Cerita Vaksin Covid-19 Minggu Ini

Setelah menunggu-nunggu, akhirnya anak-anak dapat vaksin juga hari ini. Kabar tentang ketersediaan vaksin covid-19 untuk anak usia 5-11 tahun ini sudah ada sejak Februari 2022. Akan tetapi, kami harus menunggu untuk sampai di Chiang Mai. Seperti biasa, prioritas di mulai dari ibukota, lalu lanjut diadakan berdasarkan sekolah-sekolah.

Karena kami homeschool, kami harus menunggu giliran vaksin tersedia untuk umum. Minggu lalu kami mendapat kabar kalau minggu ini, setelah Songkran, program vaksinasi untuk umum dibuka kembali dan termasuk untuk anak-anak yang tidak terdaftar ke sekolah manapun.

Kenapa kami memilih memvaksin anak?

Vaksin yang tersedia untuk rentang usia anak-anak di Thailand hanya ada 1 jenis, yaitu mRNA Pfizer, tentunya dengan dosis yang disesuaikan untuk anak-anak. Jadi sebenarnya tidak perlu pusing memilih-milih lagi.

Thailand sudah mulai sekolah tatap muka lagi sejak bulan Januari lalu, padahal program vaksinasi baru mulai sampai di Chiang Mai sekitar akhir Februari/ bulan Maret lalu. Hasilnya ya tentu saja, ada beberapa sekolah menerapkan sistem buka tutup, seperti halnya di Indonesia.

Setelah melihat tidak ada efek samping dari vaksinasi dibandingkan efek samping dari terkena Covid-19, kami memutuskan anak-anak lebih baik divaksin. Prinsipnya sama dengan vaksinasi lainnya yang kami berikan ke anak-anak, lebih baik mencegah daripada mengobati. Kami juga sadar, kalau vaksin itu suatu upaya pencegahan, seperti memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak. Akan tetapi, saat ini menjaga jarak itu agak semakin sulit dilakukan karena anak-anak butuh berkegiatan. Untuk menambah upaya mencegah, maka lebih baik divaksin toh.

Prosedur Vaksin di Chiang Mai

Sejak mengetahui akan ada vaksin untuk anak-anak umum, kami sudah merencanakan untuk membawa mereka. Tapi, kami juga sudah waktunya untuk vaksin booster lagi (setelah vaksin ke-3 di bulan Desember).

Sebenarnya sih, dulu saya pikir saya akan enggan berkali-kali di vaksin. Saya dulu berpikir, cukuplah 2 dosis saja. Akan tetapi, karena di sini dianjurkan untuk melengkapi pfizer 2 dosis, maka saya berubah pikiran dan mengikuti anjuran pemerintah. Toh, efek vaksin dosis ke-3 masih baik-baik saja.

Diputuskan kalau kami juga akan vaksin minggu ini, tapi kami tidak akan vaksin berbarengan dengan anak-anak. Walaupun sudah tau efeknya, tapi kan kita tidak pernah tau. Siapa tau ada yang berbeda.

Vaksin Pfizer dosis ke-2 untuk dewasa

Hari Selasa, Joe dan saya pergi ke rumah sakit yang lokasinya tidak jauh dari rumah. Kami membawa bukti vaksinasi sebelumnya selain passport.

Menunggu dipanggil cek temperatur

Prosesnya cukup cepat walaupun terlihat banyak orang. Kami mendapat nomor antrian 300-an. Jadi ketika datang, kami lapor akan vaksin dosis ke-4 yaitu melengkapi Pfizer dosis ke-2. Lalu kami diminta untuk isi formulir. Setelah isi fomulir, tidak lama nomor antrian kami sudah dipanggil untuk cek suhu tubuh. Tidak lebih dari 5 menit, kami sudah masuk untuk memastikan data kami benar, selanjutnya menunggu giliran untuk disuntik. Ada 4 orang yang menyuntik, jadi sebenarnya antriannya berjalan cukup cepat.

Selesai menerima vaksin, kami diminta menyerahkan dokumen kami untuk diupdate bukti vaksinasinya (tentunya sambil observasi gejala setelah vaksin). Total sejak datang, sampai pulang lagi kerumah, kami hanya butuh 2 jam. (Itupun sebelum pulang, kami masih menyempatkan diri lapor diri 90 hari ke Imigrasi dan mengambil bahan Kumon Jonathan.)

