Perjalanan pulang kali ini tidak lama, agak mendadak dan sengaja tidak kami umumkan ke banyak teman dan keluarga. Perjalanan ke Indonesia tahun lalu, terlalu banyak rencana, dan karena banyak sakit, malah tidak banyak yang terlaksana, jadi tahun ini rencananya sengaja tidak banyak.
Setelah masalah Visa kami beres yang diceritakan di perjalanan ke Bangkok, kami memutuskan segera pulang karena anak-anak akan mulai masuk group homeschool awal Agustus.
Contents
Bandara sudah penuh
Kami naik AirAsia transit di Bangkok, berangkat pada 26 Juli 2023. Sekarang ini bandara Chiang Mai sudah sering penuh, waktu kami berangkat, harus mengantri cukup lama.
Transit di Bangkok cukup mudah walau ada bagian yang agak membingungkan. Bandara Bangkok juga penuh, menunjukkan bahwa turis sudah normal lagi seperti pra prandemi. Kami berangkat siang hari dan sampai tengah malam.
Saya mendaftarkan IMEI tablet Android murah (kurang dari 100 USD) untuk melihat prosesnya seperti apa. Untuk saat ini, ternyata segala macam isian dan QR Code di web/aplikasi akhirnya diabaikan. Saya diminta menunjukkan device dan paspor saya, lalu dimasukkan infonya manual oleh petugas.
Hari pertama
Hari pertama saya mengurus update data di CIMB Niaga, diantar adik saya menggunakan mobil tua yang baru dibelinya untuk jadi bahan oprekannya.
Saat ini di Depok tidak lagi ada TV, jadi kami memutuskan membeli Smart TV murah. Dengan Indiehome yang sudah terinstall, masalah internet tahun lalu sudah terpecahkan.
Ngomong-ngomong soal internet, sekarang kami juga baru tahu bahwa ada paket TrueMove yang memungkinkan kami memakai internet 10GB dari provider Thailand selama 10 hari dengan hanya 399 THB. Jadi HP yang dari Thailand (yang IMEI-nya tidak terdaftar), tetap bisa dipakai di Indonesia dengan enak (tidak perlu tethering).
Bertemu Dea
Tahun 2017 saya mengunjungi Dea (sepupu Risna) di Belanda (posting yang ini), sedangkan Risna sudah lebih lama tidak bertemu dengan Dea. Setelah sekian tahun tidak bertemu, akhirnya mereka ketemu di Depok di Restoran Remboelan.
Setelah itu kami bersama berkunjung ke rumah orang tuanya Dea.
Mengunjungi Oma Inge
Di hari ketiga di Indonesia, kami bertemu Oma Inge di Kelapa Gading. Di sini saya menerima harddisk rusak yang recoverynya diceritakan di posting ini.
Mengunjungi Makam Eyang Girl
Di hari berikutnya, sekeluarga kami berangkat bersama mengunjungi makam Eyang Girl.
Makan-makan dan mengunjungi adik-adik
Selesai dari makam, kami makan bersama di restoran Lembur Kuring Cimanggis.
Lalu kami meneruskan main di rumah adik-adik, supaya anak-anak kenal dengan sepupu mereka.
Saya mendapatkan dua Pokemgon Go Plus+ yang baru dari adik saya yang baru kembali dari tugas singkat ke Amerika.
Naik Kereta Panorama ke Bandung
Anak-anak belum pernah kami ajak naik kereta ke Bandung. Jadi kali ini kami mau mencoba naik kereta panorama. Opung datang dari Medan dan sekalian bertemu di stasiun, ikut jalan-jalan dengan kami. Sebelumnya kami makan dulu di Bakmi GM stasiun.
Kereta Panoramanya cukup ok, tapi juga tidak luar biasa. Sepertinya cukup sekali naik ini. Masalah utamanya adalah perjalanan ke stasiun dari Depok makan waktu lama, lebih cepat naik mobil langsung ke Bandung.
Di Bandung
Tujuan utama ke Bandung adalah bertemu teman-teman di Bandung. Saya dan Risna bertemu teman-teman yang sudah lama tidak ditemui. Kami menginap di AirBNB di Jalan Sangkuriang dan beberapa kali ke NGOPIE DOELE untuk tempat pertemuan. Perubahan jalan sangkuriang ini luar biasa sejak terakhir saya ke sana belasan tahun yang lalu.
Kami juga sempat main cari jajanan di Simpang Dago, walau hasilnya ini membuat Jonathan sakit perut selama beberapa hari.
Kami kembali dengan travel point to point ke Depok.
Ketemu teman-teman Xynexis
Di hari sebelum pulang, saya bertemu dengan rekan-rekan pentest dari Xynexis.
Saya harus pergi sedikit lebih awal karena ada pertemuan lain, dan dari saran rekan-rekan, disarankan naik MRT. Bagus juga MRT di Jakarta.
Di Hotel Bandara
Supaya tidak buru-buru, seperti tahun sebelumnya, kami sekali lagi menginap di hotel bandara (Jakarta Airport Hotel).
Kami berangkat tidak terlalu pagi, jadi sempat makan di hotel.
Mampir Singapore
Ini benar-benar sekedar mampir supaya Jonathan bisa bilang bahwa sudah pernah ke Singapore. Sejak sebelum pandemi kami sudah menjanjikan ke Singapore, tapi belum kesampaian.
Proses imigrasi agak membingungkan, tadinya kami diarahkan ke biometrik, ternyata karena paspor kami paspor lama, diarahkan lagi ke antrian lain. Kami jadi khawatir apakah ketike keluar dari singapore akan butuh waktu lama di imigrasi.
Tadinya kami ingin mengambil tour gratis, tapi ternyata ini banyak sekali batasannya (hanya ada beberapa tour, waktunya terbatas, dsb). Jika ingin mengambil tour gratis, sebaiknya dipelajari dulu waktunya dan tujuannya.
Setelah itu kami makan malam di tempat makan dekat situ. Untungnya Jonathan sudah membaik dan tidak sakit perut lagi.
Berikutnya kami menginap di hotel di Changi. Hotelnya kecil dan cukup mahal. Tapi ini hotel terdekat yang ada, dan memang praktis untuk transit.
Di pagi hari kami agak bingung mencari terminalnya, tapi bisa ditemukan dengan cepat. Proses imigrasinya juga sangat cepat.
Kembali ke Chiang Mai
Untuk sarapan, Jonathan mau mencoba CHEF IN BOX di ruang tunggu bandara. Joshua hanya sarapan roti.
Menu yang dipilih: Macaroni and Chicken. Konsepnya bagus, tapi rasa makananya biasa saja.
Perjalanan berjalan lancar, kami mendarat di Chiang Mai sebelum jam makan siang, dan naik taksi pulang. Kami langsung menikmati makanan Thai untuk makan siang.
Perjalanan kali ini terasa singkat, mungkin kami akan pulang lagi tahun ini.