Blog ini sudah 19 tahun kami isi bersama. Sebenarnya tulisan pertama dulu di awal April 2004. Mumpung hari ini juga masih bulan April 2023, tulisan ini jadi belum terlalu terlambat. Lagipula sejak awal bulan, Joe bereksperimen memindahkan hosting blog ini sampai akhirnya diputuskan dihosting di rumah dengan memanfaatkan tenaga surya. Makanya nih tulisannya jadi agak telat selesainya (padahal karena sempat terlupa lalu bercampur malas, hehehe).
Mesin Waktu
Seperti biasa, saya jadi membaca ulang tulisan-tulisan lama. Hasilnya selalu kembali ke kesimpulan: seharusnya saya menulis lebih banyak lagi. Saya sungguh terhibur membaca tulisan saya dulu. Selain bisa seperti menaiki mesin waktu, saya juga melihat perubahan dalam gaya tulisan saya. Mengikuti umur, tulisan saya mulai lebih terasa serius. Kami tidak lagi menuliskan hal-hal yang konyol seperti memperhatikan kisah ayam di halaman belakang rumah.
Tulisan masa dulu belum ada pembagian paragraf, ada banyak tipo dan isinya sangat beragam. Kebanyakan tulisan curhat, opini dan protes. Kebanyakan tulisan dimulai dengan sebal, kesal, dan juga karena bosan.
Membaca lagi tulisan dari masa 19 tahun lalu, saya menertawakan diri sendiri. Menertawakan cara saya mengungkapkan emosi dengan gas pol tanpa rem. Kalau saya tidak menuliskannya, sepertinya saya sudah lupa dengan berbagai hal yang dulu bikin saya emosi. Tetapi dari pengalaman tersebut, saya belajar untuk menata emosi.
Kalau dulu saya sering mengungkapkan emosi dan kekesalan di blog, belakangan saya memilih untuk menuliskan hal-hal yang ingin saya ingat. Saya tidak ingin mengingat hal-hal yang tidak menyenangkan, makanya bisa dibilang tulisan yang penuh kemarahan sudah dikurangi. Walaupun selalu ada hal yang bisa dipelajari dari kemarahan saya, tetapi mengikuti umur, sudah waktunya untuk lebih bijaksana dalam menyampaikan opini dan ketidaksetujuan.
Membaca tulisan lama, saya bisa melihat ada beberapa nama yang sering meninggalkan komentar di blog ini. Sayangnya, hampir semua yang pernah berkomentar udah tidak lagi aktif ngeblog. Mungkin mereka tidak sempat, mungkin juga karena alasan privasi.
Kesimpulan dari membaca berbagai tulisan lama adalah: saya perlu lebih banyak menuliskan hal-hal receh yang terjadi di keseharian, tanpa menceritakan terlalu banyak informasi pribadi.
Tulisan yang paling banyak dikomentari sampai sekarang ya tulisan catatan dari pesta adat Batak. Tetapi sebenarnya tulisan tentang halaman belakang rumah, janji-janji calon presiden, gosip artis yang ga penting, sampai tulisan tentang setting gprs juga pernah dituliskan di blog ini.
Belajar dan Berkarya
Ada banyak hal yang saya dapatkan dari menulis blog. Mulai dari belajar mengetik, sampai belajar memilih dan memilah hal untuk dituliskan. Termasuk juga beberapa kemampuan teknis tentang ngeblog dan menjalar ke berbagai hobi membuat konten video dan audio juga.
Sekarang saya membuat halaman arsip dari blog ini untuk memudahkan saya membaca judul dari tulisan yang pernah ada dalam satu halaman. Niatnya sih sekalian mengelompokkan tulisan ulang supaya lebih mudah mencari informasi tertentu, seperti halnya tentang Chiang Mai, belajar bahasa Thailand ataupun seputar kegiatan homeschooling.
Kalau Joe belajar banyak seputar mengelola server blog termasuk migrasi server berkali-kali. Saya masih dalam tahap mengelola berbagai konten blog saja. Walaupun semangat menulis terkadang kalah dengan rasa malas, tetapi saat ini saya berusaha untuk tetap menuliskan berbagai hal baik dari catatan belajar dan hobi, maupun menulis di beberapa blog komunitas.
Tetap Menulis di Blog
Saya sudah merasakan manfaat dari ngeblog terutama untuk mengingat hal-hal yang tidak bisa semuanya diingat. Mulai dari eksperimen yang baru dilakukan, hal yang sedang dipelajari, buku yang dibaca, film yang ditonton, pengalaman perjalanan, orang yang ditemui, atau resep masakan yang pernah dicoba, semuanya bisa terlupakan kalau tidak dituliskan.
Kami masih akan terus menulis di blog. Semoga saja masih bisa tetap semangat menuliskan berbagai hal sampai sekian puluh tahun ke depan. Mungkin ada yang bertanya-tanya kenapa tulisannya tidak dijadikan buku saja? Jawabannya sederhana: terlalu repot untuk mengedit sebuah buku, lebih mudah menuliskannya dalam bentuk tulisan di blog.