Selama ini saya hanya membaca cerita tentang keluarga dan teman-teman di Indonesia yang sudah lengkap vaksinasi Covid-19 nya. Setelah menunggu giliran, akhirnya kami pun mendapat jatah vaksin dari kantor Joe hari Minggu, 11 Juli 2021 kemarin.
Di Thailand sudah ada beberapa jenis vaksin yang masuk. Pertama sekali dulu Sinovac dan Astra Zenneca, tapi ini tentunya didahulukan untuk petugas tenaga kesehatan dan juga orang yang tinggal di daerah yang kasusnya tinggi seperti Phuket (dan sekarang Bangkok).
Lalu, setahu saya Sinovac dan AZ sampai juga mulai diberikan untuk masyarakat umum di Chiang Mai hampir pada saat yang bersamaan di awal bulan Juni yang lalu. Walaupun disebutkan untuk masyarakat umum, tapi tetap saja yang didahulukan adalah para guru, pekerja di bidang pariwisata dan juga untuk yang lanjut usia.
Singkat cerita, kami mencoba mendaftar untuk Sinovac. Tapi tentunya belom dapat panggilan. Oh ya, di sini pendaftaran vaksin dilakukan secara online, dan situsnya terpusat dari pemerintah daerah.
Ternyata, ada jalur lain lagi untuk mendapat vaksin, yaitu jalur perusahaan. Untuk teknis mendapatkannya saya kurang tahu, tapi vaksin jenis Sinopharm ini didistribusikan untuk pegawai perusahaan. Saya cukup beruntung bisa mendapat bagian juga.
Contents
Persiapan Vaksin
Sejujurnya tidak ada persiapan khusus. Hidup seperti biasa, makan enak, tidur nyenyak dan ya tidak ada yang ekstra-ekstra juga. Satu-satunya yang tidak dilakukan cuma tidak ngopi di pagi hari sebelum berangkat ke tempat vaksin.
Di Thailand, memang ada anjuran untuk tidak minum teh, kopi ataupun alkohol sebelum vaksin selain istirahat yang cukup. Karena dari 3 minuman yang disebut kami hanya minum kopi, ya tidak apa sesekali berhenti ngopi di pagi hari.
Anjuran tidur 8 jam sebelum vaksin sayangnya tidak bisa dilakukan. Penyebabnya gabungan antara sedikit kebawa pikiran dan juga Joshua yang kebanyakan tidur siang sehingga tidak bisa tidur cepat dan berkali-kali mengganggu usaha tidur saya.
Persiapan lainnya, ya membawa identitas diri dan berangkat setelah sarapan dan mandi. Tidak lupa tentunya membawa masker. Tadinya mau pakai masker rangkap, tapi kok takut malah sesak napas ya. Jadi pakai masker yang biasa saja, tapi tidak dilepas sama sekali selama di sana.
Oh ya, karena kami divaksin pada hari yang sama, gak mungkin juga membawa anak-anak ke tempat vaksin. Untungnya, ada yang bisa datang ke rumah untuk menemani anak-anak selama kami pergi. Jadi, kami bisa pergi tanpa khawatir.
Ke Lokasi Vaksin
Tempat kami vaksin cukup dekat dari rumah. Lokasinya di rumah sakit yang dulu sangat dengan dengan tempat tinggal pertama kami di Chiang Mai.
Kami berangkat jam 9.15 an pagi, tidak sampai 5 menit, kami sudah tiba di rumah sakit dan mendapat parkir. Tapi karena hari itu ada 3 perusahaan yang mendapat giliran vaksin, ternyata tempatnya sudah ramai oleh orang dari perusahaan telekomunikasi yang cukup banyak pegawainya di Thailand.
Proses dari awal sampai akhir
Ketika kami datang, kami langsung menghubungi bagian penerimaan. Oh ya, ruang tunggunya dilakukan di halaman rumah sakit, jadi walau banyak orang, tempatnya terbuka tapi cukup teduh.
Setelah memberitahukan kami dari perusahaan mana. Kami memberikan kartu identitas. Mereka mencatat alamat dan nomor telepon.
Pemeriksaan awal
Kami mendapatkan nomor antrian dan diarahkan untuk ke meja selanjutnya untuk pemeriksaan awal.
Ada 2 hal yang ditanyakan dan 3 hal yang diukur. Untuk tinggi dan berat, mereka tidak mengukur lagi, hanya menanyakan saja ke kami. Lalu yang diukur adalah suhu badan, tekanan darah dan saturasi oksigen dalam darah.
Kami mendapat nomor antrian 95 dan 97 (nggak tahu kenapa dikasihnya nomor ganjil doang), dan saat itu yang dipanggil baru sekitar nomor 50 an.
Mendapat giliran
Sekitar jam 10 lebih kami dipanggil untuk masuk ke ruang vaksinasi. Lokasinya kali ini di dalam rumah sakit, di lantai 2. Dipanggilnya setiap 5 orang, jadi saya dan Joe masih barengan masuk ke area rumah sakitnya.
