Sejak mengenal Kinemaster, rasanya campur aduk antara suka dan sebel. Suka karena hasilnya lebih banyak variasi animasinya dibandingkan edit video menggunakan Canva. Sebel, karena butuh waktu cukup lama memandangi layar kecil. Kerjaan edit 2 jam, cuma menghasilkan video 1 menit lebih dikit.
Namanya juga baru kenalan ya, kerjaan Canva yang bisa dikerjakan di laptop saja belum bisa terlalu cepat mengerjakannya, apalagi Kinemaster yang hanya bisa mengerjakan di ponsel kecil.
Beberapa kali yang sering saya tanyakan kepada teman-teman yang sudah lebih dulu mengerjakan Kinemaster adalah: apakah ada versi PC seperti Canva? Katanya ada kalau pake Macbook dengan processor M1. Terus ada lagi yang bilang bisa diakalin pakai emulator di PC, duh ribet amat ya.
Joe juga menyarankan pada saya menggunakan iPad, tapi ya masalahnya terkadang memindahkan video dan foto-foto yang ingin dipakai itu juga udah butuh usaha tambahan.
Pertanyaan berikutnya kepada teman-teman yang sudah lebih dulu memakai Kinemaster adalah apakah kita bisa mengerjakan project Kinemaster di ponsel lalu dipindahkan ke gawai lain, misalnya ipad? Misalnya kalau saja kita menggunakan login yang sama? Jawabannya: tidak.
Dih sebel banget kan. Apalagi karena terbiasa membanding-bandingkan dengan Canva yang bisa dikerjakan sambil rebahan ataupun sambil duduk di depan komputer dengan layar lebar. Jelas saja, akhirnya saya lebih sering mainan Canva daripada mainan Kinemaster.
Sharing Project antara 2 gawai
Beberapa hari lalu, walaupun masih sebel dengan Kinemaster, saya memutuskan untuk langganan premium setahun. Mumpung lagi promosi diskon 50 persen, saya hanya perlu membayar sekitar 350 baht. Lalu, ternyata, ada upgrade baru dari Kinemaster ke versi 5.0
Tadi pas iseng-iseng, Joe yang melihat saya mengedit di HP kecil bertanya lagi kenapa tidak pakai di ipad saja. Lalu saya bilang masalah repotnya memindahkan file-file yang dibutuhkan. Lagipula, Kinemaster di iPad kan belum premium, sedangkan di ponsel sudah.
Oh ya, jadi ternyata subscribe premium Kinemaster di andoroid tidak otomatis premium juga di iOS ya, kalau mau harus langganan terpisah lagi.
Joe belum pernah mengedit pakai Kinemaster, tapi dia tahu hobi saya edit-edit video belakangan ini. Dia kasian melihat saya yang jempolnya gede harus edit video di ponsel, hehehe.
Export Kinemaster antara ponsel Android dan iPad
Pertanyaan berikutnya juga sama dengan pertanyaan saya, apakah bisa kita kerjakan project yang sama di device yang berbeda? Saya dengan cepat menjawab: tidak bisa (karena saya tahunya begitu).
Seperti biasa, Joe kalau bertanya pasti sambil mengoogle, apalagi teknologi cepat berubah. Dan ternyata memang sejak Kinemaster versi 5.0 sudah ada fitur untuk export project yang bisa dipindahkan ke device lain.
Waaa senang bukan kepalang. Saya langsung mencoba melakukannya. Saya masukkan semua gambar dan video yang dibutuhkan di ponsel, lalu projectnya diexport sebagai file dengan ekstensi .kine dan kirim ke ipad.
Di sisi penerima kita tinggal membuka file .kine nya di kinemaster. Nantinya akan ada pemberitahuan importing.
Lalu kalau ada asset kinemaster yang belum tersedia di Kinemaster yang ada di gawai ke-2, kita bisa mengunduh ulang (Kinemaster akan memberitahu asset apa saja). Tapi untuk media yang kita masukkan seperti image dan video, sudah otomatis tersimpan di dalam file projectnya.
Kinemaster versi android cukup kompatibel dengan versi ipad
Tadi setelah diimport di Kinemaster ipad saya kembalikan lagi ke ponsel. Kenapa harus dikembalikan? karena ternyata kinemasternya premium yang saya subscribe itu khusus untuk android. Kalau mau tanpa watermark di ipad, harus subscribe lagi Kinemasternya.
Gak mau rugi dong, mendingan dibalikin ke ponsel dan diexport jadi file video deh dan menghasilkan video tanpa watermark.Sebenarnya sekalian pengen tahu kompatibilitas antara Kinemaster android dan ipad juga sih. Dan sejauh ini sepertinya cukup kompatibel, yay!
Penutup
Walaupun ini tidak sepraktis Canva yang mana saya bisa berhenti di laptop dan lanjut di ponsel dengan mudah asal menggunakan login yang sama, tapi dengan adanya pilihan mengirimkan project dari 1 gawai ke gawai lain, sungguh terasa membantu.
Saya hanya perlu mengexport dari 1 gawai, kirim 1 file dan membukanya di gawai yang lain. Nantinya akan ada banyak salinan sih, tinggal kitanya saja yang harus rajin-rajin membersihkan project yang setengah jadi.
Dan ini salah satu hasil edit video malam ini. Mengedit untuk channel Youtube Drakorclass, sekaligus mempromosikan artikel yang ada. Sudah tidak ada watermark Kinemasternya sekarang. Yay!
Sempet sih aku belajar2 edit video, liat temenku punya channel youtube keren gitu editannya. Tapi yaaa ternyata emang pegel banget edit video, berjam2 dapet’y berapa menit doang. Wkwk..
Semangat terus kak risna, jangan kayak aku masih lack of motivation nih..
hehhee yaaa kan edit2ku demi drakorclass jadi semangat semangat aja