Misi utama ke Medan adalah menghadiri pernikahan adikku yang paling kecil. Berhubung di Thailand aku tidak punya tukang jahit, maka jahit menjahitpun dilakukan di Medan. Beruntung tukang jahit yang menjahit bajuku ketika menikah Januari tahun lalu masih bisa ditemukan dan sekarang lokasinya sudah lebih dekat dari rumah. Hari pertama kami di Medan disibukkan dengan urusan baju kebaya yang dikerjakan express dalam 1 hari, ke Imigrasi Belawan untuk urusan memperbaharui passport Joe, dan menjemput keluarga Joe yang datang ke Medan untuk acara pernikahan dan juga sekalian jalan-jalan keliling danau toba dan samosir.
Singkat cerita, karena di rumah kami semua sibuk, dan aku udah lupa jalan di Medan, dan kami berdua tidak bisa menyetir mobil manual (banyak alasan ya :P), kami memutuskan untuk menyewa mobil KIA Pregio untuk dipakai selama di Medan. Kami menyewa dari rental hasil bertanya ke Google di Yoga Rental Cars. Lumayan juga kapasitas mobil dan bahan bakar solar, bisa menghemat biaya perjalanan untuk rombongan kami yang berjumlah 8 orang dan bawaan yang tidak sedikit.
Urusan yang paling berkesan hari itu adalah urusan di Imigrasi. Berhubung sebelumnya kami tidak berencana untuk mengurus passport di Indonesia, kami sama sekali tidak ada persiapan dokumen yang dibutuhkan untuk persyaratan membuat passport. Untungnya, duluuuu waktu awal menikah, Joe pernah membawa fotokopi surat nikah di dompetnya. Tapi surat nikah doang ga cukup, masih perlu fotokopi ktp dan juga fotokopi kartu keluarga. Nah, untuk kartu keluarga ini juga untungnya Joe pernah mengupload hasil scan kartu keluarga di servernya. Buru-buru Joe mendownload kartu keluarga dan numpang ngeprint di kantor kakakku yang dekat dari kantor imigrasi itu. Akhirnya persyaratan terpenuhi, dan Joe bisa datang untuk foto dan dalam waktu 3 hari kerja, Passport Joe beres juga.
Hari pernikahan ga banyak yang bisa diceritakan, yang jelas sih, capeeek. Seperti biasalah, pesta batak, di Medan pula.
Setelah hari pernikahan berlalu, barulah liburan yang sebenarnya dimulai. Bersama dengan keluarga Joe, kami mengunjungi air terjun sipiso-piso di Tongging, dan dari sana kami lanjut ke Samosir. Untuk mencapai Samosir, kami harus naik kapal ferry. Sayangnya, kami terlambat beberapa menit. Waktu kami tiba di Ajibata (pelabuhan ferry dari Parapat), Ferrynya sudah berangkat :(. Jadilah kami harus menunggu beberapa jam di Ajibata. Perjalanan menggunakan ferry dari Ajibata menuju Tomok Samosir sekitar 45 menit. Malam itu kami menginap di Sopo Toba Ambarita Samosir.
Bangun pagi, udaranya dingiiiiiiin banget. Sebenarnya bangunnya ga terlalu pagi sih, tapi ya tetep aja udah dingin. Setelah melihat-lihat sekitar, mengagumi ciptaan Tuhan yang begitu indah sambil bersantai di pinggiran danau. Kami pun sarapan dan mandi. Karena memang targetnya adalah keliling pulau samosir, kami check out dari hotel sebelum jam makan siang. Pemandangan pulau Samosir belum berubah seperti terakhir kali aku ke sana. Beberapa rumah tradisional, sawah dan petani yang sedang menggarap sawahnya, dan kuburan di banyak tempat yang kadang-kadang lebih megah dibandingkan rumah yang ada di sebelahnya. Sempat terpikir begini: kok belum ada orang Indonesia yang menggarap film horror di pulau samosir ya? apa ga ada yang berani?. Yang jelas, karena kami melewatinya di siang hari, ga perlu merasa serem dong.
Sejam pertama perjalanan di pulau samosir masih mulus, tapi jam berikutnya jalanannya jelek banget. Setelah kami tinggal sedikit lagi sampai ke Tomok untuk naik Ferry ke Parapat, ternyata ada jalan yang putus yang tidak bisa dilalui oleh mobil. Kami harus kembali lagi melewati jalan jelek dan semua jalan yang kami lalui sebelumnya untuk kemudian naik Ferry lagi ke Parapat. Jadwal Ferrynya nanti kalau ingat akan diupload deh fotonya, siapa tau ada yang perlu.
Sekembalinya ke Medan, sebelum adik-adik Joe pulang ke Jakarta, kami sempatkan menonton di Medan. Akhirnya aku mampir juga ke Sun Plaza Medan :P. Lumayan murah biaya nonton di Medan (dibandingkan Chiang Mai). Ah senangnya merasakan lagi menonton film dengan teks Indonesia dan gak harus berdiri dulu sebelum film di mulai :).
Secara keseluruhan, liburan di Medan dan sekitarnya cukup menyenangkan. Walaupun waktunya terasa sangat sedikit, tapi kami bisa menikmati perjalanan dengan baik. Hanya satu hal yang paling mengganggu selama perjalanan. Mungkin karena aku terlalu bersemangat dengan makanan Indonesia, sampai-sampai makanan pedas disantap begitu sajah. Minum teh botol juga tentunya ga pernah absen. Akibatnya perut agak bermasalah. Tapi ya tak mengapa, sebelum berangkat ke KL semuanya sudah pulih kembali.
cepat sungguh baju kebaya disiapkan, hanya mengambil masa 1 hari?? ajaib!! dari malaysia
ya bisa karena model kebayanya standar saja dan sudah dipesankan dari sebelumnya bahwa baju itu harus selesai dalam sehari 🙂
selamat berbahagia 🙂 Kunjungi blog kami utk melihat jadwal ferry ajibata – tomok