Kisah Maria dan Marta, Memilih yang Esensial

Tulisan hari ini melanjutkan tentang Kisah Maria dan Marta dari tulisan di. Instagram. Saya upload dan salin ulang dari Instagram ke blog untuk memudahkan membacanya.

Pilihan Maria dan Pilihan Marta

Kenapa Maria yang dibilang pilihannya lebih benar daripada Marta? Kalau tidak ada yang masak, emangnya masakan bisa datang sendiri? Sekarang bisa sih pesen delivery hihihi.

Jadi Maria memilih untuk duduk dan mendengarkan perkataan Yesus, sedangkan Marta memilih untuk sibuk melayani. Asumsi saya, sibuk melayani ini dalam arti menjamu kalau tamu datang ke rumah, ya disiapin minuman dan makanan yang enak-enak.

Saya jadi bertanya-tanya, sebenernya bisa gak sih Marta ikut duduk dulu mendengarkan, lalu nanti bareng-bareng nyiapin makanannya. Kalau kerja bareng-bareng kan bisa lebih cepat tuh teorinya.

Tapi bisa dimengerti juga, terkadang kita tidak ingin mengecewakan tamu yang datang ke rumah, jadi kita berusaha memberikan yang terbaik dengan berusaha masak yang enak dan banyak. Padahal mungkin, masaknya tidak harus banyak juga, bisa aja masaknya secukupnya.

Saya tidak tahu situasi persisnya bagaimana menjamu tamu di masa Maria dan Marta ini, tapi coba ya kita bicara dengan kisah masa kini.

Menjamu Tamu ala Saya

Kami di sini termasuk jarang menerima tamu. Beberapa kali menerima tamu itu ya orang tua atau keluarga yang datang dari Indonesia. Atau beberapa kali juga menerima teman-teman sesama orang Indonesia di Chiang Mai.

Apakah saya selalu masak setiap ada tamu datang? Tentu tidak! Karena kalau yang datang adalah orang tua, maka orang tua kami yang akan masak, hahahaha. Saya kebagian cuci piring saja.

Kalau teman-teman yang datang, apakah saya akan masak? Nah, kalau acaranya memang acara makan bareng, ya saya masak sebagian, sebagian lagi tentunya makanan yang dibawa teman saya untuk dimakan bersama.

Lalu belakangan ini, setelah ada beberapa teman Indonesia yang membuka warung makanan Indonesia, makin sedikit hal yang harus saya masak sendiri, hehehe.

Yang penting dalam setiap pertemuan ada keakraban persaudaraan, dan semua tidak kelaparan. Tidak masalah kan siapa yang memasaknya.

Memilih yang Esensial

Dari kisah Maria dan Marta, sebenarnya penekanannya pada menentukan pilihan. Menjamu tamu memang penting, tapi sebenarnya ngobrol dengan tamu juga diperlukan. Apalagi kalau tamu super istimewa yang belum tentu datang lagi ke rumah.

Dari sekian banyak hal yang penting dan harus dikerjakan, pilih mana yang paling penting untuk dilakukan pada saat itu. Pilih yang esensial.

Kalau menurut KBBI, esensial artinya yang perlu sekali, yang mendasar dan hakiki. Pilih yang esensial artinya pilih yang menjadi kebutuhan dasar kita sebagai manusia.

Pilihan Maria untuk mendengarkan ajaran Yesus lebih esensial dibandingkan pilihan Marta untuk menyiapkan makanan untuk jasmani.

Memilih yang esensial ini tidak selalu mudah, karena kadang-kadang kita larut dengan kesibukan sampai lupa mana yang esensial dan mana yang tidak. Maunya sih semua diborong dikerjakan dan dituntaskan.

Masih banyak yang ingin dijadikan contoh, tapi sepertinya cukup dulu untuk hari ini supaya fokusnya tidak jadi bergeser ke kisah-kisah lainnya.

Kalau kalian kedatangan tamu istimewa, lebih sering jadi Marta atau Maria?

Penulis: Risna

https://googleaja.com

Satu tanggapan pada “Kisah Maria dan Marta, Memilih yang Esensial”

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.