Vaksin Pfizer untuk anak usia 5 – 11 tahun

Kami membawa anak-anak vaksin hari Jumat karena hari Jumat adalah satu-satunya hari di mana anak-anak tidak ada kegiatan (selain Senin). Kami juga sengaja membereskan urusan kami vaksin terlebih dahulu, sebelum akhirnya membawa anak-anak.

Jadi hari Selasa, ketika kami vaksin, kami juga sekalian melihat situasi. Kira-kira bagaimana prosedur vaksin untuk anak-anak, dan apakah benar bisa datang walaupun bukan dari sekolah.

Prosesnya mudah dan cepat. Hari ini kami datang agak lebih pagi, tapi sepertinya banyak yang berpikiran sama dengan kami, apalagi hari ini adalah hari terakhir di minggu ini menerima vaksin. Parkiran penuh dan kami harus mencari tempat parkir di luar area rumah sakit.

Untungnya, tidak terlalu jauh dari sana, ada tempat parkir yang cukup leluasa. Daripada meninggalkan mobil parkir di pinggir jalan, kami memilih parkir di tempat yang memang jelas tempat parkir. Dari sana kami jalan bersama-sama kembali ke rumah sakit.

Tiba di sana, langsung mengambil formulir yang sudah ditempel nomor antrian. Sebelumnya petugas bertanya dulu apakah anak-anak sudah pernah menerima vaksin sebelumnya dan apakah pernah terkena covid sebelumnya. Setelah menjawab tidak, baru deh diberikan formulirnya. Sepertinya untuk yang sudah pernah kena, akan ada jarak waktu yang harus diperhatikan sebelum menerima vaksin.

Prosesnya hampir sama dengan yang kami lakukan di hari Selasa. Bedanya hari ini ada lebih banyak anak sekolah (berseragam sekolah), dan sesekali terdengar suara anak yang menjerit nangis-nangis ketika disuntik.

Menunggu giliran setelah cek temperatur

Setelah mengisi formulir, dipanggil untuk cek temperatur, lalu pengisian data ke komputer, kami menunggu giliran dipanggil untuk disuntik. Jonathan mulai gelisah, Joshua malah tenang saja.

Kami sempat khawatir kalau anak-anak akan menangis atau menjerit ketika disuntik. Tapi kami juga sudah berkali-kali memberitahukan kalau suntikannya tidak sakit kok. Petugasnya juga baik hati dan bilang seperti digigit semut saja. Untungnya, Jonathan berhasil diyakinkan kalau itu tidak sakit dan disuntik tanpa menangis. Jonathan yang tidak menangis membuat Joshua juga nggak takut dan tidak menangis.

Setidaknya, kalau sudah disuntik dosis pertama tidak menangis, harapannya dosis berikutnya nanti tidak perlu khawatir lagi. Karena mereka pasti merasa biasa saja (seperti kami juga akhirnya biasa saja pegal-pegal sedikit setelah suntik).

Hadiah Selesai Vaksinasi

Selesai vaksinasi, anak-anak duluan jalan ke mobil bareng Joe. Saya tinggal di sana menunggu dokumen untuk vaksin dosis ke-2. Jadwal antara vaksin pertama dan kedua sekitar 8 Minggu. Kami diminta datang membawa anak-anak lagi tanggal 20 Juni 2022.

Sementara saya menunggu dokumen, anak-anak dibelikan eskrim dan mereka makan eskrim di mobil. Anak-anak itu memang sederhana ya, dibelikan eskrim dari mini market juga bahagianya ga berbeda dengan dibelikan eskrim mahal sekalipun.

Efek vaksinasi

Sejauh ini, kami tanyakan apakah tangannya sakit? Mereka menjawab biasa saja. Kalau area yang disuntik disentuh, memang sakit, tapi sepertinya mereka bisa melakukan kegiatan seperti biasa.

Efek vaksinasi kami di hari Selasa juga biasa saja. Ada perasaan pegal-pegal dan agak kurang enak bada, tapi tidak sampai demam. Obatnya ya istirahat saja dan hari ini rasanya sudah normal. Oh ya, hari ini saya malah sakit kepala karena tadi pagi nggak sempat minum kopi, hehehe..

Semoga saja tetap tidak ada efek berarti setelah vaksinasi. Dan semoga saja imunnya terbentuk dengan baik untuk membantu melenyapkan virus Covid-19 dari muka bumi.

Penulis: Risna

https://googleaja.com

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.