Yang Tersisa Setelah Banjir

Setelah banjir pergi, air memang surut, tetapi ada banyak hal yang disisakan oleh banjir. Air yang kalau sedikit menjadi sesuatu yang kita butuhkan ternyata kalau terlalu banyak menjadi sesuatu yang sifatnya bisa merusak.

Paksu bilang gini, “Di musim kering, kita berharap turun hujan supaya tidak kekeringan. Di musim banjir begini, setiap melihat hujan selalu ada rasa was-was apakah akan menyebabkan banjir lagi. Manusia memang susah untuk merasa cukup.”

Sebelum berkepanjangan, langsung aja deh membahas apa yang tersisa setelah hujan.

Tumpukan karung ini butuh waktu dan ekstra kerja keras untuk memindahkannya

Aroma tak sedap

Hal yang paling terasa pertama kali ketika tiba di rumah adalah: bau luar biasa. Saya tidak bisa menemukan kata yang tepat mendeskripsikannya. Ini lebih bau dari parit yang biasanya.

Kalau menurut beberapa teman sih, baunya itu sebagian berasal dari cacing tanah yang terbawa banjir lalu mati. Penyebab lainnya juga karena ada beberapa septic tank yang meluap keluar.

Memang ada bermacam-macam hal yang dibawa banjir. Makanya saya tidak terlalu ingin menginjak air banjir.

Rumput hijau dan tambah subur

Salah satu hal baik yang saya perhatikan setelah banjir adalah rumput di halaman yang bertambah hijau. Walau terendam air selama beberapa jam, rumput tidak tercabut dari akarnya dan hasilnya malah semakin hijau.

Saya yakin halaman rumah saya sekarang ini tanahnya jadi sangat subur. Persediaan air untuk beberapa waktu ke depan sudah cukup untuk tanaman yang ada di halaman.

Tumpukan karung pasir

Tumpukan pasir yang sebelumnya dipakai menghalangi air masuk ke rumah.

Ketika banjir terjadi, banyak rumah berusaha menghalangi jalan air dengan tumpukan karung pasir. Setelah banjir berlalu, dibutuhkan waktu dan tenaga ekstra untuk menggeser karung pasir tersebut. Karung pasirnya berat banget, apalagi waktu masih basah.

Pasir yang digunakan itu diberikan secara gratis, kita bisa menyimpannya lagi untuk digunakan lagi kalau dibutuhkan. Tetapi banyak juga karung pasir yang sampai robek karena kalah dengan air. Pasirnya jadi buyar ke sekitarnya.

Lumpur dan Debu

Jalanan banyak lumpur kering dan berdebu

Air sungai itu membawa endapan tanah. Ketika surut membuat jalanan jadi berlumpur. Ketika lumpur kering jalanan jadi berdebu. Beberapa bagian jalan juga ada yang menjadi rusak karena terendam air.

Butuh usaha buat saya untuk membersihkan teras dan tempat parkir mobil. Untuk jalanan komplek, katanya sih akan ada truk pembersih jalan yang menyiram dan sekaligus membersihkannya.

Sudah beberapa hari sejak air surut, tetap belum ada yang datang untuk membersihkannya. Kemungkinan prioritas pastinya untuk jalan yang dilalui kendaraan bermotor.

Sampah

Air banjir juga membawa apapun yang ada dilewatinya dan menjadi sampah.

Kemarin ketika level air sudah hampir mencapai tinggi jembatan, diperlukan upaya untuk mengeruk sampah yang tersangkut di jembatan. Kalau sampah tersebut tidak dikeruk, air jadi terhambat alirannya.

Selain sampah yang dibawa air banjir, ada juga sampah yang dihasilkan karena berbagai perabotan yang rumahnya kemasukan air.

Sampah lainnya juga dari plastik-plastik yang sebelumnya digunakan untuk membungkus atau menyelamatkan barang-barang dari air.

Satu masalah tentang sampah ini juga karena truk pengangkut sampah yang biasanya datang mengumpulkan dari rumah-rumah, belum juga kunjung datang walaupun jalanan sudah dibuka sejak kemarin. Kemungkinan tentunya masih mengangkut sampah dari area yang lebih banyak diakses umum.

Pengalaman hidup untuk diceritakan

Satu hal yang tersisa dari banjir tentunya pengalaman hidup. Beberapa hari ini saya banyak menuliskan tentang banjir, sebenarnya ada 2 alasan kenapa saya menuliskan cerita seputar banjir ini. Pertama untuk menjadi pengingat ke diri sendiri, dan kedua bisa untuk dibagikan kalau ada yang bertanya apa kabar.

Ketika bertemu dengan sesama yang tinggal di Chiang Mai, saya juga bisa dengan mudah menunjukkan foto-foto yang sudah saya upload ke blog ini untuk menjawab pertanyaan banjirnya sampai seperti apa di area rumah.

Masih banyak hal yang ingin dituliskan terkait banjir, tujuannya untuk jadi catatan persiapan kalau masih akan ada banjir di tahun-tahun mendatang. Kita tentunya tidak berharap terkena banjir, tetapi lebih baik bersiap dan waspada daripada nanti menyesal kemudian.

Banyak pelajaran yang bisa kami ajarkan juga ke anak-anak terkait dengan banjir ini. Waktunya untuk menjelaskan siklus air, moonsoon season, bagaimana rumput bisa bertahan dari banjir, dan juga kenapa sebaiknya jangan bermain dengan air banjir yang kotor.

Sepertinya pelajaran dari banjir ini bisa jadi tulisan terpisah. Kita lihat apakah masih akan ada energi untuk menuliskan terkait banjir ini, hehehe.

Penulis: Risna

https://googleaja.com

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.