Hari minggu kemarin aku dan Risna mengikuti retreat katekisasi pra nikah untuk menutup sesi 8 minggu kelas katekisasi yang kami ikuti. Menurutku katekisasi ini sangat berguna sekali, dan aku cuma mau sharing apa aja yang dibagikan di situ.
Buat yang non Kristen, atau buat yang Kristen tapi di gerejanya nggak ada katekisasi pra nikah, ini penjelasan singkat: kelas katekisasi di GII Hok Im Tong diwajibkan untuk yang akan diberkati pernikahannya di sana, dan minimal harus diikuti 6 bulan sebelumnya.
Keluarga Risna inginnya kami nikah di Medan, jadi kelas itu cuma sekedar untuk menambah pengetahuan, dan menyiapkan diri menghadapi pernikahan.
Kelas ini membuat aku jadi berpikir banyak mengenai pertanyaan: “benarkah dia yang terbaik untukku dan aku mau menghabiskan sisa hidupku dengannya?”, dan “apakah aku sudah siap menikah?”.
Apa aja sih yang diajarin di kelas itu?
Konsep pernikahan Kristen
Pertama tentang konsep pernikahan Kristen itu sendiri seperti apa: bahwa itu mengenai memulai kehidupan baru (“Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging”, Kejadian 2:24), yang salah satunya mengimplikasikan bahwa seorang cowok dah harus siap nikah dan tidak lagi meminta support keluarga untuk menafkahi istri (ada ayat yg lebih eksplisit, lupa yang mana), dan juga mengimplikasikan bahwa masalah dalam keluarga sebaiknya tidak dibawa ke orang tua (pertama didoakan, di bawa ke pendeta, dst).
Lanjutkan membaca “Katekisasi Pranikah”