Setelah pulang dari berkemah di Doi Inthanon dan melihat bunga sakura Thailand yang bermekaran, kami menyusun rencana untuk pergi lagi ke Doi Pui. Mumpung sleeping bag sudah datang dan cukup untuk semua termasuk opung, dan udara masih dingin.
Bukan Pertama Kali ke Doi Pui
Di area perkemahan Doi Pui ini juga ada bunga sakura Thailand. Kami sudah pernah mengunjungi tempat ini ketika ingin melihat Sakura Thailand di tahun 2019.



Di tahun 2019, kami mengunjungi tempat ini dengan menyewa mobil dan supir. Waktu itu, misinya adalah membawa opung melihat bunga Sakura. Jadi buat mama saya, tempat ini juga sudah tidak asing lagi. Saya juga jadi menemukan kalau sejak tahun 2019, si bungsu udah pingin berkemah, ada fotonya dia masuk ke dalam tenda yang tersedia di sana.
Di tahun 2025 ini Joe yang menyetir mobil EV kami ke Doi Pui. Tadinya kami tidak ingat sama sekali kalau ternyata jalan ke lokasi perkemahan ini cukup bikin deg-degan. Jalannya sempit dan agak terjal. Setiap belokan kami perlu membunyikan klakson.
Area perkemahannya juga jauh ke bawah dari lokasi parkir mobil. Tapi memang pemandangannya lebih keren di tempat ini dibandingkan Doi Inthanon. Selanjutnya saya akan bercerita melalui foto-foto saja.









Masak-masak lebih terbatas
Berbeda dengan saat berkemah di Doi Inthanon, ternyata di lokasi ini ada lebih banyak pembatasan. Misalnya saja, di area tertentu saja yang boleh memasak sate bakar ataupun jagung bakar. Untuk area yang kami pilih, kami hanya boleh menyalakan kompor untuk rebusan dan tidak boleh grilling. Padahal teman kami sudah membawa lebih banyak perbekalan yang model dibakar.
Anak-anak juga jadi sedikit kecewa karena mereka juga tidak bisa memanggang marshmallow. Tapi ya terlepas dari itu, kami masih cukup menikmati berbagai makanan lain yang kami bawa seperti sebelumnya.

Di perkemahan Doi Pui ini, petugasnya juga agak lebih rajin patroli. Setelah jam 10 malam, lampu utama penerangan dimatikan, dan orang-orang ga boleh berisik lagi. Kalau masih mau berkegiatan di luar tenda, tidak boleh menggunakan lampu yang terang.
Ada beberapa kelompok yang masih ngobrol-ngobrol yang ditegur supaya jangan berisik.
Tidur Lebih Nyenyak
Dibandingkan ketika berkemah sebelumnya, kali ini saya tidur lebih nyenyak. Mungkin karena pengaruh sudah lelah juga naik turun tangga. Selain itu sleeping bag yang kami bawa kali ini cukup hangat dibandingkan sleeping bag yang disewa sebelumnya.
Kekurangan dari tempat ini adalah, karena konturnya tanah yang miring, sedikit banyak saya agak tergeser sendiri. Walaupun tadinya waktu mulai tidur, kepala dekat ke sisi atas tenda, tapi ya pada akhirnya kaki saya menyentuh ujung bawah tenda. Jadi seperti meluncur begitu. Tapi secara keseluruhan sih bisa tidur lebih nyenyak.
Kembali ke Chiang Mai Lebih Pagi
Karena mengingat jalanan yang sempit ketika naik, kami memutuskan untuk bergegas turun sebelum siang. Kami menghindari harus banyak berpapasan dengan mobil yang baru naik.

Selesai sarapan, kami berkemas bersiap pulang. Lumayan anak-anak ikut membantu membawa barang-barang naik ke atas beberapa kali. Karena walaupun bawaan relatif sudah dikurangi, tetap saja perlu memulangkan alas tidur yang dipinjam ke bagian atas perkemahan.
Oh ya, di tempat ini kami tidak menemukan tempat membuang sampah seperti di Doi Inthanon. Akhirnya sampah kami yang sebenarnya tidak terlalu banyak, dibawa pulang ke Chiang Mai oleh teman kami.
Mudah-mudahan menjelang musim dingin tahun 2025 ini, kami bisa lebih banyak lagi pergi berkemah. Tapi sepertinya kami akan memilih berkemah di Doi Inthanon saja daripada Doi Pui.