Posting kali ini mungkin masih related dengan nggak enaknya hidup di luar negeri. Ga pernah sebelumnya memikirkan akan tinggal di apartment, karena selama ini mikirnya ga akan sanggup bayar. Sewaktu pindah ke Chiangmai, yang terbayang di kepala tinggal di komplek perumahan gitu, baru belakangan mengetahui kemungkinan tinggal di apartment. Awalnya rada penasaran, soalnya di Indonesia ga pernah masuk ke apartment manapun *orang kampung sih*, sekilas mikirnya: mirip hotel kali yah. Awalnya mikir: wah enak dong ada yang bersihin tiap hari, ada yang ngurusin ini dan itu bla bla, ternyata pikiran saya salah.
Sebelum membahas gak enaknya, mungkin ada baiknya membahas enaknya dulu atau plusnya. Semua ini sifatnya subjektif berdasarkan pengalaman pribadi dan tidak ada penyesalan sedikitpun dari pilihan kami ini hehehe. Awal pindah ke Chiang Mai, kami menempati sebuah apartment studio yang ukurannya saya lupa persisnya. Apartment studio ini ga ubahnya seperti tempat kost, di mana tempat tidur, ruang tamu dan dapur semua berada dalam sebuah ruangan yang sama. Satu-satunya pintu yang ada dalam unit tersebut adalah pintu ke kamar mandi (yaa mungkin ada juga yang apartmentnya ga pake pintu ke tempat showernya).
Setelah hampir 2 tahun menempati apartment studio, akhirnya kami pindah ke unit yang lebih leluasa. Dengan kamar tidur ekstra untuk menerima tamu, kamar tamu untuk nonton tivi, ruang makan dan kerja serta kamar mandi ada 2 sehingga pagi2 ga perlu rebutan kalau mau setoran hihihi.
Oh ya, di negeri ini orang asing tidak boleh membeli tanah/rumah, tapi boleh beli unit apartment. Meskipun demikian, sampai sekarang tetep aja kami masih nyewa, blum sanggup beli sendiri hehehe. Kondisi unit yang ditempati baru/lamanya tergantung dengan yang kita sewa. Dalam 1 gedung ga semua unit sama umurnya. Semakin tua sebuah unit (lama ga di renov) semakin banyak masalah yang mungkin ditimbulkan.
Enaknya tinggal di apartment secara umum:
- keamanannya cukup terjamin
- parkir mobil ga perlu bayar lagi (dah termasuk sewa unit)
- bayar listrik dan air cukup ke front desk/resepsionis
- jika ada kerusakan di dalam unit kita tinggal hubungi mekanik yang tersedia dan mereka akan datang dan mengecek dan ngebenerin kalau kita ga bisa ngebenerin sendiri (tapi tentunya dengan membayar ya)
- ada fasilitas laundry yang menggantikan biaya bayar pembantu cuci dalam gedung yang sama (bahkan ada yang sistem cucian door to door service)
- ada kolam renang (walau kecil)
- kalau naik angkutan umum gampang nunjukinnya, karena ga masuk ke gang-gang gitu
- kalau mau bertanya bisa menemukan banyak orang yg relatip bisa berbahasa inggris (walaupun kadang2 sulit juga)
- banyak tetangga kiri kanan atas bawah (tinggal kitanya aja mau bertetangga atau ga)
- relatip ga pernah nemu coro/tikus, buang sampah juga ga perlu jauh-jauh, tinggal antar ke dekat lift.
- kalau dapat unit yang di lantai tinggi bisa dapat pemandangan kota yang cukup bagus.
Enaknya tinggal di apartment studio:
- Membersihkannya relatip gampang ga makan waktu. Semua bisa dikerjakan sendiri
- Di musim dingin ruangan terasa hangat karena barang-barangnya relatif penuh hihhi.
Enaknya tinggal di apartment non studio (apa sih sebutannya?)
- Kalau ada tamu datang, ada tempat buat tidur dengan proper
- Bisa masak di dapur tanpa kebauan ke kamar tidur
- Lebih lelulasa bergerak, bisa nambah barang juga tanpa merasa kesempitan hehehe
- Ga perlu rebutan kamar mandi 😀
- overall enakan tinggal di non studio deh.
Sebenarnya dari point-point enaknya diatas, bisa diambil kesimpulan point ga enaknya apa dong? kok kayaknya enak-enak aja tuh tinggal di apartment. Ya sebenernya nggak loh, ada lebih banyak ga enaknya tinggal di apartment di banding tinggal di rumah biasa. Seandainya kami tinggal di Indonesia, sudah pasti kami akan memilih tinggal di rumah biasa, tapi demi kepraktisan dan kemudahan yaaa kami memilih tetap tinggal di apartment walau apa-apa jadi lebih mahal.
