini dari masalah fisika: three-body problem, menentukan posisi dan gerakan 3 benda jika diketahui informasi awal (massa, kecepatan, dan posisi) benda-benda tersebut dengan menggunakan hukum Newton. Ini berhubungan erat dengan bagian dari cerita, mengenai peradaban alien yang tinggal di tata surya dengan 3 matahari, dan mereka memiliki masalah karena tidak bisa meramalkan posisi ketiga matahari tersebut.
Dari sudut pandang ilmu komputer, akurasi buku ini sangat baik. Ini wajar karena penulisnya adalah seorang computer engineer. Contohnya di buku pertama (The Three-Body Problem) dia menggambarkan sebuah komputer yang terdiri dari banyak prajurit. Ini cuplikan dari buku pertama di mana John Von Neuman bertemu Qin Shi Huang:
Von Neumann turned to the three soldiers again. “Let’s form another component. You, Output: if you see either Input 1 or Input 2 raise a black flag, you raise the black flag. There are three situations where that will be true: black-black, white-black, black-white. When it’s white-white, you raise the white flag. Understand? Good lad, you’re really clever. You’re the key to the correct functioning of the gate. Work hard, and the emperor will reward you! Let’s begin operation. Raise! Good, raise again! Raise again! Perfect. Your Imperial Majesty, this component is called an OR gate.”
Then, Von Neumann used the three soldiers to form a NAND gate, a NOR gate, an XOR-gate, an XNOR-gate, and a tristate gate. Finally, using only two soldiers, he made the simplest gate, a NOT gate, or an inverter: Output always raised the flag that was opposite in color from the one raised by Input.
Von Neumann bowed to the emperor. “Now, Your Imperial Majesty, all the gate components have been demonstrated. Aren’t they simple? Any three soldiers can master the skills after one hour of training.”
“Don’t they need to learn more?” Qin Shi Huang asked.
“No. We can form ten million of these gates, and then put the components together into a system. This system will then be able to carry out the calculations we need and work out those differential equations for predicting the suns’ movements. We could call the system… um…”
“A computer,” Wang said.
Dari sudut pandang computer security, buku kedua cukup menarik: apa yang harus dilakukan jika pihak musuh punya teknologi untuk memonitor semua aksi kita tidak peduli di mana kita berada dan teknologi komunikasi kita, tapi tidak mengetahui niat kita.
Meskipun bukunya banyak bercerita tentang sains dan teknologi, tapi cerita mengenai aspek manusianya juga sangat banyak (ada kisah cintanya juga). Bagaimana bumi akan bereaksi kalau ternyata alien itu nyata? buku ini mencoba menggali aspek sosialnya tidak hanya teknologinya.
Meskipun ditulis pertama, tapi buku Ball Lightning diterjemahkan belakangan. Seharusnya terjemahan bukunya selesai tahun lalu, tapi tertunda hingga baru dirilis beberapa hari yang lalu. Buku ball lightning ceritanya cukup menarik, tapi menurut saya tidak terlalu berhubungan dengan buku-buku berikutnya.
Ada karakter yang muncul di buku berikutnya dan ada kejadian yang berhubungan, tapi teknologi yang ada tidak dipakai di buku trilogi The Three-body Problem. Menurut saya buku Ball Lightning ini menarik tapi ceritanya tidak sedalam The Three-Body problem.
Demikian ulasan buku Trilogi Three-Body Problem. Semoga banyak yang tertarik untuk membaca bukunya, karena sepertinya film yang sudah direncanakan belum jadi juga. Kalau belum tertarik juga, mungkin pujian dari Barack Obama ini bisa membantu memutuskan:
What are some of those books?
It’s interesting, the stuff I read just to escape ends up being a mix of things — some science fiction. For a while, there was a three-volume science-fiction novel, the “Three-Body Problem” series —
Oh, Liu Cixin, who won the Hugo Award.
— which was just wildly imaginative, really interesting. It wasn’t so much sort of character studies as it was just this sweeping —
It’s really about the fate of the universe.
Exactly. The scope of it was immense. So that was fun to read, partly because my day-to-day problems with Congress seem fairly petty — not something to worry about. Aliens are about to invade
Oh iya, selagi menunggu buku Ball Lightning ini, saya sempat membaca juga The Wandering Earth yang merupakan koleksi cerpen dari penulis yang sama. Cerita-ceritanya bervariasi, ada yang menarik, dan ada juga yang membosankan tapi secara keseluruhan cukup menarik.