Selesai vaksin, kami disuruh menunggu sekitar 30 menit untuk diperiksa lagi dan diberikan kertas janji untuk vaksin dosis berikutnya.
Setelah divaksin, rasanya memang ada sedikit pegal di lengan kiri. Tapi bisa jadi karena saya merasa agak takut menggerakkannya malah jadi tambah pegal.
Pemeriksaan dan arahan sebelum pulang
Sekitar jam 11, kami di cek lagi tekanan darah, suhu tubuh dan saturasi oksigen. Selain itu juga ditanyakan apakah ada keluhan atau merasa kelainan. Karena semua normal, kami diijinkan pulang.
Kami tidak ada diberi obat apapun, hanya diberi pesan untuk persiapan dosis ke-2 sama seperti yang pertama untuk cukup istirahat dan jangan minum teh, kopi atau alkohol.
Oh ya, selama menunggu ada beberapa kali pengarahan. Antara lain jangan melakukan olahraga berat dulu. Lalu jika area suntikan membengkak, lakukan kompres dingin (jangan panas). Pakai es juga boleh, tapi jangan kontak langsung (es nya dibungkus kain dulu).
Selain itu juga diberi pengarahan kalau merasa demam, obat penurun panasnya parasetamol saja, jangan minum yang lain. Kalau ada sakit kepala yang tidak tertahankan, segera hubungi rumah sakit.
Kami diminta mengobservasi diri sendiri paling tidak sepanjang 48 sampai 72 jam ke depan.
Pulang ke rumah
Jam 11.30 kami sampai di rumah setelah mampir di 7 Eleven untuk membeli vitamin C, parasetamol dan sedikit cemilan.
Kami sebenarnya punya parasetamol di rumah. Tapi karena tidak yakin kapan tanggal kaduarsanya, untuk memastikan punya stok yang baru (dan tidak harus mencari lagi), kami memilih membeli lagi saja.
Sampai rumah, saya siapkan makan siang, dan kami makan siang seperti biasa. Setelah saya menulis sedikit draft ini sebelum lupa dengan cerita vaksin hari Minggu, lalu saya tidur siang. Lumayan bisa tidur siang, karena malam sebelumnya memang kurang tidur.
Efek vaksin sejauh ini
Sampai dengan kemarin malam, saya merasakan ada rasa pegal di lengan yang disuntik, tapi Joe tidak merasakan apa-apa. Tadi pagi ketika bangun, rasa sakitnya sudah tidak ada lagi.
Sebenarnya rasa sakit di lengan yang disuntik yang saya rasakan itu lebih kurang seperti rasa terbentur gagang pintu (mungkin kalau ada yang pernah mengalami tau rasanya). Jadi rasa sakitnya ada, tapi kita yakin kalau itu akan hilang sendiri.
Kemarin sore, kami minum kopi karena kepingin minum kopi, hehehe.. Kan anjurannya toh jangan minum kopi sebelum vaksin, tapi tidak apa-apa lah kalau setelah vaksin.
Kalaupun ada yang berbeda dari biasa yang kami konsumsi kemarin adalah, kami sengaja minum vitamin C dan makan bubur kacang hijau. Bukan karena lagi serasa di posyandu, tapi kami makan bubur kacang hijau karena kebetulan saja ada bubur kacang hijau, jadi ya dimakan lah. Oh iya, susu beruangnya juga kami minum sih penganti kopi siang.
Kemarin malam kami tidur seperti biasa (tidak terlalu awal, tapi juga tidak terlalu larut). Dan karena bangun agak kepagian saya berusaha tidur lagi dan akhirnya bangun kesiangan, hehehe..
Hari ini, kami di rumah saja, dan sejauh ini tidak ada demam yang dialami (dan semoga tetap begitu). Efek lain seperti ngantuk dan lapar yang berlebihan juga tidak kami alami. Mungkin juga kami makannya memang sudah cukup banyak ya.
Banyak yang bilang minum parasetamol sebelum demam terjadi. Tapi, karena setahu saya parasetamol itu sebenarnya obat pereda sakit (pain killer), kami memutuskan untuk tidak meminumnya kalau memang bisa tidur dengan nyenyak.
Dipikir-pikir, waktu bawa anak ke dokter untuk vaksin, saya tidak pernah sampai kepikiran atau khawatir anak merasa pegal di bekas suntikan. Kalaupun anak demam habis vaksinasi, ya katanya observasi cukup 1 x 24 jam saja.
Jadi merasa waktu dulu itu agak kurang fair sama anak pas nangis-nangis ga mau divaksin tetep aja dipegangin biar vaksin. Siapa sangka setelah dewasa begini saya harus mengalami divaksin lagi.
Penutup
Oh ya, vaksin dosis ke-2 akan diadakan sekitar 4 minggu dari sekarang, dijadwalkan tanggal 8 Agustus 2021 di rumah sakit yang sama.
Semoga semua yang sudah vaksin bisa mendapatkan imun dan berperan dalam memerangi pandemi yang tengah terjadi ini untuk membentuk herd immunity.
Kamu bagaimana cerita vaksinnya? Semoga kita semua sehat-sehat melewati pandemi ini ya.