Oke berikut ini yang terpikir ga enaknya tinggal di apartment secara umum:
- Ga punya halaman! ga bisa nanam-nanam kecuali cukup rajin ngangkat pot yang gede
- Tarif dasar listrik ataupun air relatif lebih mahal di bandingkan perumahan biasa
- Semua layanan dikenakan biaya tambahan
- kadang-kadang tetangga di unit atas atau samping bisa menimbulkan suara yang gaduh
- kalau unit kita kebetulan dilewati tempat pipa air yang bersambung dengan unit lain, maka kalau di unit lain ada yang masak sesuatu yang gosong atau merokok bisa kebauan sampe ke unit kita. Gak selamanya bau bisa terisolasi dari unit lain, bisa juga masuknya dari jendela atau pintu (kadang-kadang ada yang masak buka pintu)
- Siang-siang suaranya gaduh kalau unit sebelah kita lagi ada renovasi, untungnya di gedung ini kalau weekend ga boleh ada yang bekerja
- kegiatan masak memasak sangat terbatas, kebetulan di tempat kami ini ga boleh menggunakan kompor gas. Semua harus menggunakan listrik, otomatis harus siap-siap bayar listrik aja kalau sering-sering masak (mana kalau masak ga pake api itu susah dapat feelingnya terutama orang yang ga bisa masak kayak saya :P).
- kebersihan unit apartment ya tanggung jawab masing-masing penghuni. Bisa sih menggunakan jasa cleaning service yang tersedia di apartment, tapi biasanya harganya sangat mahal untuk sekali datang, terkadang masih lebih murah gaji pembantu di Indonesia untuk sebulan deh (model pembantu datang pulang).
- kalau ada gangguan pada komite apartment, suasananya terasa “suram” dan banyak selebaran saling minta dukungan basically kami ga terlibat sih, toh kami cuma nyewa, yg terlibat itu biasanya ya owner.
- yang terakhir nih yang lagi gres: kalau ada gangguan kebocoran pipa pada unit dibawah kita yang walaupun bukan salah kita dan mungkin masalahnya ada pada kesalahan design awal bangunan – maka biaya perbaikan pipa (bongkar, pasang, material dan pekerja jadi tanggungan pemilik kamar di atasnya). Masalah ini ga semua orang ngalamin, tapi kalau nempati unit yang udah tua umurnya pasti deh kemungkinan besar ngalamin. Dan kalau udah begini dan karena ga ada orang yang bisa jagain, harus berkorban ijin ga kerja beberapa hari, karena jam kerja tukang yang memperbaiki itu hanya dari jam 10 – 5 sore tapi prakteknya mereka datang jam 11 kurang 5 , istirahat makan siang 1 jam dan pulang jam 4 sore lewat 5 (korupsi 2 jam tuh)
Sebenernya postingan ini terpikir karena saya sekarang mengalami poin terakhir. Daripada bengong di rumah ga produktif ya udahlah ditulis aja, kali-kali bisa jadi masukan buat orang yang mencari info sejenis. Kalau udah begini, terkadang pingin juga tinggal di rumah biasa, tapi sebenernya masalah apapun ada aja sih di rumah biasa ataupun di apartement. Sementara ini masih mencoba berpikir positif dan merasa toh banyak poin enaknya kok dibanding ga enaknya. Harapannya sih poin ga enaknya ga sering-sering terjadi.
yah…yang namanya HIDUP, pasti ada enak dan tak enaknya…semua itu relatif!! sekarang yang penting, bagaimana kita memaknai hidup ini agar lebih berwarna & berarti. Btw, salam kenal….
hihihi…
jaman di Holland gue cuma pernah ngalamin hidup di apartemen studio…
tapi temen2 yg lain pernah hidup bertiga di apartemen non studio.
Perbandingannya sudah tepat, cuma kalo di Indonesia SUDAH PASTI saya pilih rumah bukan apartemen, karena Indonesia adalah daerah rawan gempa 😛 ditambah kontraktor yg suka mark up jadinya kita juga khawatir dgn kualitas apartemen. Plus gimana kalo kebakaran dan kita di lt atas?
tapi kalo di Jepang kayaknya cukup aman sih walo sering gempa. Bangunan2 tingginya kayaknya cukup sertified, malah orang2 Jepang dgn cuek bebeknya gak panik sama sekali pas ngalamin gempa, yg ada kita aja saking *kampung*nya paniksitis ngadepin gempa waktu lagi di lt 11 ~halah
Untung selama di Holland gak pernah ngalamin hal2 yg gak enak yg kamu alamin Ris. hehe, nikmati aja, namanya juga pengalaman 🙂
Nice article. I like to read it. Thanks for sharing
joy it… and bea patient ,, make it a wonderfull life… like a rainbow shine on the blue sky… happy in your life..
Review yang lumayan membantu, semoga kecapaian nanti bisa mencoba tinggal di chiang mai.