Sekitar 20 tahun lalu ketika masih memakai dumb phone, data di ponsel yang perlu dibackup hanya phone book dan SMS. Backup ini sangat diperlukan ketika reset HP (misalnya rusak dan direset ketika reparasi) dan ketika berpindah HP. Kerepotan waktu itu adalah masalah koneksi karena diperlukan kabel data khusus sebelum IR dan Bluetooth banyak digunakan. Setelah ponsel makin berkembang, data kalender juga mulai jadi masalah yang perlu dibackup.
Sekarang biasanya saya butuh backup untuk pindah ponsel atau rooting ponsel. Ketika unlock bootloader Android, biasanya data akan hilang jadi perlu backup lalu restore lagi. Pernah juga saya butuh backup ketika HP tiba-tiba rusak dan perlu reparasi.
Sekarang masalah backup phone book, SMS, dan kalender sudah otomatis ke cloud sehingga tidak ada masalah restore data dasar ini ke HP baru (atau jika melakukan reset HP). Tapi ternyata sekarang juga masih banyak aplikasi baru yang butuh backup manual.
Posting ini sekedar jadi catatan supaya ingat apa yang harus dilakukan sebelum transfer data ke HP baru atau reset data HP. Posting ini juga bisa dijadikan pembanding beberapa tahun yang akan datang apakah proses backup semakin mudah atau tetap seperti ini.
Sekarang saya memakai Google Photos sehingga semua foto aman dibackup (tanpa batas) dan juga mengupload copynya di One Drive (batasnya 1 TB). Berbagai dokumen saya letakkan di Google Drive atau DropBox sehingga bisa diakses dari PC. Jadi sebenarnya sekarang ini yang masih mengganjal hanya beberapa aplikasi yang butuh aksi khusus sebelum (misalnya membackup data secara manual) dan sesudah pindah ponsel baru(restore manual).
Jenis aplikasi pertama adalah banking. Untuk alasan security, kita perlu mengaktifkan ulang aplikasinya. Ini bisa dimaklumi untuk masalah keamanan. Jika aplikasi banking dengan mudah bisa direstore dari backup maka jika ada yang berhasil mengakses backup di PC akan bisa merestore aplikasi tersebut di ponselnya.
Untuk alasan security, ada bank yang menutup proses aktivasi di luar jam kerja meskipun semua proses sifatnya online. Mungkin tujuannya adalah jika ada masalah maka bisa ditangani jika aktivasi hanya dilakukan di jam kerja. Sebenarnya ini hal kecil, tapi saya pernah hampir lupa karena melakukan reset HP di malam hari.
Aplikasi yang lain yang berhubungan dengan security seperti Authy dan Keybase juga butuh perlakuan khusus ketika backup. Keduanya butuh device lain yang aktif untuk memudahkan aktivasi device baru. Khusus untuk Authy (diperlukan untuk 2FA di Cloudflare) dibutuhkan waktu 24 jam untuk reaktivasi aplikasi jika kita cuma punya 1 phone dan mereset phone tersebut. Cara yang benar adalah: menambahkan phone baru, reset ponsel, restore, dan aktifkan kembali dari phone satu lagi.
Jenis aplikasi berikutnya yang butuh backup khusus adalah messaging seperti Whats App (WA) dan Line. WA berusaha menjadi aplikasi yang aman: semua data disimpan di ponsel — tidak di cloud — dan kita sendiri yang harus membackup datanya ke cloud. Ini bisa dilakukan otomatis tiap hari. Masalahnya kadang dalam beberapa jam saja sudah ada puluhan/ratusan pesan masuk, jadi kita harus ingat untuk membackup manual sebelum transfer data ke HP baru (jika tidak, maka sebagian chat akan hilang).
Aplikasi chat Line memiliki fitur backup, tapi backup harus dilakukan satu demi satu per conversation secara manual. Biasanya saya menyerah dan membiarkan saja tidak terbackup ketika pindah ke HP baru karena tidak banyak percakapan di Line. Line bisa memakai Facebook untuk login, tapi juga tetap harus verifikasi ponsel. Pengalaman terakhir jika langkah terakhir tidak dilakukan, beberapa teman jadi gagal mengirim pesan.
Beberapa aplikasi seperti Kindle memiliki sifat yang mengesalkan ketika kita reset HP. Semua data kita di cloud, tapi jika kita tidak melakukan “deregister device” sebelum reset HP, maka HP tersebut akan tercantum di cloud dua kali. Masalahnya adalah jika ada konten yang jumlah copynya dibatasi maka itu tetap terhitung di device yang sudah direset tadi. Jika terlupa deregister, solusinya adalah ke situs Amazon dan menderegister device dari cloud.
Sebagian besar game bisa menyimpan data di cloud (dan tersedia API-nya untuk Android dan iOS). Tapi ada game-game yang butuh backup manual seperti Pokemon Quest, Magicarp Jump, dan Layton Mystery Journey. Game-game ini sifatnya cross platform (misalnya Pokemon Quest juga tersedia di Nintendo Switch), jadi mereka butuh sistem backup yang custom.
Terakhir ada kategori aplikasi yang memang nyebelin karena tidak memiliki fitur backup dan harus disetup manual. Untuk Android jika HP awal dan tujuan diroot maka program tertentu (misalnya Titanium Backup) bisa membackup datanya. Saat ini saya me-root ponsel biasanya setelah sebulan dipakai karena pernah 2 kali mengalami HP rusak tiba-tiba padahal baru dibeli.
Secara umum restore backup ponsel sudah lebih mudah dari jaman dulu, tapi masih banyak yang bisa diperbaiki di masa depan.